Keduabelas

20.5K 892 17
                                    

Kirana tengah mengerucutkan bibirnya sambil menatap kedua orangtuanya yang kini tengah duduk didepan Kirana. Mereka kini tengah berada diruang eksekutif di bandara. Sesekali Kirana menghela nafasnya.

"Udah dong sayang, kan mama sama papa ke Indonesia sekali dua bulan" ucap papa menghibur Kirana.

Setelah papanya melamar mamanya kembali dengan romantis, dan melakukan ijab qabul di kantor KUA yang dihadiri keluarga besar. Maka orangtuanya sudah resmi kembali menjadi suami istri yang sah di mata hukum dan agama.

"Tapi kok cepet banget Ma.. Pa" ucap Kirana. Kirana mengiyakan perkataannya tersebut dalam hati. 3 hari semenjak mereka menikah kembali, Mama dan Papa memutuskan untuk menemani Kirana. Dan terpaksa kembali ke Dubay karena pekerjaan papa Kirana serta bisnis fashion mama yang telah menunggu disana. Mama langsung duduk mendekat kepada Kirana. Ia memeluk Kirana dan mengusap kepala Kirana.

"Sayang, mama tau, ini sangat berat bagi kamu. Bagi mama juga nak, mama merasa sangat sedih sekarang soalnya mau ninggalin kamu lagi sama nenek" ucap mama. Kirana membalas pelukan mamanya. Rasanya tak ingin melepaskan pelukan mama yang hangat itu.

"Pak, pesawat sudah siap" ucap seseorang berkemeja hitam yang tengah berdiri disamping sofa yang diduduki papa sambil membungkukkan badannya. Papa mengangguk dan menatap Kirana dengan perasaan iba.

"Sayang, jaga diri kamu ya, jaga kesehatan, jangan banyak ngemil, lihat, badan kamu udah gede banget" ucap mama sambil menangkup pipi Kirana dengan kedua tangannya. Kirana mencebik kesal mendengar perkataan mamanya.

"Iya sayang, mama kamu bener, mulai lah mengurangi porsi makan. Gemuk itu gak sehat loh" ucap papa sambil terkekeh.

"Oo.. Jadi kalau Kirana gendut, Kirana bikin mama sama papa malu ya?" ucap Kirana yang matanya sudah mulai berkaca-kaca.

"Bukan gitu nak, tapi mama sama papa pengen kamu sehat, mama sama papa takut kalau kamu obesitas, kamu akan banyak terserang penyakit. Kamu masih remaja sayang, masih mudah untuk kamu ngurusin badan" ucap mama. Kirana hanya mengangguk lesu.

"Mama sama papa pergi dulu ya sayang" ucap mama memeluk Kirana dan mengecup kening Kirana beberapa kali. Setetes air mata sudah meluncur mulus dipipi mama. Kirana pun demikian. Rasanya tidak rela ketika melihat mama dan papanya pergi.

"Papa gak dipeluk juga nih?" ucap papa sambil memelas. Kirana terkekeh dan melepas pelukannya dari mama, ia kemudian memeluk papa dengan erat.

"Hati-hati ya sayang.. Jaga diri baik-baik.. Jadilah anak yang selalu bisa membanggakan mama sama papa.. Jangan nakal ya sama nenek. Kan kasihan nenek" ucap papa sambil mengecup kening Kirana. Kirana mengangguk mengerti. Pelukan papa terasa amat sangat menenangkan. Rasanya dirinya saat ini sangat terlindungi. Kirana melepaskan pelukannya sambil mengusap air matanya.

"Hey.. Jangan nangis dong" ucap papa sambil menghapus air mata Kirana. Kirana mengangguk lemah. Papa dan mama tersenyum menatap Kirana.

Setelah pesawat pribadi milik papanya lepas landas. Kirana masih mematung duduk di bangku tunggu bandara. Ia menghela nafasnya. Senyum manis terkembang dipipinya saat ini. Ada banyak kejadian yang membuatnya belajar artinya bersyukur.

Kirana sangat berterima kasih kepada Tuhan. Karena dapat mengecap proses menuju kebahagiaan walaupun banyak sekali ujian yang ia dapatkan. Ia berpikir berarti Allah itu Maha Baik, karena menyayanginya dengan mengirim banyak peringatan untuknya agar ia bisa terus bersyukur, agar ia terus melantunkan doa indahnya. Ia sempat berpikir, apabila ada doa yang tidak dikabulkan oleh Allah, berarti Allah hendak mendengar suara indahnya saat melantunkan doa-doanya.
Dan setiap keberuntungan yang ia dapati pada setiap detik kehidupannya, berarti doa dari orangtua, dan orang-orang yang ia sayangi terkabulkan.

CantikDonde viven las historias. Descúbrelo ahora