Bagian Dua Puluh Lima -End-

12.1K 1.1K 154
                                    

YJskPresent
。。* 。。

Tidak ada rasa terkejut sedikit pun bagi Hankyung melihat Jaejoong berada di lantai dasar penginapan yang tempati pada sepagi ini. Di luar masih gelap, bahkan mungkin sebagian yang berada di penginapan masih terlelap apalagi di musim dingin seperti ini berbeda dengan suasana di pelabuhan tidak jauh dari sana dimana aktifitas seakan tidak terhenti.

Hankyung penasaran, bagaimana Jaejoong bisa menemukannya di sini, di antara puluhan penginapan yang tersebar di penjuru pelabuhan.

Jaejoong berdiri dari kursi yang di dudukinya melihat Hankyung menuruni tangga. Ia sudah lelah serta putus asa untuk mencari pria itu ketika seseorang yang Yoochun tanyai mengetahui di mana pria dengan ciri ciri yang mereka sebutkan menginap, dan di sinilah mereka.

Aroma air laut bercampur ikan membuat perutnya bergejolak sejak pertama ia memasuki kawasan pelabuhan yang biasanya di gunagan sebagai tempat berhentinya kapal kapal dagang, baik lokal ataupun bukan. Perut Jaejoong memprotes udara yang ia hirup sampai ia sendiri merasa pusing karenanya, dadanya sesak karena seringnya menahan napas.

Ia beruntung bahwa Hankyung menginap di penginapan yang cukup bersih, setidaknya udara di sini tidak semengerikan di beberapa tempat penginapan yang sudah ia tanyai sejak dini hari di dekat dermaga.

Demi mendapatkan jawaban atas apa yang ia cari, Jaejoong rela menahan godaan untuk memuntahkan makanan yang ia santap kemarin malam, hanya untuk beberapa jam kedepan, itu pun jika perutnya mampu berkompromi dalam masalah ini karena sepertinya ia akan muntah sebentar lagi. Kepalanya juga terasa pusing. Oh, ia mungkin akan pingsan.

Menyadari wajah pucat Jaejoong, Hankyung melompat maju, menahan tubuh pemuda itu sebelum Jaejoong limbung tepat ketika ia meraih lengannya.

“Tidak seharusnya kau membawanya kemari Yoochun.” Hankyung membentak. Sebelum pria malang itu menjelaskan, Hankyung sudah mengangkat tubuh Jaejoong dengan sangat mudahnya.

“Naiklah lebih dulu, lantai dua pintu ketiga sebelah kanan, itu kamarku.”

Tanpa protes atau bertanya Yoochun mengangguk. Pria itu berlari menaiki tangga menuju kamar yang di maksud Hankyung tadi. Yoochun mendesah lega, setidaknya kamar ini cukup bersih untuk sebuah penginapan pinggiran pantai. Atau ia akan bersikeras untuk membawa Jaejoong ke hotel lain andai kamar iniengerikan.

Jaejong terbangun dengan perasaan jauh lebih baik dari sebelumnya. Tidak ada aroma asin atau aroma ikan lagi yang membuatnya mual, hanya ada aroma jeruk nipis bercampur aroma herbal yang membuat tubuhnya kembali rileks di atas ranjang. Kedua mata doe pemuda itu terbuka, menunjukan pemandangan terang dinding putih serta lampu panjang di atas sana.

“Kau butuh sesuatu?” Hankyung menghampiri ranjang dengan segelas air di tangan. Membantu pemuda itu untuk duduk dan mengulurkan segelas air untuk Jaejoong.

“Terima kasih.” ujar pemuda itu. Tatapan Jaejoong mengamati kamar itu dengan kening berkerut aneh. “Kita di mana?”

“Kamar yang aku tempati. Pemilik penginapan dengan baik hati memberi kami beberapa jeruk nipis serta herbal untuk memperharum ruangan ketika melihat kau pingsan, kami mengatakan karena kau lelah dan Yoochun menambahkan, kondisi kandunganmu juga mempengaruhi kesehatanmu. Aku harap kau tidak lagi merasa pusing atau mual.” Setelah memastikan Jaejoong cukup nyaman, pria itu kembali ke kursi yang sebelumnya ia duduki, tidak jauh dari kaki ranjang.

Tatapan keduan terkunci satu sama lain, tidak ada yang mengatakan apapun untuk beberapa lama sampai Jaejoong mengalihkan tatapannya pada selimut yang kusut di dalam genggaman tangannya. Ia tidak menyadari kedua tanganya menggenggam erat selimut itu. “Aku menemukan sesuatu.” Jaejoong memulai.

Say You Love MeWhere stories live. Discover now