Fourteen

13.4K 1K 29
                                    

Yuna's POV

"SURPRISE ...," teriak Winda, Marsha, Divo, Evna, Dera dan ... Gad-ha(?) Aku mematung di depan pintu rumah Dera. Kakiku hendak melangkah mundur, namun Erno yang tepat berada di belakangku menahan dan mendorongku untuk masuk.

Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday happy birthday
Happy birtdhay to you

Aku dibuat bingung dengan apa yang terjadi di hadapanku saat ini. Oke ini bulan Oktober tapi, belum tanggal 25 deh. But wait ... sepertinya aku harus memastikan dengan melihat ponselku.

Aku meraba kantong celana mencari ponsel untuk melihat tanggal dan ternyata betapa terkejutnya aku sekarang memang tanggal 25 Oktober. O my-god. Beneran ini tanggal 25?

"AH SHITTTT! GUE LUPA, KALAU GUE ULANG TAHUN!" teriakku jengkel.

"Ih luuu syok kek syok! Bukannya syok, ini malah histeris gak karuan," rutuk Marsha.

Evna membawa kue yang berhiaskan buah ceri dan coklat yang begitu cantik dengan lilin yang berangka sembilan belas di atasnya. "Ni, tiup dulu!" perintah Evna.

Aku kebingungan dan hendk menuruti perintah Evna dengan meniup lilin. Namun, dengan cepat Winda menghalangi. "Eitzz, make a wish dulu, Yun. Semangat banget sih lu," ucap Winda.

Aku menggaruk kepala dengan kikuk, setelah itu memejamkan mata untuk make a wish.

'Gue harap permainan ini belum berakhir dan gue harap, gue bisa menyelesaikannya sampai akhir.' Ntah mengapa ada pikiran jahat yang melintas dipikiranku setelah semua yang mereka berikan ini.

•••

"Sekarang JE-LA-SIN! " perintahku tegas ke enam sahabatku plus Gadha yang juga turut serta.

Marsha dan Evna saling melirik satu sama lain. Sedangkan Erno dan Divo pura-pura tidak mendengarkan, dengan saling bercengkrama. Lalu Winda sibuk menelpon pacarnya. Dan Dera dan Gadha sibuk bermesraan.

Oke, fine! Mereka begitu menyebalkan.

Dengan sebal, aku yang dicuekin melempar satu persatu mereka dengan bantal sofa. Itu berasil, karna telah membuat mereka semua menatap kearahku sekarang.

"Jelasin Div!" Erno menyenggol bahu Divo.

Divo langsung menatap Erno dengan tajam.

"Ogah, lu aja—"

"Oke gua yang jelasin," potong Winda.

Flashback

Author POV

Winda, Dera, Marsha dan Divo sedang berada dirumah Marsha membicarakan ulang tahun Yuna yang menghitung minggu.

"So, apa rencananya?" tanya Dera.

Winda berfikir keras sedangkan Marsha dan Divo sibuk dengan smartphone mereka masing masing.

"WOI!" teriak Dera.

Marsha dan Divo langsung menatap Dera datar. "APAAN?" teriak Divo.

"Rencananya apa geblek," ucap Dera jengkel.

"Buat aja yang anti mainstream. Bukannya Yuna hobby yang begituan?" tanya Divo.

"Leh uga," ucap Marsha sambil mengangguk setuju.

"Yaudah, gue skype Erno dulu." Winda pun mengambil laptopnya didalam tas untuk menghubungi Erno.

Saat ini skype telah terhubung dengan Erno.

I Don't Care About Love [1]Where stories live. Discover now