Chapter 1

29K 2.1K 23
                                    

"Dari mana saja kamu Prilly?" suara yang menggema di ruang tengah kediaman Farcanta itu menghentikan langkah seorang gadis yang hendak menuju kamarnya.

"Eh Papa.. Papa kok udah pulang?" Prilly menghampiri dan mencium punggung tangan Papa nya.

"Jangan mencoba mengalihkan pembicaraan Papa..!" balas Dirga.

Priska yang berada di samping Dirga hanya bisa mengusap lengan suaminya menyalurkan kesabaran.

"Tenang, Pa.. Prilly, jawab pertanyaan Papa mu itu.." Priska menatap putri semata wayangnya penuh harap.

Prilly mengigit bibir bawahnya gusar tak menyangka Papa nya akan pulang hari ini karena Dirga seharusnya memang baru pulang dari Surabaya esok malam.

"Eng..."

"Apa kamu pergi sama Davi lagi..?!"

Prilly mengangguk lemah. Menduduk tak berani menatap Papa nya.

"Sudah berkali-kali Papa bilang dia itu bukan pria yang baik Prilly!!!"

"Tapi Davi itu pacar Prilly Pa..!" Prilly memberanikan diri angkat suara. Air mata menggenang di pelupuk mata gadis itu.

"Kalau begitu ajak dia bertemu Papa di Cafe kita besok jam empat sore."

"Tapi Pa..."

"Temui Papa besok dengannya atau putuskan dia detik ini juga..!"

Prilly berlari menuju kamarnya setelah mendengar bentakan Dirga. Menumpahkan tangis yang sedari tadi ia tahan.

Prilly POV

Aku tak habis pikir dengan Papa. Mengapa ia sama sekali tak bisa mempercayai Davi? Aku tau Davi orang yang baik tapi kenapa Papa tak menyetujui hubunganku dengannya? Sudah kesekian kalinya kami berdebat tentang itu. Terulang lagi kemarin.

Aku yang baru saja pulang langsung dikejutkan dengan suara Papa yang menginterogasi. Jujur saja aku memang sangat terkejut pasalnya Papa bilang akan pulang hari ini, tanggal delapan. Tapi kemarin ternyata Papa sudah ada di rumah. Apa ia sengaja mengerjaiku? Uuh!

Dan saat ini aku sedang berada di kantor Davi. Aku memang sengaja tak memberi tahukan kedatanganku sebelumnya. Biar surprise saja. Karyawan dan karyawati di kantor ini hampir semuanya telah mengenalku, terlebih karena nama Farcanta yang menyangkut di namaku dan juga statusku yang adalah kekasih dari Davi sehingga aku mudah saja jika ingin bertemu Davi di kantornya.

Tok tok tok..

Aku mengetuk pintu ruangan Davi.

Tak ada jawaban.

Aku mengetuk sekali lagi dan sekali lagi pula tak mendapat jawaban. Karena jengah aku pun langsung saja membuka kenop pintu dan..

WHAT..! IS THAT TRUE?!

Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Davi sedang memangku Dewi, sekretarisnya yang selama ini kukenal. Dewi mengalungkan tangannya mesra di leher Davi. Mereka bertatapan belum menyadari keberadaanku.

"Eheemm..!"

"Prilly..?" Dewi segera beranjak dari pangkuan Davi dan Davi berdiri menghampiriku dengan wajah nya yang sok innocent itu. Memuakkan!

Jika kalian berpikir saat ini aku menangis atau menatap nanar kedua pasangan di hadapanku maka kalian salah besar. Mataku menyala marah tak ada air mata sedikitpun yang menggenang, bibirku terkatup rapat. Takkan mereka lihat aku menangis disini. Tidak. Tidak sekarang.

Plakk Plakk

Kulayangkan tamparan untuk Davi dan Dewi. Dewi.. gadis itu berani-berani nya melakukan ini semua padaku padahal selama ini aku pikir ia adalah teman yang cukup baik.

Cupcake LoveWhere stories live. Discover now