DTYT-L' amour donne des ailes

4.7K 1K 444
                                    

L' amour donne des ailes.

Love gives you wings.











Sebelum ini, mungkin Handjoko bisa dibilang menganggap skeptis soal cinta. Sedikitpun tidak pernah terlintas di benaknya untuk menjalin hubungan, yang dipikirkannya cuma pekerjaan dan pencapaian yang harus didapatkannya.

Pria itu punya pandangan kalau cinta bisa saja mengubah pencapaiannya dan mengacaukan pekerjaannya, tapi kenyataannya sekarang keduanya bisa berjalan bersisian ketika Handjoko menerima tawaran untuk menjalin hubungan bersama Upih.

Bahkan, tanpa keraguan sedikitpun, Handjoko memberikan wanita itu cincin 'pengikat' bahwa dia akan benar-benar menunggu Upih sebelum wanita itu pergi untuk menyembuhkan dirinya, untuk mencapai apa yang diinginkannya.

Bersama Upih, Handjoko tahu kalau cinta tidak melulu ketidakcocokan yang sempat dipikirkannya sebelumnya. Tapi, juga soal membuat semuanya cocok bersama-sama.

Handjoko memberikan kebebasan untuk Upih agar kekasihnya itu bisa melakukan semua hal yang dia inginkan tanpa merasa terbatasi di hubungan yang mereka jalani, persis seperti apa yang ingin dirasakannya setelah menjalin hubungan dengan Upih.

Mereka berdua sama-sama punya waktu untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan, tanpa takut merasa terbebani dengan hubungan yang sedang mereka jalani karena keduanya sama-sama punya pemikiran yang sama untuk mendukung satu sama lain.

Sama seperti apa yang pria itu rasakan sekarang ketika melihat foto Upih bersama beberapa rekan aktor di salah satu project salah satu universitas di Argentina. Kekasihnya itu mengatakan kalau dia dimintai tolong untuk membintangi short film garapan anak-anak kuliahan yang tidak sengaja ia temui di salah satu bar yang dikunjunginya.

Senyum Handjoko refleks terulas saat tangannya bergerak men-zoom layar tepat ke wajah Upih yang bersinar cerah—tampak tersenyum lebar—sambil memeluk bahu teman project short film yang berdiri bersisian dengannya.

"Jadwal Bapak ke Jakarta dimajukan sore nanti, Pak, karena Bapak Anang dan Bapak Adji berniat untuk menemui Bapak Presiden atas undangan makan malam yang mereka terima."

Fokus Handjoko langsung pecah, dia mengalihkan tatapannya dari MacBook di atas meja yang tadi menjadi pusat perhatiannya. "Nanti sore?" Darma mengangguk sekali. "Undangannya mendadak?" tanyanya lagi.

"Dewan Kerajaan memberikan perintah penolakan undangan, tapi sampai sekarang keluarga Aryaguna belum memberikan respons apa pun ke pihak kerajaan. Jadi, saya pikir sudah pasti keluarga Aryaguna akan memenuhi undangan Bapak Presiden—"

"Mereka kenapa mulai berulah lagi?" Raut wajah Handjoko kelihatan mengeras. "Apa Pangeran Martaka tahu?"

Kepala Darma bergerak mengangguk pelan, "Sudah, Pak. Dan Pangeran Martaka menyampaikan pesan juga kalau Bapak dimohon datang ke Jakarta untuk mendampingi Bapak Anang dan Bapak Adji kalau benar mereka berdua benar-benar menghadiri undangan makan malam di Jakarta hari ini," jelasnya sambil menundukkan kepala.

Ya, sudah seharusnya Handjoko khawatir dan merasa tidak biasa karena akhir-akhir ini keluarga Aryaguna bisa dibilang cukup tenang ketika banyak sekali kritikan yang mengarah dari masyarakat Daher Reu dan Indonesia ke mereka karena keluarga mereka disalahkan akibat dari belum adanya persetujuan dari keluarga Aryaguna soal izin bandara Daher Reu atas kunjungan bebas antara Indonesia dan Daher Reu sebagai satu langkah terakhir untuk memantapkan hubungan bilateral antara dua negara itu.

"What else do they want to do?" Bersamaan dengan gumaman Handjoko barusan, ruang kerjanya di Gedung Kebesaran mendadak terbuka lebar dan sosok Mas Harjuna dan Raden Kacaya masuk tanpa sapaan dengan wajah menggelap muram.

DANCE TO YOUR TUNE (COMPLETED)Where stories live. Discover now