18. Storm

15.4K 544 11
                                    

Berhubung nunggu bus nya lama dari pagi dan bingung mau ngapa-ngapain jadinya aku mutusin utk buka wattpad aja, utk lanjutin ceritanya.

Anggap aja hadiah liburan yaaa 😊😉

^^^^^^

"Kau baik-baik saja??" Rio menghampiri Rey di balkon. Ia membawakan dua cangkir teh.

"Ya. Semua berkatmu. Terima kasih sudah merawatku" Rey menerima cangkir yang disodorkan Rio padanya lalu menyesapnya pelan. Pagi ini Rey memang merasa lebih segar. Pikirannya pun lebih jernih di bandingkan kemarin.

"Melihat keadaanmu kemarin, apa yang ibu..."

Belum sempat Rio menyelesaikan perkataannya, Rey menyela cepat. Tampaknya ia tidak ingin membicarakan hal ini. "Gimana sama rumah baru?? Kapan bisa pindah??"

Rio memandang Rey sebentar sebelum mengalihkan tatapannya pada gelas di tangannya. "Barang-barangnya masih berantakan, belum dibereskan. Mungkin minggu depan"

Rey mengangguk mengerti. Ia membereskan gelasnya dan bersiap masuk. "Hari ini aku mau ke Bandara, menjemput teman. Sarapanlah sebelum ke kantor. Sarapan ada di meja." Tanpa menunggu jawaban Rio, Rey segera menghilang di balik pintu.

Rey menghindarinya...

Rio nggak tau apa yang dikatakan ibunya pada Rey. Apapun itu, pasti sesuatu yang sangat mengganggu dan wajib di cari tau.

Sepeninggalan Rey, Rio juga masuk ke kamarnya dan bersiap ke kantor. Ia memandang pintu kamar Rey yang tak menunjukan tanda-tanda Rey akan keluar. Sepertinya Rey akan mengunci dirinya selama Rio masih d rumah.

=======

Rey ikut bergabung bersama para penunggu lainnya di pintu kedatangan luar negeri. Tidak seperti lainnya, Rey tak memegang kertas bertuliskan nama yang di tunggu. Rey nggak perlu itu. Walaupun sudah 5 tahun berpisah, ia tak akan lupa akan segala yang berhubungan dengan Lola, sahabat nya yang satu ini.

Rey pasti langsung mengenalinya. Pesawat dari Paris baru tiba 5 menit yang lalu. Pintu keluar di penuhi penumpang yang baru pulang ke tanah air atau mungkin para turis yang ingin mengunjungi Indonesia. Siapapun itu, Rey nggak peduli.

Rey melambaikan tangannya ketika tatapannya bertemu dengan seorang wanita dengan gaya modis dan elegan. Lola balas melambai pada Rey.

"Welcome to Indonesia..." Rey menyambut Lola dengan pelukan hangat. Mereka saling berpelukan melepas rindu.

"Pengantin baru, kenapa terlihat kurus? Nggak di kasih makan sama suami?" Lola memperhatikan penampilan Rey dari atas sampe bawa.

Kalo Rey kurus, itu artinya.....

Rey mengandeng Lola d an menyeretnya keluar. "Gimana dengan Paris? Adakah yang menarik perhatianmu??" Rey melemparkan tatapan ingin tahu nya.

"Sepertinya produk dalam negeri lebih bagus." Jawab Lola diplomatis. Mendengar itu, Rey terbahak.

"Oh iya, gimana sama abang ganteng ku?" Tanya Lola. Rey tau siapa yang di maksud 'abang ganteng'. Siapa lagi kalo bukan Nicholas, kakak resenya itu.

"Maaf aku harus memberitahumu hal ini. Aku harap kamu nggak kaget" Rey menahan napasnya, sebelum akhirnya bilang "ka Nico lagi deket sama seseorang"

"Demi apa? Siapa yang berani ngedeketin abang gue?" Seru Lola histeris. Tentu saja teriakan Lola membuat beberapa orang menoleh pada mereka. Dipandangi begitu, Lola tak menggubris.

"Aku juga belum tau. Belum dikenalin ke orang rumah" jawab Rey cuek. Jawaban yang bikin hati Lola lega. "Tapi kamu beneran suka sama ka Nico?"

Lola mengangkat bahu, "ya kalo dianya nggak mau sama aku, yah mau gimana lagi". Ujar Lola dengan suara sedih.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now