Chapter 4

2.1K 165 13
                                    

"Kau sudah keterlaluan! Bocah!"

Akahito berdiri dengan tegap dan mencoba menghampiri Goro dengan tatapan tajam.

"Aku akan membunuhmu!" lanjut Akahito.

"Bunuh saja jika kau bisa."

Portal sihir hitam pun keluar di sisi kanan Goro, tangan kanan Goro masuk ke dalam portal itu lalu mengambil sebuah pedang yang cukup besar dari portal tersebut.

"Pedang itu.." kaget Akahito.

Dia berinisiatf untuk menakuti Akahito. Apalagi Akahito masih dalam kondisi yang lemah karena berhasil membuka segel yang pernah dilakukan oleh Pasukan Mistis terdahulu, dengan mudah Goro akan mengalahkannya dan mencoba untuk menguasai para monster lainnya.

Segel yang pernah dilakukan oleh Pasukan Mistis terdahulu sangatlah kuat yang membuatnya ikut tewas dalam pelaksanaan itu. Demi menjaga kedamaian Dunia Naria dan Dunia Manusia, mereka rela mengorbankan hidupnya untuk hal ini.

Akahito terdiam ketakutan dan tidak bisa berbuat apa-apa. Kondisinya masih sangat lemah, jika mereka bertarung, kemungkinan dia bisa kalah. Dari segi kemampuan, Goro juga merupakan salah satu Pasukan Mistis baru, namun kekuatannya juga tak bisa dipungkiri, dia sangat kuat.

Akahito juga tak akan memaksakan tubuhnya untuk bertarung. Karena sudah tidak ada pilihan lain, dia akhirnya tidak mengusir Goro dan Goro akan membantu Akahito untuk menghancurkan dunia Naria.

"Kau mengerti kan sekarang?" Ucap Goro.

"Baiklah aku akan mengandalkanmu. Tapi, jika kau gagal dalam melaksanakan hal itu semua.. kau akan kubunuh!"

"Coba daritadi kau bilang begitu, mungkin aku tidak akan mengeluarkan sihirku yang mempesona ini."

Pedang besar yang dibawa oleh Goro pun lebur seketika. Goro akhirnya diterima di Pasukan Monster.

Tujuan Goro masih sebuah misteri, kenapa dia ingin menyerang dan menghancurkan Dunia Naria dan Dunia Manusia?

****

Ren POV

Perjalanan pun masih berlanjut, aku dan Hasekura akhirnya pergi ke rumah Hana. Katanya, dia mencoba menjelaskan ke kami beberapa hal nantinya.

Tidak jauh tempatnya dari hutan yang sudah terbakar itu. Banyak orang yang sedang sibuk dengan pekerjaannya disana walaupun waktu pun sudah larut malam. Tapi, aku tidak terfokus kepada mereka melainkan aku fokus pada pria berambut biru yang satu ini. Wajahnya nampak memerah sembari melihat Hana yang sedang berjalan didepannya. Pria periang ini tampaknya sedang jatuh cinta. Ya, lebih tepatnya pandangan pertama.

"Hoy, Hasekura," panggilku.

"Ada apa?"

"Kenapa kau melihat Hana seperti itu?"

"I-itu...
Aku merasa... dia itu berbeda."

"Berbeda? Apanya yang berbeda?"

"Untuk pertama kalinya, aku bisa bertemu dengan gadis se-secantik dia."

"Uhm. Benarkah?"

Hana menolehkan wajahnya kebelakang. Mungkin pembicaraanku dan Hasekura terdengar olehnya.

"Kalian sedang membicarakan apa?" Tanya Hana dengan tatapan tajam.

"Ti-tidak! Kami berdua hanya membahas wanita yang selalu ada di kamar bersama kekasihnya. Aku melihatnya di dalam video ponselku. Yah.. kau pasti tahu kan mereka sedang apa di dalam kamar berdua?"

Mystical SaviorWhere stories live. Discover now