Chapter 20

332 18 1
                                    

Hasekura berhasil menghindari hantaman keras dari Momizu.

Auranya saat ini masih berwarna hijau, memang efek pukulannya tidak terlalu keras, bahkan hantaman miliknya pun tidak sampai membuat batu besar yang ada di belakang Hasekura hancur melainkan hanya retak sedikit, tidak seperti saat auranya masih berwarna merah--pukulannya jauh lebih kuat.

"Pukulannya tidak terlalu berdampak saat mengeluarkan aura itu(hijau) hanya staminanya saja jauh lebih bertambah," pikir Hasekura.

Hasekura mencobanya sekali lagi. Pergerakan Hasekura jauh lebih cepat dari sebelumnya.

Dia berlari dan memutari Momizu. Kelemahan Momizu yaitu pergerakan tubuhnya yang cukup lambat. Jadi Hasekura menggunakan cara ini untuk membuat Momizu menjadi bingung karena pergerakannya--tapi nyatanya, Momizu tetap tenang meskipun dia tidak bisa memprediksi pergerakan Hasekura untuk menyerangnya nanti.

"Ketemu kau!"

Hasekura mencoba menebaskan pedang airnya dari belakang tubuh Momizu.

"Apa?!" Kedua mata Hasekura menatap kaget, aura Momizu sudah berubah menjadi merah hanya sekejap mata.

Benar-benar disayangkan. Kali ini Hasekura gagal lagi.

Tebasannya berhasil mengenai bagian belakang Momizu, tetapi Momizu reflek langsung membalikkan badannya dan membalasnya dengan satu pukulan dengan tangan kirinya.

"Uarrgh!"

Hasekura terkena pukulan itu tepat mengenai wajahnya hingga terpental jauh ke belakang dan terbentur beberapa batang pohon di belakangnya lagi.

"S-sial! Kenapa langsung berubah menjadi merah?! Kalau begini terus!" Hasekura masih kesusahan untuk bangkit.

Kesempatan itu pun gagal. Kini Hasekura harus mencobanya lagi. Tapi bagaimana caranya? Hasekura tak ada hentinya berpikir untuk mengalahkan dia.

Momizu masih menunggu serangan dari Hasekura kembali. Terlihat disana dia hanya terdiam bahkan tak mau menyerang Hasekura terlebih dahulu.

Dia masih menunggu serangan dari Hasekura.

"Apa dia masih menunggu seranganku lagi? Apa dia tak bisa menyerangku terlebih dahulu..
Kalau begitu-!"

Hasekura mulai perlahan bangkit kembali langsung menghampiri Momizu secara terbuka. Dia langsung menebaskan pedang airnya itu pada Momizu.

Dia menebaskan secara bertubi-tubi pada Momizu. Momizu hanya menangkis dengan kedua tangannya yang sama sekali tidak merasakan sakit.

"Air dan air.. Itu tak akan bisa untuk menghajarku," ledek Momizu.

Braak!! Suara pukulan mendarat dari Momizu kembali akibat kelengahan Hasekura sendiri, apalagi saat aura Momizu saat ini adalah merah. Tak ada alasan lagi untuk Hasekura menyerang Momizu, karena pada dasarnya, kemampuan air tak akan berdampak padanya.

Hasekura sesekali mengeluarkan darah dari mulutnya. Bagian perutnya terasa sakit seperti dipukul sebuah besi yang sangat besar.

Disitu Hasekura tak bisa berkutik dan mengeram kesakitan dengan tangan kirinya memegangi perutnya. Tanpa ampun Momizu langsung memukul bagian wajah Hasekura hingga terpental kembali.

Pertarungan pun berlangsung hingga beberapa puluh menit dengan hasil yang sama, Hasekura selalu gagal dan gagal mencari celah untuk mengalahkan Momizu. Yang ada Hasekura kalah telak dalam pertarungan ini.

Kali ini Hasekura masih terdiam. Wajahnya memar dan pakaiannya robek tak karuan. Tapi dia tidak menyerah, meskipun dia sudah berada diujung tanduk. Dia harus mencoba cara lain untuk mengalahkan Momizu.

Mystical SaviorWhere stories live. Discover now