Kedua

25.9K 1.2K 18
                                    

Dua setengah tahun telah berlalu. Suasana sekolah mendadak sunyi karena saat ini Kirana dan teman-teman sedang menempuh Ujian Nasional untuk menentukan lulus atau tidaknya di sekolah menengah pertama dan melangkah selanjutnya ke jenjang SMA.

Tiga minggu kemudian. Sebuah acara perpisahan sekolah di gelar disebuah gedung. Kirana dan Laras tampak menggunakan baju kebaya dan memegang sebuah tas kecil.

Iwan berdiri di seberang posisi Kirana. Ia tersenyum melihat Kirana yang tampak cantik dimatanya.

"Woy, senyum aja lo, lihat noh. Cewe-cewe cantik ini lo anggurin". Ujar Dendi melirik kearah para siswi yang berdiri tidak jauh dari Iwan.

Iwan tidak mengacuhkan ucapan Dendi tadi. Ia masih saja tersenyum kearah Kirana yang kini berdiri sendirian ditinggalkan Laras. Dendi yang penasaran segera mengikuti arah kemana pandangan sahabatnya itu tertuju.

"What? Jadi cewe gendut itu yang lo suka?"

"Apaan sih, kalau gak tau lo jangan asal nyablak aja".

"Ya, lo senyum ke arah dia sih, ya menurut gue yang gak pernah sejarahnya lihat seorang Iwan tersenyum ke arah cewe, eh ini senyum ke arah si Kirana yang paling gendut seantero sekolah".

"Iya, gue suka sama dia, puas?" ucap Iwan kemudian pergi meninggalkan Dendi yang masih bengong memikirkan perkataan Iwan tadi.

"Hai" ucap Iwan ke arah Kira.

"Hai juga" ucap Kirana menundukkan kepalanya.

"Lo ngapain sendiri? Biasanya sama si Laras?"

"Iya, dia lagi ke toilet tadi".

"Trus gak ditemenin? Biasanya cewe kalau ke toilet itu bawa orang sekampung".

"Hahah, gak lah, si Laras itu tipikal cewe pemberani, ya gitu deh".

"Ooh.. Btw, lo cantik banget hari ini" ucap Iwan yang membuat pipi Kirana merona. Hal tersebut membuat Iwan gemas melihat Kirana.

"Ma.. Makasi" ucap Kirana tergagap malu.

"Gue kesana dulu ya, dah" ucap Iwan, ia lalu pergi meninggalkan Kirana.

'Gila, gue mimpi kali ya, masa gue dipuji Iwan? Aduh Laras mana lagi nih, lama banget' batin Kirana sambil melirik arlojinya.

"Maaf Kira, lama banget ya? Tadi ada gangguan, tapi tenang udah gue beresin kok, ehehhe".

"Iya, lama banget, kita pulang yuk kaki gue keram nih make baju sama sepatu kayak gini, gak bebas" ucap Kirana sambil memperhatikan salah satu bagian kebaya dari Laras agak sedikit janggal.

"Emang tadi ada masalah apaan Ras?"

Flasback on..

Laras sedang duduk di sebuah bilik toilet untuk melaksanakan hajatnya. Ia mendengar langkah kaki dan suara perempuan seperti suara teman-teman sekolahnya yang cewe.

"Eh eh.. Lo lihat kan tadi?" salah seorang dari mereka mulai berbicara. Laras sangat malas mendengar ocehan mereka, tapi mau bagaimana lagi, suara mereka sangat nyaring di toilet wanita tersebut.

"Iya, gue lihat, bete banget tau, si Iwan masa lihatin si Kirana cewe super gendut itu dengan tatapan suka" mendengar nama Kirana disebut-sebut Laras memusatkan pendengarannya.

"Haha, iya iya.. Iwan tu kayaknya kayak kena guna-guna deh ya, masa suka sama cewe babi sih. Iya kan.. Secara si Kira itu udah gendut, jelek, kayak babi, ya mending kaya, kalau engga sengsara banget dah. Ini ya kalau gue jadi dia, gue bakal porotin uang orangtua gue untuk beli ini itu supaya gue tambah cantik dan gaya".

CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang