DTYT-Avoir du pot

6.4K 1.1K 385
                                    

Avoir du pot

to have some luck

2 bulan.

Sudah hampir 2 bulan lebih, Handjoko seperti hilang ditelan bumi. Pria itu tidak bisa ditemui di manapun, dia mendadak tidak lagi pernah berkunjung ke Indonesia, sosoknya tidak lagi pernah hadir di tengah kumpulan A-List, dan nomor telepon Handjoko yang juga tidak bisa dihubungi.

Upih menggigit kuku tangannya, matanya menatap lurus ke arah televisi yang sekarang menampilkan berita tentang A-List yang berkumpul lagi untuk menonton Wimbledon dan untuk pertama kalinya Handjoko hadir, duduk di antara sahabat-sahabatnya—tampak baik-baik saja.

"Duduk, Pik. Jangan mondar-mandir mulu, bikin orang yang liat pusing," komentar Sukma yang baru saja kembali dari area dapur untuk mengambil Chateau Ste—white wine pemberian orang tua Sukma untuknya—dan duduk di sofa setelah meletakkan wine white glass ke atas meja ruang tengah.

Tidak mendengarkan apa yang dikatakan Sukma, Upih masih berjalan mondar-mandir di depan televisi. "I was worried since he hadn't appeared anywhere. How come I'm even more anxious now that he's appeared?"

"Ya, karena selama dua bulan ini lo memang nyariin dia." Sukma bertanya balik, dia menuang white wine ke dalam kedua white wine glass di atas meja. "Lo udah pasti ngerasa gelisah, Pik. Consider this: for the past two months, your life has been a roller coaster. You know the hate comments you received, not just from Indonesians but also from Daher Reu, and the crap people said about you, all the way down to Handjoko, who suddenly became missing. You've been keeping things to yourself for too long."

Langkah Upih langsung terhenti, dia mencengkram rambutnya sambil memekik pelan. "Sumpah, Sukma... Rasanya kepala gue mau pecah... Gue merasa bersalah banget, tapi gue nggak bisa apa-apa. Frustrasi banget gue, Sukma," rengek Upih, kini wanita itu berjongkok di depan televisi.

"Wita sama yang lain belum mau bantu?" Sukma berdiri dari sofa, dia berjalan ke arah Upih dan mengangkat paksa lengan sahabatnya itu agar mau berdiri.

Bergerak lesu, Upih menggelengkan kepalanya. "It's not that they don't want to help me, but they say this is the best option because, from what I heard from Wita, Handjoko was handed a warning for the Instagram comment issue."

Helaan napas lain keluar dari bibir Sukma, ia tidak memberikan respons apa pun ketika membawa Upih duduk di sofa dan dia dikut duduk di sebelahnya. Tangan Sukma mengambil white wine glass di atas meja, lalu memberikannya ke tangan Upih secara paksa meski wanita itu tampak lesu—menyandarkan kepalanya di kepala sofa.

"Jujur, gue bingung harus ngerespons gimana soal masalah lo ini." Sukma akhirnya buka suara. "I don't want to criticize Handjoko because what he wrote in the Go Ladies Instagram comment is true, but I do wonder how he could be so careless with such a clear comment," katanya sambil menyesap white wine-nya.

Sukma saja bisa sebingung itu, apalagi Upih?

Even in her wildest dreams, Upih tidak pernah membayangkan kalau kejadian seperti apa yang terjadi dua bulan lalu bisa terjadi di hidupnya.

Kalau dipikir-pikir, sejak mengenal Handjoko kehidupan Upih jadi sulit ditebak.

Salah satunya, ya, seperti apa yang terjadi dua bulan lalu, tepat satu hari setelah Upih mengalami kecelakaan di lokasi syuting iklan Go Ladies. Mendadak, handphone Upih tidak berhenti berdering dari siang sampai malam. Upih jelas ingat, kalau hari itu dia memang beristirahat penuh di apartemennya karena Widya sudah mengosongkan jadwal Upih agar bisa memulihkan keadaannya.

DANCE TO YOUR TUNE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang