Bagian Delapan

11.8K 1.1K 40
                                    

@YJskpresent.

。。* 。。
.
.

Tidak mudah memang menemukan bibi Yuri di antara ratusan para tamu lain. Yunho sudah berkeliling selama sepuluh menit mencari ketika ia meliat bibinya sibuk berbincang besama beberapa tamu wanita yang ia yakini adalah kenalan bibinya.

Pria itu menghampiri bibinya dalam langkahnya yang panjang. "Bibi, kita harus bicara." Yunho mengangguk kepada para tamu memberi salam, mencoba memasang senyum sopan meskipun hatinya gundah gulana dan ingin segera menyeret bibinya untuk mendiskusikan masalah yang telah menghantuinya sejak beberapa saat lalu.

Wajah bibi Yuri berkerut khawatir melihat keponakannya. Yunho terlihat sedikit pucat dan ia paham hanya dengan melihat kerutan samar di kening keponakannya itu. "Ada sesuatu yang salah, sayang?" wanita itu menyambut uluran tangan Yunho untuk ia genggam erat.

"Aku ingin bicara padamu. Berdua." bisiknya. Yuri mengangguk, usai mengumamkan sesuatu kepada para tamu, Yunho membimbing bibinya menjauh. Tidak cukup jauh dari aula pesta namun masih dalam ruangan yang sama, di ujung ruangan yang tersedia sofa untuk mengistirahatkan diri.

Yunho membimbing bibinya duduk dengan ia duduk sisi sebelah wanita itu. "Aku ingin kau mengumumkan pertunanganku, Bibi."

Yuri menatap Yunho dengan terkejut, mata bulat wanita itu mengerjap tak percaya mendengar berita mendadak ini. Setelah sekian kali ia memaksa Yunho menikah yang ujung ujung di tolak oleh keponakannya itu, dan sekarang Yunho sendiri lah yang mengusulkan pertunangan ini.

Wajah melonggo bibinya cukup memberi tahu Yunho bahwa wanita itu sama terkejutnya dengan dirinya. Yunho memang tidak menduga ini akan terjadi sebelumnya, namun demi Jaejoong ia harus menikahi pemuda itu. Harus!

Yuri menggeleng lemah untuk menjernihkan pendengaran yang mungkin saja tersumbat sesuatu. Ia tidak salah dengar bukan? Tentang apa yang barusan keponakannya ini katakan. "Kau apa?" ujarnya tak percaya.

Yunho paham hal ini mengejutkan bibinya karena ia membahas pertunangan ini begitu mendadak. Tapi ia tidak ingin mengulur waktu lebih lama dan sekarang lah waktu yang tepat untuk mengumumkan pertunangan ini. "Aku ingin Bibi mengumumkan pertunanganku dengan Jaejoong."

Penuh segenap kekuatan diri bagi Yuri agar tidak melonjak senang mendengar nama yang baru saja di jabarkan oleh keponakannya itu. Demi Tuhan, ia bahkan belum menjalankan rencana untuk menarik beberapa pria yang akan ia kenalkan kepada Jaejoong agar keponakannya itu cemburu, namun Yunho sudah memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri. Yuri bertanya tanya, apakah Jaejoong melakukan perintahnya untuk bersikap sedikit lebih agresif kepada Yunho?

Sepanjang sisa hari kemarin ia meluangkan waktu untuk membuat Jaejoong bersikap nakal, tidak mudah memang mengingat kehidupan yang Jaejoong jalani di hutan selama bertahun tahun serta sikap malu pemuda itu. Namun itu semua tidak menghalangi niat Yuri untuk sedikit mengotori sikap polos Jaejoong. Yuri tidak menyesal menjelaskan hubungan sepasang kekasih yang saling mencintai meski ia telah membuat wajah pemuda itu merah merona seperti tomat matang setelahnya, ia hanya ingin membuat Jaejoong sedikit kebal dan sepertinya pengorbanannya kemarin tidak sia sia melihat hasilnya sekarang.

Yuri mengagumi apapun usaha yang telah Jaejoong lakukan untuk menggoda Yunho. Pandanganya menyusuri kemeja Yunho yang kusut di bagian depan dan ia paham apa yang telah terjadi di antara keduanya tadi, sebelum Yunho mencarinya. Astaga, apakah Jaejoong telah berhasil mendapatkan ciuman dari keponakan yang sok jual mahal ini.

Say You Love MeWhere stories live. Discover now