22. They Get Hurt

14K 479 22
                                    

Sesudah bertemu dengan Gerald, Rey memutuskan untuk pulang ke rumah. Ia memutuskan akan membicarakan hal ini pada Rio. Rey nggak mau membiarkan hal ini berlarut-larut.

Rey heran begitu mendapati mobil Rio terpakir dihalaman rumah. Bukan mobil Rio saja, tapi ada mobil lain yang terparkir di samping mobil Rio.

Siapa yang datang ya?? Batin Rey sambil terus berjalan masuk.

"Rio?? " panggilan Rey menggema di seantero rumah. Ia menghampiri sofa dan mendapati secangkir kopi yang tinggal ampasnya dan beberapa puntung rokok. Rey semakin heran dengan keadaan yang tak lazim ini.

Tiba-tiba dari arah Taman terdengar suara benda jatuh. Rey langsung berlari menuju Taman dan ia benar-benar terkejut. Seorang pria sedang berjongkok diantara pecahan pot itu.

"Bungaku... " seru Rey tak percaya saat melihat bunga kesayangannya hancur berantakan.

"Maaf, saya nggak sengaja. Saya benar-benar minta maaf" pria itu berdiri salah tingkah dan memandang Rey dengan pandangan terkejut. Bukan hanya pria itu yang terkejut, Rey juga merasakan hal yang sama.

"Reynha??"

"Pak Bima???"
Secara bersamaan mereka memanggil nama masing-masing.

"Kamu Reynha kan?? Preman SMA dulu??" pria itu ternyata adalah Bima, guru olahraga di sekolah Rey dulu.

"Pak Bima kan?? Apa kabar pak??" Rey tak kalah senangnya bertemu dengan guru
SMA nya dulu, yang mana Rey sangat mengidolakannya karena penampilan dan sifatnya yang ramah.

"Ya ampun, nggak nyangka kamu keren sekarang" penampilan Rey yang sekarang menuai pujian dari Bima.

"Kita ngobrolnya di dalam aja pak" ajak Rey sambil mendahului masuk.

"Tapi gimana sama bunga kamu??" Bima menunjuk pot bunga yang masih berantakan. Tapi Rey kurang peduli dengan bunganya. Ia langsung masuk dan membuatkan secangkir kopi lagi untuk Bima.

"By the way, bapak kok bisa di rumah saya?? Bapak kenal sama Rio??" tanya Rey penasaran. Bima menyesap kopinya dan menggeleng.

"Oh itu, Rio itu bos nya istri saya. Mereka lagi di ruang kerja masih bahas sesuatu" Otak Rey berputar cepat, tiba-tiba matanya bersinar seperti menemukan sesuatu.

"Loh, jadi mbak Wulan itu istrinya bapak?? Wah kebetulan banget ya"

"Saya juga nggk nyangka loh.. Kamu ternyata udah nikah. Nikahnya sama bos nya Wulan lagi" balas Bima. Mereka kemudian terlibat obrolan panjang, mereka mengingat kembali kenangan 5 tahun yang lalu, jaman Rey masih SMA.

"Ekhem... " deheman Rio membuat obrolan Rey dan Bima terhenti. Mereka menoleh dan mendapati Rio dan Wulan sudah ada disitu.

"Ngobrolnya asyik banget, sampe nggak nyadar ada kita. Ngobrol apa sih?" tanya Rio heran, karena Rey dan Bima terlihat seperti teman lama.

"Oh, jadi gini pak Rio, Reynha ini murid saya dulu waktu SMA. Kami sedang membicarakan masa lalu" Bima menjelaskan apa yang terjadi.

Wulan duduk di samping Bima dan Rio duduk di samping Rey.

"Panggil Rio saja, nggak usah pake embel-embel pak segala." koreksi Rio saat mendengar Bima memanggilnya dengan sebutan Pak.

"Oh Oke..." Bima menyetujui. Itu lebih baik, karna dia dan Rio sepertinya seumuran.

"Kok saya jadi penasaran sama apa yang terjadi di masalalu ya??" Wulan menimpali. Ia melirik Bima dan Rey bergantian meminta seseorang dari mereka untuk bercerita.

"Maaf ya mbak Wulan, jangan cemburu tapi ya.." Rey melirik Bima dan tersenyum misterius. "Tau nggak mbak dulu pak Bima jadi idola di sekolahku. Nggak cuma guru-guru yang suka sama beliau, murid-murid nya juga suka. Termasuk aku dan teman-teman." Mendengar Rey secara terang-terangan bilang kalo dia dulunya suka sama Bima membuat Rio dan Wulan mendelik.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now