Kesebelas

20.1K 876 8
                                    

"Lo yakin, apa yang mau lo lakuin ini Yo?" tanya Bryan kepada Mario. Mereka berdua tengah duduk disalah satu cafe kecil tempat mereka biasa menghabiskan waktu.

"Yakin lah.. Seorang Mario gak yakin?" ucap Mario dengan seringainya. Bryan hanya mengangguk dan mengaduk Vanila late nya.

"Eh gue kesana dulu oke" ucap Mario sambil menepuk pundak Bryan. Bryan kemudian mengangguk dan menyesap minumannya sambil memperhatikan arah langkah Mario. Seringai timbul diwajah Bryan karena melihat sesuatu yang menarik baginya.

"Eh kalau gak salah lo temannya Kirana bukan?" tanya Mario pada seorang gadis yang sedari tadi duduk disudut ruangan sambil membaca buku novelnya.

Gadis cantik tersebut tidak menyahut membuat Mario menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mario kemudian mengambil inisiatif untuk duduk dihadapan gadis cantik tersebut.

"Siapa suruh lo boleh duduk disono?" ucap gadis cantik tersebut datar.

"Nama gue Mario" ucap Mario langsung sambil menyodorkan tangannya. Gadis cantik tersebut tidak menanggapinya. Ia malah terus membaca tanpa memperhatikan lelaki tampan yang ada dihadapannya.

Merasa tidak ada pembalasan Mario menyandarkan tubuhnya. Ia memperhatikan lekat wajah yang ada dihadapannya saat ini. Begitu cantik dengan polesan yang tipis. Mata Mario membelalak ketika berhenti menatap mata gadis cantik tersebut.
Seketika ia menggeleng.

'Mana mungkin dia Siska..' batin Mario. Menyebut nama itu membawa ia tenggelam dalam pikirannya.

Sebenarnya ia tak bermaksud menyakiti gadis yang bernama Siska tersebut. Namun keadaannya pada saat itu yang memperbudaknya hingga ia harus berbuat seperti itu. Padahal jauh dalam lubuk hati yang paling dalam sebenarnya perasaan itu kian tumbuh seiring waktu bersama Siska. Gadis culun yang selalu berada didekatnya.

"Lo masih duduk disitu?" tanya Adel sarkastik menatap lelaki yang sangat ia benci.

"Hah? Emm.. Iya" ucap Mario tersenyum membuat ketampanannya naik.

"Gue mau pergi"

"Boleh ikut?" tanya Mario mencegat tangan Adel. Ia tertegun sebentar. Tangan itu mirip dengan tangan yang dulu selalu ia genggam ketika bersama Siska.

"Lepasin tangan gue" ucap Adel memperhatikan tangannya yang dipegang oleh Mario. Mario segera melepaskan pegangannya ketika kembali tersadar. Ia memperhatikan tangan Adel kembali ketika Adel berjalan meninggalkannya.

Adel segera keluar dari cafe tersebut. Ia memperhatikan tangannya yang tadi dipegang oleh Mario. Perasaan aman tersebut masih tersimpan dihatinya. Namun sekelebat bayangan peristiwa masa lalu membuat Adel menurunkan senyum tipisnya kembali. Ia kemudian menoleh kearah kaca mendapati Mario yang tengah berlari hendak mengejarnya.

"Tunggu" ucap Mario berlari kecil dibelakang Adel. Adel hanya diam dan terus berjalan.

"Lo mau kemana?"tanya Mario. Adel menghentikan langkahnya. Ia kemudian menoleh kearah Mario dengan tatapan datarnya.

"Gue mau pulang" ucap Adel dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Gue antar" ucap Mario.

"Gue bawa mobil" ucap Adel. Mario mencegat tangan Adel. Entah kenapa otaknya memerintahkan anggota tubuhnya untuk terus mendekati gadis cantik yang ada dihadapannya.

"Lepasin tangan gue" ucap Adel datar.

"Lepasin tangan gue" ucap Adel dengan nada tinggi. Hal tersebut membuat Mario tersentak dan perlahan melepasan pegangannya kembali. Ia melihat punggung Adel, perasaan kehilangan itu kembali merasuk kedalam hatinya. Padahal yang ia ketahui gadis dihadapannya itu adalah orang lain bukan Siska.

CantikWhere stories live. Discover now