DTYT-Mettre de l'huile sur le feu

4.5K 1K 530
                                    

Mettre de l'huile sur le feu.

To add oil to the fire.





Sometimes things need to be done unexpectedly. Things that have been planned do not always turn out as expected. Sometimes things that are not supposed to happen happen unexpectedly for one or two unknown causes.

Handjoko sendiri percaya kalau ada beberapa hal yang terjadi memang sudah seharusnya terjadi, mau direncanakan sematang apa pun—kalau memang sudah ditakdirkan untuk terjadi, maka tidak akan yang bisa menghentikannya.

Sebenarnya, sudah ada beberapa rencana yang Handjoko dan timnya pikirkan secara matang-matang. Ia tahu kalau masalah ini harus disusun secara rapi dan matang agar semuanya bisa terselesaikan tanpa adanya gangguan. Bisa dibilang, Handjoko dan seluruh timnya membutuhkan waktu yang cukup lama sampai akhirnya mereka bisa menemukan beberapa rencana yang akan digunakan untuk melawan Oliver dan menjadikannya tersangka utama dibalik permasalahan yang terjadi di kehidupan Upih dan Handjoko akhir-akhir ini.

Tapi, rencana itu terpaksa dilakukan sebelum timing yang pas—yang sudah direncanakan Handjoko sebelumnya.

Mata Handjoko sejak tadi tidak melepaskan fokusnya dari sosok Darma yang duduk di seberangnya, pria itu kelihatan begitu fokus memperhatikan iPad yang ada di tangannya. Ia mungkin sedang meneliti soal penilaian dan pandangan beberapa pengguna sosial media setelah mereka mengeluarkan beberapa berita—bukan lagi rumor—tentang sosok Oliver yang sebenarnya.

Setelah membicarakannya bersama Upih dan keluarganya juga seluruh timnya, Handjoko memutuskan untuk mengeluarkan pemberitaan termasuk pernyataan soal kekerasan yang pernah dialami Upih dan Bella selama menjalin hubungan bersama Oliver.

Handjoko menghela napasnya panjang dan perlahan, dia masih ingat tentang pembicaraannya bersama Upih terkait masalah ini. Meski wanita itu menyetujui, Handjoko tahu kalau Upih belum siap.

Tanpa perlu penjelasan, Handjoko tahu seberapa sulitnya posisi Upih dan Bella untuk memberikan pernyataan termasuk mengakui kekerasan yang pernah mereka alami. Daripada simpati, Upih justru memikirkan banyaknya orang yang akan menyalahkannya nantinya dan itu yang membuat kekasih Handjoko itu merasa berat.









"Kejadiannya sudah lama, 'kan, Mas. Aku takut orang bakal berpikir macam-macam, menyalahkanku misal?"

Kening Handjoko mengerut dalam, "Menyalahkan kamu? Kamu korban di sini, loh?" tanyanya balik, merasa heran karena Upih bisa berpikir seperti itu.

"There will undoubtedly be some who buy it, and that honestly scares me." Upih mengucap pelan. "They'll probably blame my silence, believe I'm stupid for not fighting back, or think the media is covering it because I want to bring Oliver down, and so on—"

Dada Handjoko terasa sesak, bukan cuma karena ini pertama kalinya dia mendapati sosok Upih yang serapuh ini tapi juga soal beban pikiran yang harus ditanggung kekasihnya sendirian selama ini. "Pasti akan ada orang yang berpikir seperti itu," potong Handjoko cepat, memberikan gambaran nyata soal masalah yang akan mereka hadapi. "Tapi, akan jauh lebih banyak orang yang mengerti kesulitan dan posisimu," sambung Handjoko berusaha menenangkan Upih yang gelisah.

Kepala wanita itu terangkat, menatap lurus ke arahnya. "This is what I was frightened of from the start. This is why I felt that remaining quiet was preferable to making a huge deal out of it. I was scared that the people around me would be troubled as well and that this problem might affect them." Kedua mata Upih kelihatan berkaca-kaca, membuat sesak di dada Handjoko semakin terasa. "Makanya, aku merasa lugu karena lega Oliver nggak pernah macam-macam selama ini karena aku nggak mau semuanya berubah sebegini besarnya. Aku benci karena dia nggak tahu diri, he should simply shut up and thank me for not filing a lawsuit over the abuse I endured during my relationship with him—"

DANCE TO YOUR TUNE (COMPLETED)Where stories live. Discover now