Chapter 18

538 35 3
                                    

Pertarungan mereka masih berlangsung sengit. Akhirnya Akihisa berhasil memukul Akahito begitu kerasnya. Meskipun efeknya sangat berdampak besar bagi Akihisa, tapi hal itu tidak menjadi halangan baginya untuk mengalahkan Akahito. Demi melindungi serikat Sgemoru dan membalaskan dendam untuk kedua orang tuanya.

Suara beberapa pohon di belakangnya terbentur dengan kerasnya. Akahito terpental beberapa meter kebelakang saat terkena pukulan sihir yang sangat kuat dari Akihisa. Setelah terkena serangan tersebut, dengan perlahan Akahito mulai bangkit kembali.

Gelapnya malam masih menyelimuti dunia Naria. Pertarungan masih belum berakhir.

Akihisa mengatur napasnya kembali, dia hampir kehilangan seluruh energi sihirnya. Tubuhnya sangat lemas. Dia berpikir dengan serangan itu, dia berhasil untuk mengalahkan Akahito, namun dugaannya salah besar, dia masih bisa berdiri. Bahkan tak ada sedikitpun wajah Akahito yang memar atau luka di sekujur tubuhnya, pakaiannya masih sangat rapi dan tak ada yang robek sedikitpun.

"Apa hanya itu saja kemampuanmu?" Tanya Akahito. Dia masih belum puas bermain dengan Akihisa. Dia berharap Akihisa mampu memberikan pertarungan dan perlawanan yang lebih.

"Tchh..! Kurang ajar..!" Matanya dengan perlahan mulai menutup. Dia tak bisa melihat lagi di sekitarnya. Akihisa dengan perlahan mulai tergeletak pingsan di tanah.

"Uh.. Kalah?" Gumam Akahito dengan menggaruk dagunya.

Akahito melesat ke arah Akihisa yang sudah tergeletak. Dia tak ingin berlama-lama lagi, dia ingin segera membunuhnya. Dia sudah memegang pedang AoNoKuro milik Akihisa yang tertancap di tanah.

"Matilah dengan tenang.." Akahito mengayunkan pedangnya ke perut Akihisa.

Namun pedang itu [AoNoKuro] tak berhasil menancap ke perut Akihisa. Sebuah sihir dari Kiba mencegahnya untuk membunuhnya. Sihir ilusi dari Kiba berhasil membuat ayunan Akahito meleset.

"Oh.. sihir ini.." gumam Akahito. Dia tampak mengenal dengan sihir ini.

Kiyoma melesat tepat ke depan Akahito. Dia tak akan membiarkan Akihisa dibunuh begitu saja.

"Beraninya kau mengambil Akihisa..!"

Kiyoma mencoba memukul Akahito untuk mengalihkan perhatian tapi dengan mudah dia menghindar dan mundur ke belakang.

"Kiba-san! Sekarang!"

Kiba dengan cepat membawa Akihisa yang sudah sekarat. Kiyoma juga mengulur waktu hingga Akahito tidak membunuh Akihisa. Meskipun saat ini dia begitu takut untuk melawannya, namun demi sang raja, dia harus berani bertarung dan mengorbankan nyawa.

Mereka semua akhirnya berhasil melarikan diri dari hutan yang sudah datar akan tanah. Pertarungan yang dahsyat telah berakhir. Kebetulan juga, Akahito hanya mampu bertahan di dunia Naria hanya beberapa saat saja, jika melebihi batas waktunya, maka kekuatan sihirnya akan memakan dirinya. Itu karena dia masih belum sempurna.

Cuaca mulai pagi, setibanya di serikat Aflhim, tepat di rumah Hana. Hana begitu kaget saat melihat Akihisa yang kondisinya sangat sekarat. Luka memar di sekujur tubuhnya, bagian bawah bibirbya berdarah, pakaiannya compang-camping.

"Kiyoma-san! Kiba-san! Apa yang terjadi?!" Hana sembari memegang pipi Akihisa.

"Ini buruk! Cepat bawa Akihisa masuk ke dalam!" Ucap Kiyoma.

Kiyoma segera membaringkan Akihisa tepat di kasur Hana. Akihisa saat ini membutuhkan istirahat banyak untuk memulihkan kondisinya. Dia masih pingsan dan belum sadarkan diri.

Mereka bertiga akhirnya duduk di ruang tamu rumah Hana.

"Apa yang terjadi disana?! Kenapa Akihisa bisa-!" Tanya Hana. Dia gugup dengan kondisi Akihisa.

Mystical SaviorWhere stories live. Discover now