Chapter 7

20.9K 1.7K 14
                                    

Prilly mematut dirinya di depan cermin. Tersenyum manis melihat bayangannya sendiri. Dress putih selutut berhias bunga-bunga kecil dibagian bawahnya terkesan santai namun tetap menambah aura anggun seorang Prilly Farcanta. Rambut sebahu nya ia biarkan tergerai bebas. Wajahnya tak menor. Hanya Prilly beri sentuhan bedak bayi, serta lip gloss pink di bibirnya.

"Udah siap..!" pekiknya pada diri sendiri.

Hari ini ia merasa bersemangat sekali pergi ke Cafe, selain untuk makan cupcake, tentu saja untuk bertemu Chef kesayangannya, Ali. Walau hatinya masih sedikit kecewa karena Ali hanya menganggapnya sahabat, tak lebih.

"Aduh anak mama udah cantik dan rapi gini mau kemana..?" tanya Priska saat melihat putrinya menuruni tangga berjalan ke arahnya.

"Mau ke Cafe, Ma!" jawab Prilly semangat.

Priska hanya melempar senyum penuh arti pada Dirga yang berdiri disampingnya.

"Papa mau ke kantor, Prilly mau bareng Papa nggak?" tawar Dirga yang telah bersiap-siap hendak berangkat kerja.

"Prilly bawa mobil sendiri aja, Pa.."

"Yaudah kalo gitu Papa berangkat dulu ya, Ma, Prill.." Priska pun mencium punggung tangan suaminya begitu juga Prilly yang melakukan hal serupa pada Dirga.

"Yaudah deh, Ma.. Prilly juga berangkat sekarang aja... udah kangen.." Prilly menggumamkan pelan dua kata terakhir yang ia ucapkan namun Priska masih mendengarnya.

"Kangen sama siapa, sayang?" Priska menatap putrinya pura-pura penasaran.

"Eh.. ngg.." Prilly gelagapan bingung menjawab apa.

"Kangen sama Ali ya, Prill..?" goda Priska tepat sasaran.

"Ap-apaan sih, Mam.. Prilly sama Ali tuh cuma sahabatan, nggak lebih.."

"Ati-ati sahabat jadi cinta lho.." Priska lagi-lagi tepat sasaran.

'Emang udah cinta, Ma..' batin Prilly.

"Ah Mama ngomongnya nggak jelas mulu deh kalo udah bahas Ali... udah ya Ma.. Prilly mau berangkat duluu..." Prilly mencium punggung tangan dan kedua pipi Mama nya.

"Salam buat Chef Ali.." Priska masih belum puas menggoda putrinya ternyata.

Prilly memutar bola matanya malas.

"Hmm.."

***

Prilly berlari-lari kecil dari parkiran Cafe, tampak tak sabar ingin bertemu Ali serta melahap cupcake buatan Head Chef itu yang sudah pasti lezat. Ia membuka pintu pantry kemudian langsung menuju Cake's Room setelah sebelumnya menyapa Chef dan pelayan yang ia temui.

'Ali..'

Prilly merasa kedua matanya memanas siap melelehkan cairan bening. Hati nya pedih, tenggorokannya tercekat. Bagaimana tidak? Celah kecil dari pintu Cake's Room yang tidak tertutup rapat membuat Prilly dapat mengintip apa yang terjadi di dalam tanpa harus mengeluarkan bunyi khas pintu yang dibuka.

Dan hal itu lah yang membuat Prilly dengan mata kepala nya sendiri melihat bahwa di dalam ada seorang wanita cantik, berpostur tinggi langsing, sedang memeluk Ali dari belakang. Posisi Ali dan wanita itu membelakangi Prilly sehingga mereka tak menyadari kehadiran putri dari pemilik Cafe tersebut.

Prilly membalikkan badan seketika dan tak sengaja menyenggol seorang pelayan yang membawa nampan besi sehingga terdengar bunyi bising yang berasal dari nampan yang jatuh tersebut

"Ma-Maaf.." lirih Prilly pada si pelayan kemudian melenggang pergi dengan keadaan yang kacau. Ia berlari namun ia tak fokus pada apa yang ada di depannya sehingga beberapa orang tak sengaja ditabrak gadis itu. Kepala perempuan itu tertunduk menutupi kerapuhannya, tak seperti Prilly Farcanta yang biasanya.

Cupcake LoveWhere stories live. Discover now