13. The Wedding #2

16.7K 568 7
                                    

"Rio menghilang. Nomornya tak bisa dihubungi."

Mereka semua membantu. Yasmin syok sampai tubuhnya limbung. Bu Sisca menggertakan gigi dan mengepalkan tangannya menahan amarah.

Rey menatap kosong dengan wajah pucat pasi.

"Sudah kuduga," suara Bu Sisca memecah keheningan. Ia kemudian berdiri dan mengambil tas kemudian berlalu. Ia menoleh sebentar ke arah besannya dan Rey,

"Sepertinya pernikahan ini tidak akan berlangsung" ujarnya dengan senyum kemenangan dan segera pergi meninggalkan tanda tanya besar di antara Rey dan keluarganya.

Al menggoyangkan tangannya di depan Rey. "Dek, kamu nggak papa kan??"

Rey mengangguk.

"Papa dan Kakak sedang mencoba menghubunginya. Kita tunggu saja. Masih ada 30 menit sebelum pemberkatan dimulai." Al mengelus pundak Rey sebelum keluar meninggalkan Rey dan Mamanya.

Rey sendiri masih syok dengan berita ini. Kalau calon suaminya menghilang, bukankah itu bagus?? Seharusnya ia senang karna dengan begitu ia tidak akan melangsungkan pernikahan aneh ini. Rey sendiri kan tidak menginginkan pernikahan ini?? Lalu kenapa perasaannya gelisah bukan senang??

Ada perasaan kecewa di lubuk hatinya. Rey menahan agar airmatanya tak sampai jatuh. Tidak ada secuilpun perasaan senang. Mungkinkah Ia Sudah bisa menerima pernikahan ini??

Ia ingat pertemuan mereka minggu lalu. Saat Rey ke toilet, Rio mengikutinya. Mereka butuh waktu untuk berdua.

"Hai..." Rio menyapanya saat Rey keluar dari toilet. Tampaknya ia memang menunggu Rey.

"Haii.." balas Rey kikuk. Rio kemudian mengajak Rey ke atap hotel, katanya ada yang ingin dibicarakannya.

Mereka berbicara tentang pernikahan mereka. Apa yang akan mereka hadapi dan apa konsekuensinya jika mereka menikah atau tidak menikah. Setelah menimbang dengan matang, mereka sepakat untuk menerima pernikahan ini. Mereka akan berusaha mengenal satu sama lain setelah menikah nanti. Diakhir obrolan panjang mereka, Rio berhasil meyakinkan Rey bahwa semua akan baik-baik saja. Dan Rey mempercayai itu.

"Kamu tenang ya sayang... mama yakin nak Rio pria yg bertanggungjawab. Ia tidak akan kabur dari pernikahannya," ujar Yasmine mencoba menenangkan putrinya.

Bertanggungjawab?! Yang benar saja! Jika Ia bertanggungjawab kenapa Ia menghilang tepat di hari pernikahan?Dalam hatinya Rey kesal bukan main.

Sepuluh menit berlalu, Rio tak muncul juga. Tamu undangan mulai geger. Banyak yang membicarakan mereka. Rey bergerak gelisah sambil sesekali matanya menatap ke jam dinding.

Tak berapa lama kemudian suara berisik di luar membuat Rey segera melongok dan mendapati 'calon suaminya' turun dari mobil. Rey berdiri menyambut datangnya Rio dengan memasang wajah penuh tanda tanya.

Rio hanya melemparkan senyum kecil sambil meminta maaf atas keterlambatannya.

"Maafkan aku," bisik Rio pelan sambil menghampiri Rey dan membenarkan kerudung Rey. Rey hanya mengangguk, walau kesal, ia bersyukur Rio menepati janjinya.

Rio menyodorkan lengannya dan Rey melingkarkan tangannya di lengan Rio dengan canggung.

"Semua akan baik-baik saja" bisik Rio saat membaca kegugupan di wajah Rey, ia menggenggam tangan Rey lembut. Mendengar itu hati Rey sedikit tenang.

Mereka kemudian memasuki tempat pemberkatan. Disitu mereka akan saling mengucapkan janji setia dihadapan Tuhan dan di hadapan umat.

Lagu "Berserah setia" yang dinyanyikan secara apik oleh Paduan Suara Gaung Gabriel mengiringi langkah mereka menuju altar Tuhan untuk mengucapkan janji suci itu.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now