Chapter 20

24.7K 1.7K 12
                                    

Ali POV

"Langsung naik ke kamarnya aja, Li.. Prilly nya masih tidur.." begitu yang dikatakan oleh Tante Priska, Mama Prilly. Calon Mama mertuaku. Haha bolehkah aku katakan seperti itu?

Ya. Setelah pengakuan Papa dan Papa Prilly yang mengguncang dunia kemarin, Papa memperbolehkanku untuk keluar rumah.

Tentu saja tujuan pertamaku adalah rumah Prilly.

Dan ini pertama kalinya aku masuk ke dalam rumahnya.
Bukan tanpa alasan, aku datang ke rumah Prilly pagi ini karena ucapan Papa yang cukup membuatku terkejut saat bangun tidur tadi. Bagaimana tidak? Papa bilang bahwa pernikahanku dengan Prilly akan diadakan dua minggu lagi.

Mencengangkan bukan?
Tapi aku senang. Itu artinya tak lama lagi aku akan mengikat Prilly secara sah. Prilly akan menjadi istriku. Hal yang dulu hanya ada dalam bayang-bayang anganku saja.

Aku mengangguk.

"Baik, Tante.."

"Loh kok manggilnya Tante sih? Bentar lagi jadi Mama kamu lho..." goda Tante Priska membuatku menggaruk kepala sembari tersenyum salah tingkah.

"Eh, i-iya, Ma.." balasku terbata. Aku memang harus terbiasa memanggil Tante Priska dengan sebutan Mama.

"Yaudah, buru gih.. keburu butik nya rame.."

Nah, satu lagi yang perlu kuberitahukan. Alasan utamaku datang ke rumah Prilly saat ini adalah untuk mengajaknya memilih pakaian yang akan kami kenakan di acara pernikahan kami nanti.

Mama bilang, Mama mertua alias Mama Prilly sudah menghubungi pemilik butik andalannya. Ya sudah, aku menurut saja.

Mama Prilly membiarkanku menaiki satu persatu anak tangga.

Tak butuh waktu lama bagiku untuk menemukan kamar Prilly. Bagaimana aku bisa tahu? Karena aku melihat pintu yang ditempeli stiker-stiker Doraemon, tokoh kartun kesayangan Prilly.

Tok tok tok..

Aku memilih untuk mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tak ada jawaban.

"Prill?"

"Prilly.. ini aku, sayang.. Ali.."

Masih hening. Sepertinya benar kata Mama Priska, Prilly masih tidur.

Aku menghela nafas sambil melirik arloji di tanganku.

Jam sembilan pagi, dan seorang anak gadis masih bergumul di kasur.

Memang perempuan istimewa, batinku.

Perlahan kubuka pintu yang tak terkunci itu. Dan benar.

Malaikat cantik yang katanya galak itu masih setia menutup mata di kasurnya. Badan mungilnya tertutup bed cover bergambar Doraemon sebatas perutnya.

Aku melangkah masuk sembari menahan tawa karena melihat pernak-pernik Doraemon yang memenuhi ruangan bercat biru muda ini. Bagaimana bisa gadis galak seperti dia menyukai hal-hal semacam Doraemon hingga separah itu.

Tubuhnya masih tak bergerak bahkan saat aku mengambil posisi duduk di pinggir kasurnya. Kupandangi lekat-lekat wajah polosnya yang mungkin hanya dapat kulihat saat ia tertidur. Cantik.

Betapa bahagianya aku nanti saat setiap pagi melihat wajah itu terbangun di sebelahku.

"Prilly.." panggilku dengan suara kecil sambil menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah nya.

Tak ada respon selain tubuhnya yang menggeliat sebentar.

"Heiii.. sayang.. bangun.." kelopak matanya mulai terbuka ketika ibu jariku mengusap lembut pipinya.

Cupcake LoveWhere stories live. Discover now