Chapter 12

17.6K 1.5K 9
                                    

Prilly melangkah ragu-ragu menuju air mancur Taman Mawar. Tepat seperti yang dikatakan si pengirim pesan dengan private number tadi.

Dan hebatnya adalah, air mancur taman ini sedang dalam keadaan sepi. Menambah ketakutan dalam diri Prilly.

Bagaimana tidak? Ia tak tau siapa pengirim pesan itu, apa Prilly mengenalnya atau tidak. Kedua, Prilly harus datang ke tempat itu sendirian. Padahal tadi Pak Oki, supir Prilly sudah menawarkan diri untuk mengantar Prilly namun Prilly memilih pergi dengan taksi agar tak menimbulkan kecurigaan. Dan sekarang, Prilly benar-benar takut.

Ia telah sampai di air mancur. Namun tak ada tanda-tanda kehadiran orang lain di situ.

'Tadi katanya mau ketemu disini. Tapi malah nggak ada. Uuhh' Prilly mulai menggerutu sebal.

Prilly melirik jam tangannya. Sudah jam tiga tepat. Bukankah itu waktu yang ditentukan si pengirim pesan tadi? Dan sekarang dimana dia?

'Apa jangan-jangan aku cuma dikerjai? Hih.. salahku juga tadi langsung percaya sama sms nggak jelas kayak gitu..' Sekali lagi Prilly mengedarkan pandangannya ke area sekitar air mancur itu. Tak ada orang kecuali...

'Apa bapak itu orangnya?' Prilly melihat seorang pria yang ia perkirakan umurnya tak jauh berbeda dari Papa nya. Pria dengan stelan jas itu sedang berjalan ke arah air mancur. Lagaknya seperti mencari seseorang.

Tangan Prilly yang semula hanya diam saja menjadi meremas bagian bawah jaket jeans yang ia kenakan. Seketika ia merasakan takut yang luar biasa. Takut jika pria itu adalah pria yang mengirimkan sms padanya tadi. Dan juga takut apabila pria itu adalah... Tomi Harzell, Papa Ali.

Ya walaupun Tomi Harzell adalah pengusaha tersohor namun Prilly yang sebelumnya acuh pada sekitarnya sama sekali belum pernah melihat wajah pria itu. Cukup bagi Prilly untuk mengetahui Tomi sebagai pengusaha hebat dan terkenal dengan banyak anak buah yang mendampinginya.

Tak menutup kemungkinan bahwa pria berjas itu adalah Papa Ali.
Tapi apa dia yang mengirim pesan untuk Prilly tadi? Benarkah dia dalang dibalik kejadian yang menimpa Ali di Cafe pagi tadi? Rasanya sulit dipercaya.

Prilly terus memantau gerak-gerik pria yang berjarak beberapa meter darinya itu dengan sedikit menunduk takut.

Tak lama kemudian seorang wanita yang menggandeng anak laki-laki menghampiri pria itu. Si pria berjas menepuk pundak anak laki-laki itu sambil tertawa entah karena apa. Tampaknya mereka adalah keluarga. Kemudian mereka bertiga berjalan ke mobil yang terparkir di dekat Taman Mawar lalu meninggalkan tempat itu.

Prilly menghela nafas lega. Ternyata pria tadi bukanlah Papa Ali. Bukan juga orang yang ingin menemui Prilly.

Seulas senyum menghiasi wajah ayu Prilly. Tak seharusnya ia berpikir yang macam-macam.

'Mungkin yang sms tadi cuma orang iseng..'

Prilly mulai melangkah hendak meninggalkan tempat itu.

"Prill.." suara yang berasal dari belakang Prilly berhasil membuat gadis itu menegang seketika. Langkahnya terhenti.

Prilly POV

Huh. Hampir saja aku berprasangka buruk pada Papa Ali. Kukira pria berjas itu tadi adalah seorang Tomi Harzell. Ternyata bukan. Dia hanyalah seorang bapak yang menjemput istri dan anaknya.

Entahlah. Akhir-akhir ini pikiranku kacau. Selalu dihantui oleh rasa takut kehilangan Ali. Hingga aku bisa berpikiran bahwa Papa Ali adalah dalang dibalik semua ini. Tak mungkin kan? Aku memang bodoh. Mana ada ayah yang ingin melukai putranya sendiri?

Cupcake LoveWhere stories live. Discover now