Keduapuluh

16.9K 847 35
                                    

"Ya, pemirsa sama-sama kita saksikan live report dengan rekan kerja kita Sarah yang sekarang berada di Paris, Prancis. Ya, Sarah bisa tolong anda jelaskan posisi anda sedang berada dimana?" ucap seorang reporter salah satu stasiun televisi swasta Indonesia. Pagi itu loby perusahaan Iwan mendadak ramai dengan beberapa karyawannya yang sedang memperhatikan sebuah televisi plasma besar yang terletak di loby. Tv tersebut menayangkan acara bincang-bincang pagi yang sedang membahas desainer kelas dunia yang merupakan anak bangsa Indonesia. Merupakan salah satu kebanggaan melihat prestasi yang diraih oleh desainer cantik tersebut.

"Ya, Dimas dan Eko, kami sedang berada di loby apartement dari desainer cantik yang menjadi kebanggaan Indonesia. Disini sudah banyak rekan-rekan sesama wartawan dari belahan dunia yang ingin meliput desainer yang dikabarkan sangat cantik ini. Oh, desainer tersebut sudah keluar dari lift" ucap wartawan tersebut sambil berlari menyusul teman-temannya yang sudah berlari kearah pintu lift yang terbuka.

"Miss, Say something to Indonesian, please" ucap wartawan wanita tersebut. Wanita cantik yang memakai kacamata hitam dan memakai topi dan rambutnya yang ia kucir segera melirik arlojinya lalu menatap kamera yang berada didepannya.

"Hai Indonesia, aku K.N Widjaya.." Iwan baru saja masuk kedalam loby kantor dan heran melihat banyak karyawannya yang diam menatap tv plasma. Ia melangkah melewati para karyawannya yang tidak bergeming dan tidak sadar akan keberadaan Iwan. Wajah cantik didepan televisi tersebutlah yang membuat mata mereka terhipnotis untuk terus menatap.

" Start the day right with a smile.. and good morning" ucap wanita cantik tersebut dan tersenyum. Iwan menghentikan langkahnya saat mendengar suara yang samar-samar sangat mirip dengan Kirana. Ia memutar tubuhnya dan menatap televisi, tapi sayang televisi tersebut sudah berganti menayangkan sebuah mobil Ford abu-abu yang sudah berjalan meninggalkan para wartawan.

"Ya demikian liputan kami untuk anda pemirsa, saya Sarah Tri Putri dan Rio Refantra dari Paris Prancis kita kembalikan ke Jakarta bersama mas Dimas dan Mas Eko, terima kasih" ucap wartawan berambut pendek tersebut menatap layar kamera dengan tersenyum. Iwan menghela nafasnya, dan kembali berjalan ke arah lift yang akan mengantarkannya ke lantai dimana ruangannya berada.

**

"Namanya Sita" ucap umi pagi itu saat mereka tengah menikmati sarapan. Iwan berhenti menyuapi nasi goreng kedalam mulutnya dan menatap umi. Ia mendesah pelan dan bergantian menatap Abi yang duduk di kepala meja makan.

"Nah, nanti malam kita kerumah mereka ya Iwan. Kamu harus lihat deh wajah Sita, cantik banget. Umi aja waktu pertama kali ketemu sampe pangling loh" ucap umi masih menatap berbinar kearah anak tunggalnya tersebut.

"Umi.." Iwan mengangkat bicara dan berhenti ketika mendengar dehaman dari Abi.

"Iwan, turuti saja perintah umi mu itu, itu semua demi kebahagian kamu juga" ucap Abi. Kalau Abi sudah angkat bicara, otomatis Iwan akan langsung diam dan hanya menuruti perkataan Abinya. Ia kemudian mengangguk mengerti.

**

Mobil Iwan memasuki sebuah pekarangan yang begitu luas pada rumah mewah bergaya victoria dan didominasi warna putih tulang. Pekarangan tersebut dihiasi taman-taman kecil yang diterangi sinar lampu taman. Terdapat air mancur ditengah taman membuat taman tersebut sangat indah jika dilihat pada siang hari. Mobilpun berhenti. Umi, Abi dan Iwan keluar dari mobil. Iwan melihat ke sekelilingnya, ia berpikir kalau ia pernah kesini sebelumnya.

Umi dan Abi sudah berjalan duluan. Iwan masih memandang air mancur di tengah taman yang menarik perhatiannya karena rasa malas bertemu tuan rumah yang timbul didalam benaknya.

"Iwan, ayok sini" panggil Umi, membuat Iwan menoleh dan berjalan kearah umi.

"Nah ini kenalin temen umi, namanya tante Azwa, dan ini om Feno" ucap umi memperkenalkan dua orangtua yang berada dihadapan Iwan. Iwan mengambit tangan mereka lalu menciumnya satu-satu.

CantikWhere stories live. Discover now