Chapter 16

17.8K 1.8K 54
                                    

Mata Prilly tertuju pada Chef Reza yang sedang berkutat dengan alat-alat memasaknya.

Untuk sementara waktu, Reza menggantikan posisi Ali. Sedangkan Chef baru yang sebenarnya dipekerjakan oleh Dirga untuk menggantikan Ali justru menggantikan Reza. Prilly yang memintanya pada Dirga.
Prilly tak mau sembarangan orang masuk ke dalam Cake's Room. Tempat yang spesial baginya dan Ali.

Ya. Prilly memang belum lelah mengunjungi Cake's Room tiap harinya. Masih dengan keyakinan dan harapan yang sama.

Gadis itu terus memandangi gerak-gerik Reza padahal pikirannya melayang dipenuhi bayang-bayang seorang Head Chef yang hingga detik ini tak terdengar kabarnya. Siapa lagi kalau bukan Ali.

Suara pintu yang dibuka memaksa Reza maupun Prilly untuk menoleh ke belakang. Melihat sosok yang muncul dari balik pintu tersebut.

Prilly bangkit dari duduknya. Ia menutup mulutnya tak percaya. Tubuhnya menegang seketika melihat pria yang ia rindukan berdiri di hadapannya kini.

"A.. Ali..?"

Reza pun sama dengan Prilly. Tak kalah terkejut melihat Ali yang datang ke Cake's Room walau penampilannya berbeda saat ini.

Ali mengenakan kaus berkerah berwarna merah dengan bawahan celana jeans. Tidak seperti biasanya yang mengenakan jas merah Far's Cafe.

Reza yang dengan mudah membaca situasi, memutuskan untuk menghentikan pekerjaannya dan meninggalkan Cake's Room.

Lelaki berlesung pipi itu tahu bahwa Ali dan Prilly sedang membutuhkan waktu berdua walau sebenarnya beribu pertanyaan siap dilontarkan Reza untuk Ali.

Beruntung saat ini tak ada pelanggan yang memesan kue-kue an. Semua pesanan kue sudah dipenuhi sehingga Reza tak perlu mencemaskan pelanggan apabila ia meninggalkan Cake's Room.

"Ali.." air mata yang menggenang di pelupuk mata Prilly perlahan meleleh.

Ali mengalihkan pandangannya. Ia berjalan menuju meja kerja kemudian mengambil sebuah cupcake yang masih polos belum diberi icing cream. Cupcake buatan Reza yang masih polos.

Dengan telaten Ali mengambil beberapa pipping bag berisi cream yang sudah diberi pewarna kemudian menghias kue yang masih polos tersebut. Seakan Ali tak melihat keberadaan Prilly.

Prilly yang masih tak mengerti hanya mengekor setiap langkah Ali dengan diiringi tangisnya.

Prilly tak tahu bahwa Ali yang membelakangi nya sedang melakukan hal yang sama. Menangis dalam diam.

Prilly POV

Haruskah aku senang?
Haruskah aku sedih?

Ali sudah ada di hadapanku sekarang. Bukankah harusnya aku senang?

Tapi dengan melihat nya tak memakai jas Chef merah Far's Cafe membuatku mengerti bahwa sesuatu yang mungkin tak baik sedang terjadi.

Bibirku hanya bisa menggumamkan namanya. Kedua mataku sudah berubah menjadi mata air yang meluncurkan bulir-bulir kristal. Bahkan untuk memeluknya pun rasanya aku tak sanggup.

Ali berdiri di hadapanku namun matanya tak menatapku. Apa ia marah padaku? Apa aku membuat kesalahan?

Aku melihat dari ekor mataku bahwa Reza perlahan meninggalkan Cake's Room. Dia tahu aku dan Ali butuh waktu untuk bicara empat mata.

Ali masih tak mau menatapku.

Perlahan ia berjalan menuju meja kerja tempat ia biasa berkutat. Rasanya sudah lama sekali tak melihatnya disana. Dan sekarang, Ali berada di sana dengan tidak memakai jas Chef nya. Tampak aneh.

Cupcake LoveWhere stories live. Discover now