9. Double Disaster

14.6K 521 11
                                    

Makasih buat yg udah vote dan komen.
Maaf typo bertebaran..
Enjoy it...
-----
Rey Pov

Menikah???
Yang benar saja! Aku masih 23 tahun!
Aku masih pengen menikmati masa mudaku.. Hidup-hidupku, masa depan-masa depanku, kenapa papa dan mama masih ngatur?

Papa dengan santainya menyuruh aku menikah? Hello.... aku bahkan belum berpikir untuk menikah. Target nikahku diusiaku yang ke 25, yang artinya masih 2 tahun lagi..

Dengan sebal aku mengambil hp dan mengirim pesan "Aku disuruh menikah" tanpa pikir panjang aku langsung menekan send.

Nggak sampe 1 menit, hpku berdering tanda panggilan masuk. Tanpa melihat siapa yang menelepon langsung ku angkat.

"Hallo.." ujarku ketus

"Demi apa kamu disuruh menikah?" Teriak suara itu ditelpon. Aku segera menjauhkan hp dari kupingku dan melihat siapa yang menelpon -Brother-

"Seriusan kak.. gara-gara kakak sih" sahutku kesal. Yaiyalah gara-gara ka Al yang belum dapet pasangan aku yang kena imbas.

"Lah kok gara-gara aku? Apa hubungannya?" tanya ka Al dengan nada heran.

Aku mengeram kesal, yang benar saja masa dia nggak tau. "Kan seharusnya kaka yang menikah, gara-gara masih jomblo aku yang disuruh menikah, apalagi dijodohkan!" ujarku kesal. "Pokoknya aku nggak mau nikah! Belum saatnya!"

"Yaudah kamu yang tenang,nanti kaka ngomong sama papa" sahut Ka Al pada akhirnya. Setelah mengatakan itu ia menutup telepon.

Moodku jadi jelek gara-gara berita itu. Aku mengambil kunci mobil dan segera keluar apertement. Aku perlu bertemu Ray. Aku melajukan mobilku menuju apertementnya..

Begitu sampai aku langsung menelponnya "Hallo Ray, kamu dimana? Di apertement kan?" tanyaku begitu telpon diangkat.

"Hmm.." sahut Ray dari seberang. Aku langsung mematikan telpon dan bergegas menuju apertementnya. semakin dekat ke apertementnya kok perasaanku nggak tenang ya? Apa karena aku mau ajak dia ketemu papa? Entahlah..

Aku langsung memencet bel apertementnya. Setelah beberapa saat tak dibuka juga, aku kembali memencet bel. Tak sabar aku ingin segera memberitahukan semuanya pada Ray.

"Kamu kok lama banget bu..." ucapanku terputus begitu melihat siapa yang membuka pintu. Aku mengamatinya tanpa berkedip.

"Siapa? Cari siapa?" tanya perempuan itu padaku membuatku tersadar. Ia menatapku tajam. Tiba-tiba Ray muncul dari dalam sambil mengenakan handuk, tampaknya baru selesai mandi. Ia agak terkejut melihatku yang masih mematung di depan pintu.

"Re..Rey?" sapa Ray kaget. Ia melirik ke arah perempuan yang bersamanya dan melempar kode agar masuk ke dalam.

"Masuk dulu Re. Aku juga mau jelasin sesuatu ke kamu" ajak Ray. Seperti kebo yang dicucuk hidungnya, aku ikut masuk dan duduk di sofa, sedangkan Ray mengganti bajunya.

"Minunlah dulu Re.." Ray muncul membawa secangkir teh dan menyerahkannya padaku.

"Maaf kamu harus melihat ini" ujar Ray penuh penyesalan. Wajahnya menampakan rasa bersalah. Aku sendiri masih tak bergeming. Syok, pasti. Siapa yang tak syok mendapati perempuan lain di apartemen pacar sendiri? Aku memukul pelan pipi ku, menyadarkan diriku sendiri.

"Siapa dia?" tanyaku akhirnya. Aku memandang gadis yang kini duduk disamping Ray.

"Ini Alvia, Alvia ini Rey" Ray memperkenalkan kami. Persetan dengan namanya. Aku nggak berminat buat tau siapa namanya. Yang kumaksud, dia itu siapanya Ray?
Melihatku diam saja, Ray menyuruh perempuan itu masuk ke kamar. Aku masih menatap Ray penuh selidik.

Married by AccidentOnde histórias criam vida. Descubra agora