1. The First Home

42K 1.2K 32
                                    

"Ai... Bangun sayang. Udah pagi nih" sebuah suara membuyarkan mimpi indah seorang Reynha yang sedang pulas.

Rey mengerjap beberapa kali dan akhirnya membuka matanya. Ia menengok ke jam beker samping tempat tidurnya. Jam 6 pagi. Dengan malas ia menegakan tubuhnya.

"Pagi mom.." sapanya pada wanita yang membangunkannya. Rey mencium pipi mamanya itu kemudian beranjak ke kamar mandi.

"Kalo udah, kamu turun bantuin mama di dapur," kata Yasmine setengah berteriak sebelum keluar dari kamar putrinya.

Rey segera melakukan ritualnya, cuci muka, gosok gigi dan buang hajat.

Hari ini adalah hari pertamanya berada di rumah. Semalam Rey baru pulang ke rumah, setelah sekian lama menjadi anak asrama. Saking capek nya, ia langsung tidur tanpa sempat menyapa papa dan kakaknya. Rey memang berniat menghabiskan liburan kenaikan kelas di rumah, makanya setelah pembagian rapor ia segera meninggalkan asrama dan pulang ke rumah.

Setelah selesai melakukan ritualnya, Rey segera menghampiri mamanya di dapur.

"Mau masak apa Ma?" tanya Rey begitu melihat banyak sekali sayuran di meja dapur.

"Karena ini hari pertamamu di rumah, mama mau masak makanan kesukaan kamu," balas Yasmin sambil menunjuk setumpuk sayuran yang sudah di bersihkan.

"Yey!! Mama tau aja aku pengen banget makan itu" ucap Rey girang sambil menghadiahi Mamanya ciuman di pipi.

Rey sangat merindukan makanan ini. Selama di asrama ia jarang sekali makan sayur rumpu rampe. Ia hanya bisa makan saat mamanya mengunjunginya. Itupun jadi bahan rebutan dengan teman-temannya, karena ternyata mereka juga menyukainya.

"Kamu mendingin bangunin kakak kamu deh." Yasmin melepaskan tangan Rey yang melingkar di pinggangnya. Yasmin tau, kalo tidak di usir, putrinya bisa memeluknya seharian ini.

"Bentar lagi Ma, masih kangen," ujar Rey manja tanpa melepas pelukannya.

"Kalo nggak lepas, mama nggak akan masakin kamu loh."

Sedikit merajuk Rey akhirnya melepaskan pelukannya. "Emangnya kakak nggak ngantor? Jam segini kok masih tidur?"

"Nggak tau tuh. Makanya mama suruh kamu ke atas bangunin kakakmu."

"Oke.."

Rey segera menuju kamar kakaknya.
Tulisan -Nicholas Alvito Fernandez- terpampang nyata di pintu kamarnya. Rey ingat ini adalah hadiah darinya. Rey menghadiahkan ukiran nama pada kakaknya saat ulang tahun Al yang ke 23 tahun. Ternyata kakaknya masih menjaga sampai sekarang.

Rey mengetuk pintu, namun karena tak ada jawaban, Rey masuk ke kamar Al. Sepertinya Al masih terlelap. Tanpa menimbulkan bunyi, Rey menyalakan lampu, bermaksud mau menilai dan mengeksplor kamar kakaknya. Namun yang dilihatnya membuatnya syok seketika.

Pemandangan didepannya membuatnya kaget sekaligus heran. Baju teronggok tak beraturan di lantai, selimut dan seprei juga sudah beralih jadi lap lantai, bantal di kolong tempat tidur, dan astaga apa ini???

Air berceceran di mana- mana.

Air apa ini?!
Mungkinkah dia?!
Atau Jangan-jangan....?

"Ka Al........." teriak Rey histeris.
Namun tampaknya teriakan histerisnya tak mampu membangunkan Al. Yang diteriakin masih terlarut dalam mimpinya. Rey tau Al nggak bisa bangun kalo diteriakin atau diberisikin. Hanya satu yang mempan untuk membangunkan seorang Al.

Rey pelan-pelan naik ke tempat tidur dan menjulurkan tangannya menuju kaki Al.

"Aawwww" Al langsung terduduk sedetik setelah Rey mencabut bulu kakinya. Ia meringis menahan sakit, sedangkan Rey hanya menertawainya.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now