Bagian Satu

13.1K 1.1K 50
                                    

@YJskpresent.
Sherry Kim
。*  。

Jaejoong mengatakan pada diri sendiri bahwa ia harus tetap tegar, tidak boleh takut. Atau kau akan di tindas jika menunjukan ketakutanmu pada pria itu.

Tetapi pada akhirnya ia ketakutan sampai tubuhnya gemetar tak karuan ketika pria yang jauh lebih tinggi dan besar itu melontarkan sumpah serapah saat menemukn penghuni lain tanah miliknya. Bagaimanapun juga Jung Yunho berhak mengusirnya dari tanah lelaki itu kapan saja pria itu menghendaki. Dan ke mana ia harus pergi setelahnya, tanpa uang dan tujuan?

Hal yang sudah terbiasa ia alami selama tahun tahun setelah kehilangan ibu dan saudaranya. Di usir dari satu tempat ke tempat lain karena tidak ada satupun orang yang bersedia memperkejakannya bahkan pelayan sekalipun. Siapa yang bersedia menampung anak haram seperti Jaejoong

Jaejoong menutup mata, mencoba menelan gumpalan sesak di tengorokan mengingat hinaan dan cacian semua orang yang pernah ia temui di tanah kelahirannya. Ia tidak tahu siapa ayah kandungnya, yang ia tahu ia ibunya sangat mencintai pria itu sampai rela membesarkan kedua putranya seorang diri tanpa berniat menikah. Sampai laki laki penyebab ibunya datang bersama kesialan yang di bawanya.

Diam Jaejoong memperhatikan sosok pewaris tunggal keluarga Jung, lelaki itu begitu besar tinggi dan memenuhi ruangan saat ia kembali dari hutan. Pulang dari kegiaatannya setiap hari untuk mencari obat obatan untuk ia jual dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Memang tidak seberapa tapi setidaknya ia tidak akan kelaparan jika tidak menemukan sesuatu yang dapat ia makan dari hutan.

Sekuat tenaga Jaejoong menahan diri untuk tidak lari karena tubuhnya gemetar saat Yoochun mulai menceritakan tentang dirinya kepada pemilik tanah ini.

Mata setajam hesan liar pria
itu mengamatinya dengan ketajaman panah yang menembus sampai ke jantung Jaejoong. Debaran di dadanya mulai menggila. Bagaimana Tuhan menciptakan lelaki itu begitu sempurna dengan ketampanan yang tidak perlu di pertanyakan dan lihatlah dirinya. Begitu kurus, kecil dengan pakaian kumuh yang bahkan tidak pantas untuk di nadika pelayan pria itu.

Memikirkan tentang apa yang sudah Yoochun katakan tentang majikannya yang baik, entah mengapa perasaan Jaejoong mulai menghangat.

Setidaknya majikan Yoochun tidak sejahat tuan tanah di mana tempat ia dan ibunya tinggal dulu. Dan jika ia beruntung, pria itu memperbolehkan dirinya untuk tetap tinggal di sini asal ia tidak menggangu.

"Dia yatim piatu, dan tidak memiliki tempat tinggal maupun keluarga."

Buru buru Jaejoong mencengkeram lengan Yoochun, ia tidak ingin Yoochun di pecat hanya karena membela dirinya yang bukan siapa siapa. Ia merasakan tepukan tangan ringan Yoochun di lenganya. "Tenang Jae," bahkan, disaat seperti ini pun Yoochun masih menenangkan dirinya.

"Dulu Jaejoong tinggal di tanah Mr. Choi Siwon bersama ibu dan saudaranya saat beliau masih hidup. Tapi sejak Tuan muda Seung Hyun mewarisi kekayaan, Jaejoong di usir dari tanah beliau. Saat itu saya tidak tega melihat Jaejoong yang masih berusia lima belas tahun pergi tanpa tujuan tidak memiliki apapun atau kerabat yang di tuju."

"Jadi kau membawanya ke tanahku?" Yunho menyahut. Kata itu di ucapkan dengan tegas namun tidak mengandung dendam yang entah mengapa menumbuhkan harapan untuk mereka berdua.

"Berapa lama kau tinggal di sini? Dan di mana ibu dan saudaramu?" kata itu di lontarkan untuk Jaejoong.

"Lima tahun." Yoochun lah yang menjawab. "Ibu serta saudara kembarnya sudah meninggal."

Musang Yunho menatap Jaejoong lekat lekat. "Kembar?" Yunho membayangkan seseorang lain yang mirip dengan pemuda itu. "Lima tahun?"

"Sejak hari di mana Mr. Choi senior meninggal." imbuh Yoochun, menjawab pertanyaan tak terlontarkan majikannya.

Say You Love MeWhere stories live. Discover now