5. The Reason

21.5K 674 11
                                    

Sorry typo bertebaran..
Keep reading gaes.
^_^

Author pov

Ujian Nasional telah selesai sebulan yang lalu. Rey dan anak kelas 12 lainnya sedang sibuk-sibuk mencari perguruan tinggi yang akan jadi tujuan mereka selanjutnya..

Seperti biasa, hari ini Rey, Lola, Sandra dan Nia janjian ketemu di caffe biasanya.

Rey memasuki caffe yang dipadati orang. Ia celingukan mencari teman-temannya. Dari sudut caffe Lola melambai ke arahnya. Rey berjalan cepat menghampiri teman-temannya tanpa melihat sekelilingnya.

Brruukkk...

"Ya...." teriak Rey saat mendapati bajunya basah karena terkena mocca latte dan rasanya lengket banget.

"Om.. kalo jalan liat-liat dong. Baju saya basah begini" sungut Rey sebal sambil membersihkan bajunya sedang yang diomeli memandang Rey dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Rey kamu nggak papa?"

"Om nggak papa?"

"Bapak nggak papa?"

Ucap Lola dan seorang wanita bersamaan. Wanita yang bersama pria itu menyodorkan saputangan dan membantu membersihkan pakaian pria itu.

Lola menyodorkan saputangannya, masih dengan sebal Rey mengambil saputangan dan mulai membersihkan bajunya. Sementara pria yang menabraknya juga sibuk melap jasnya yang kini sudah ternoda.

"Saya nggak papa" sahut pria itu pada wanita itu. Rey melirik kearah mereka dengan tatapan jengah.

"Perlu saya ambil baju baru pak?" Tanya wanita itu dengan nada kuatir, atau malah dibuat-buat supaya terlihat kuatir? Rey tertawa sinis..

"Nggak usah" jawab pria itu singkat. Ia mengangkat wajahnya dan mendapati mata Rey yang menatap kearahnya. Pria itu tampak kaget namun setelah itu ia memasang wajah angkuhnya.

"Matanya udah empat aja masih nggak benar jalannya" sindir Rey. Pasalnya pria yang menabrak atau lebih tepatnya yang ditabrak oleh Rey saat itu memakai kacamata.

"Kan kamu yang jalannya nggak bener, udah tau rame masih aja lari-larian" balas pria itu dengan wajah angkuhnya. Suaranya datar tapi mengintimidasi.

"Kan om yang nabrak saya. Liat aja baju saya basah semua gara-gara om. Punya badan kok gede banget. Aku tadi hampir jatuh gara-gara om!" Jawab Rey tak mau kalah. Ia menunjuk bajunya yang basah. Memang sih ia membenarkan perkataan pria itu, tapi sudah kepalang tanggung, masa iya Rey minta maaf, kan ogah.

"Lah, kamu yang lari-larian kok saya yang disalahin. Pake bawa badan saya segala. Udah salah bukannya minta maaf malah marah-marah." Pria itu juga tak mau kalah.

"Udalah Rey, nih pake jaketku" Lola menyampirkan jaketnya ke pundak Rey. "Udah ah, jangan bertengkar lagi. Malu dilihat orang." Bisik Lola sambil menarik tangan Rey.

"Pak, klien sudah menunggu bapak." Bisik wanita itu, yang mungkin sekretarisnya. Pria itu melihat jam tangannya dan berlalu meninggalkan Rey dan Lola.

"Dasar ABG labil!" Rey masih mendengar ucapan pria itu yang diucapkan sambil lalu.

"Dasar om-om gila!" balas Rey sebelum berjalan ke arah Nia dan Sandra yang dari tadi menonton kejadian itu..

"Maaf lama" ujar Rey sambil memeluk Nia dan Sandra bergantian.

"So, ada berita terbaru?" Tanya Rey sambil menarik kursi dan duduk disamping Lola. Akhirnya mengalirlah cerita dari ke empat gadis itu..

❄❄❄

Ditempat yang sama..

Rio memandang lurus ke arah 4 gadis yang asyik bercanda, matanya tak lepas sedikitpun dari gadis yang di tabraknya tadi, yang tak lain adalah gadis yang ditolong waktu di pesta, yang dadanya nggak sengaja dipegang olehnya. Rio ingat betul wajah gadis itu, kalo nggak salah tadi temannya memanggil dia Rey.. Mungkin namanya Rey? Iya, sepertinya namanya benar Rey.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now