Bagian Enam Belas

10K 1.1K 91
                                    

@YJskPresent
。。*  。。
.
.

Ikatan dasi pada leher pria yang saat ini berdiri di luar pintu gereja sangatlah rapi. Jauh dari apa yang biasanya pria itu kenakan setiap harinya.

Meskipun merasa tidak nyaman dengan pakaian yang ia kenakan, Hankyung mencoba tetap tenang. Entah karena cuaca yang tidak tepat atauvapa, sekujur tubuhnya terasa lembab karena keringat.

Ia merasa hari ini cukup panas meski bulan oktober sudah akan berlalu, ataukah karena alasan lain, misalnya, sebentar lagi ia akan mengantar Jaejoong kepelaminan, menyerahkan Jaejoong kepada Yunho dan mengucap janji suci pernikahan.

Hankyung mondar mandir, gelisah.
Apakah ini keputusan yang tepat, ia tidak pernah berpikir akan mendapat kehormatan dengan menjadi wali bagi pemuda manis itu hari ini. Bahkan ia tidak membayangkan akan menjadi wali bagi siapapun sebelumnya. Terlebih, Jaejoong.

Jas lengkap dengan dasi serta sepatu mengkilap yang Mr. Jung belikan untuk pria itu terlihat pas di tubuh tinggi Hankyung, mengubah pria urakan itu menjadi pria tampan yang di lirik dua kali oleh para tamu undangan yang secara tidak langsung melewati pria itu beberapa menit lalu.

Hankyung berdeham, mencoba menghilangkan kegugupan yang ia rasakan. Pria itu tertegun, menahan napas melihat Jaejoong turun dari mobil pengantin yang membawa pemuda itu datang ke gereja keluarga Jung yang di dirikan tidak jauh dari pusat desa setepat.

Yuri beserta pelayan lain mengikuti Jaejoong menghampirinya. Pemuda itu terlihat semakin menawan dalam balutas jas putih tulang serta kemeja softpink serta dasi tersimpul rapi di leher. Tidak ada hiasan apapun di atas kepala seperti yang Hankyung bayangkan. Namun tak mengurangi pesona pemuda itu dalam kepolosan yang indah.

Cahaya matahari menyinari pemuda itu dengan tidak adil. Bagaimana Jaejoong bisa begitu bersinar dalam pakaian itu ketika orang lain belum tentu mendapatkan pencahayaan yang sama. Lagi, Hankyung berdeham saat rombongan kecil mempelai itu sampai pada undakan pertama gereja.

“Kau sangat tampan Hyung.” ujar Jaejoong memuji Hankyung sebelum pria itu sempat menyapa Jaejoong. 

Baik bibi Yuri serta yang lain memandang pria itu dengan sorot mata takjub yang sama terangnya dengan manik Jaejoong. Hanya saja Hankyung tidak memperdulikan yang lain selain pemuda ini.

Jaejoong sendiri mengamati Hankyung dengan tatapan kagum. Pria itu jauh lebih tampan dalam balutan jas hitam serta rambut yang di pangkas rapi. Jauh dari rambut panjang berantakan khas pria itu.

“Kau jauh lebih menawan Jongie.” Hankyung mengulurkan tangan, menyambut tangan Jaejoong untuk bersiap memasuki gereja.

“Kau siap?” Jaejoong hanya mengangguk singkat. Hankyung menemukan pemuda itu gemetar di bawah sentuhan tangannya meskipun Jaejoong mencoba terlihat tenang saat dirinya menempatkan lengan pemuda itu pada lekukan lenganya sendiri.

Hal yang wajar jika Jaejoong gugup, bagaimana pun juga ini adalah hari penting bagi pemuda itu. Hari pernikahan yang akan mengubah kehidupan Jaejoong untuk selamanya.

Pintu gereja terbuka, mengirim cahaya baru memalui pintu tinggi itu sampai ke seluruh ruangan. Gereja yang sudah menjadi saksi pernikahan seluruh anggota keluarga Jung itu memiliki interior yang sama menakjubkan, dengan tiang tinggi serta kokoh menyangga langit langit, jendela jendela tinggi di kedua sisi memberikan pemandangan indah lain saat menyinari seisi ruang yang cukup besar untuk ukuran gereja sebuah desa.

Dengan langkah anggun keduanya berjalan beriringan, melewati tamu tamu penting yang tidak satu pun Jaejoong kenali, tidak sedikit pula warga desa setempat yang hadir memenuhi bangku untuk menyaksikan pernikahan pria yang sangat mereka hormati di daerah ini. Mereka tersenyum lebar ketika mempelai melangkah memasuki gereja lebih dalam diiringi suara tepuk tangan tamu serta musik.

Say You Love MeWhere stories live. Discover now