Keduapuluhdua

19K 886 54
                                    

Kirana memijit pelipisnya. Terasa pening dikepalanya saat memikirkan kejadian tadi siang di rumah modenya. Ia kedatangan seorang direktur utama, pria tua dari salah satu stasiun televisi dari Indonesia yang sudah puluhan kali menghubunginya. Ia tertawa kecil mengingat betapa lucu tingkah pria tua tersebut memohon kepadanya untuk menjadi salah satu tamu acara mereka.

"Ada apa Miss?" tanya Sue menoleh sebentar kearah Kirana dan kembali fokus mengemudi menatap jalanan yang ada dihadapannya.

"Yah, aku hanya teringat kejadian siang tadi, haha.. Kau lihat tidak tampang bapak tua tadi? Sangat lucu" ucap Kirana. Sue tersenyum lebar. Senang sekali hatinya melihat bossnya kembali tertawa.

"Menurutmu, kita terima atau tidak?" tanya Kirana kepada Sue.

"Yaa.. Mereka sudah berusaha sekuatnya Miss, untuk mengundangmu sebagai tamu acara. Aku saja sempat terkesan melihat kegigihan mereka untuk dapat membuatmu menginjakkan kaki di acara tersebut, jadi menurutku, anda turuti saja Miss. Kan kasihan, pria tua tadi sanggup datang sendiri untuk menemui mu" ucap Sue. Kirana tertawa kembali.

"Baiklah, kalau begitu kita terima, tapi kita menghubungi mereka sewaktu berada di Indonesia saja" ucap Kirana dan dianggukkan oleh Sue.

**

"Selamat ibu Sita, usia kandungan anda sudah menginjak tujuh minggu" ucap seorang dokter kandungan kepada Sita. Sita tersenyum dan setitik air mata mencelos dari sudut matanya. Betapa bahagianya ia saat ini mengetahui kalau ia sekarang hamil.

"Kondisi janin di dalam rahim anda sehat-sehat saja. Yang penting anda harus menjaga pola makan anda dan tidak boleh stress" ucap dokter itu kembali. Sita mengangguk kembali.

"Baik dokter, sekali lagi terima kasih" pamit Sita kepada dokter setelah pembicaraan mereka selesai didalam ruangan, ia langsung pergi keluar dari ruangan pemeriksaan. Ia tersenyum lebar dan mengusap perutnya yang belum terlalu membuncit. Ia membayangkan bagaimana reaksi suaminya nanti saat mengetahui kabar bahagia tersebut.

"Sayang, tolong dong kamu ambilin aku cake yang ada dilemari pendingin ya" teriak Sita dari ruangan nonton. Iwan yang sedang mengambil minum di dapur menghela nafasnya mendapati sudah sekian kali istrinya tersebut bertingkah sangat manja. Dibukanya pintu lemari pendinginnya tersebut.

Ia terheran melihat secarik kertas yang terletak di dalam lemari pendingin. Ia lalu membuka dan membacanya. Matanya membulat sempurna dan ia segera berlari kearah istrinya berada saat ini.

"Sayang, beneran kan ini?" tanya Iwan memastikan kalau dugaannya tidak salah. Sita mengangguk dan tersenyum. Iwan segera berlari dan memeluk Sita erat. Betapa bahagianya ia saat ini, karena ia akan mempunyai seorang jagoan kecil yang akan melengkapi kehidupannya.

**

"Anda yakin tidak memakai pesawat pribadi saja Miss?" tanya Sue memastikan bahwa telinganya tidak salah dengar saat ini. Kirana menoleh kearah Sue dan lanjut menonton film kesukaannya.

"Iya, tentu saja, aku hanya ingin sekali-kali kita menaiki pesawat umum Sue" ucap Kirana. Sue mengangguk mengerti. Ia lalu menelpon seseorang untuk memesan tiket penerbangan untuk dua minggu lagi.

Kirana tersenyum membayangkan bagaimana ia kembali setelah sekian lama menghabisi waktu di negara ibunya. Tapi senyumnya luntur saat wajah Iwan tempo hari membayang dikepalanya membuat ia menggeleng pelan agar wajah Iwan menghilang. Semoga saja ia tidak bertemu dengan Iwan saat ia berada di Indonesia untuk beberapa hari kedepannya.

"Miss, aku sudah memesan tiket, untuk dua orang" ucap Sue. Kirana mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Tak lupa senyum manisnya terkembang menularkannya kepada Sue yang kini membalas senyumannya.

CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang