Bagian Sembilan Belas

9.1K 1K 64
                                    

@YJskPresent.
。。。

Bingkai foto pernikahan yang cukup indah terpasang di dinding aula utama kastil. Hankyung mendapati hal itulah yang menarik perhatiannya saat ia melewati pintu. Foto itu begitu besar tergantung pada dinding diantara kedua tangga yang melengkung menuju lantai atas, sungguh indah.

Melangkah lebih ke dalam, Hankyung mengagumi foto pernikahan yang sangat besar itu. Tingginya menyamai dinding sampai pada lantai dua dengan lebar setengah dari jarak antara tangga satu menuju tangga lain. Jemari pria itu menyusuri bingkai berukir emas pada sekeliling frame dengan ukiran unik yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Saat ia mendongak, Hankyung melupakan fakta bahwa semua itu sangat mengagumkan kala manik mata pria itu melihat senyum malu malu Jaejoong dalam foto ketika Yunho mencium pipinya.

Foto itu menggambarkan kemesraan antara keduaanya, dengan jas putih serja kemeja merah muda yang sama seperti yang di pakai Jaejoong di hari pernikahan. Yunho berdiri agak kebelakang di sisi kiri Jaejoong dengan sebelah tangan pria itu di atas pundak Jaejoong. Yunho sendiri memakai jas hitam dengan kemeja putih, dasi hitam tersimpul sempurna menambah ketampanan pria itu. Betapa serasi keduanya sampai membuat Hankyung terharu.

Air mata bergulir tanpa permisi melewati pipi berdebu Hankyung akibat perjalanan. Betapa Hankyung sangat merindukan Jaejoong sejak pertemuan terakhir mereka. Empat belas tahun.

Han Jaejoong. Han Yeongwoon.
Kedua bocah keturunan Han yang hanya pernah beberapa kali ia temui saat mereka balita. Yeongwoon yang malang, Heechul yang malang.
Keluarga kecil yang seharusnya bahagia mengalami penderitaan sampai harus mengakhiri kehidupan mereka dengan cara bunuh diri. Beruntung Jaejoong masih bisa di selamatkan.

"Mr. Han?"

Memalingkan wajah. Hankyung mengusap sudut mata yang basah sebelum menghadap wanita paruh baya yang telah berbaik hati menawarkan perlindungan baginya ataupun Jaejoong.

Bibi Yuri berhenti tidak jauh dari tangga terbawah. Wanita itu sibuk berdiskusi tentang pengeluaran bulan ini bersama kepala pelayan dapur saat mendengar salah seorang pelayan mengabarkan Hankyung telah kembali.

Satu minggu. Selama itu pula pria ini tidak kembali dari kediaman Mrs. Choi, setelah kepergiannya bersama wanita itu usai pesta dan hanya mengirim selembar kabar setelahnya lalu seakan lenyap di telan bumi. "Senang melihatmu kembali." Yuri menyapa.

Meskipun ia sedikit waspada sekembalinya Hankyung dari estat Choi, tetap saja ia merasa senang melihat pria itu kembali dengan selamat tanpa sedikit pun luka yang pernah ia pikirkan akan pria itu terima sebagai pembalasan dendam dari keluarga Choi karena melukai Choi Seung Hyun.

"Aku tidak tahu apakah aku masih di perlukan di sini, setelah pergi tanpa kabar selama seminggu."

"Omong kosong. Tentu saja kau masih di butuhkan." ujar Yuri tertahan. Rasanya seperti menelan bara api ketika ia tidak dapat atau tidak boleh melontarkan pertanyaan yang ingin wanita itu lontarkan. Tenggorokan Yuri gatal ingin bertanya namun demi kesopanan ia menahan diri untuk tidak melemparkan pertanyaan yang hanya akan membuat Hankyung lari terbirit birit setelahnya.

Baiklah, itu perumpamaan yang berlebih.

"Aku senang masih di butuhkan di sini. Aku sempat berpikir Mr. Jung akan memecatku setelah menghilang selama satu minggu penuh tanpa meminta ijin terlebih dahulu.”

Say You Love MeWhere stories live. Discover now