Keempat

22.6K 1K 2
                                    

Drum.. Drum.. Seseorang dibalut jaket kulit hitam dan celana hitam serta helm yang juga berwarna hitam memarkirkan sebuah motor sport berwarna hijau di parkiran sekolah. Semua siswa yang berada diparkiran memusatkan perhatian kepadanya. Orang tersebut kemudian melepaskan helm yang menutupi kepalanya tadi. Para lelaki terpaku menatap orang tersebut yang ternyata Laras yang lalu melepaskan jaket kulitnya setelah menenggerkan helmnya ke atas jok motornya.

Merasa diperhatikan, Laras kemudian berhenti membuka resleting jaketnya dan menatap tajam kepada siswa yang melihatnya.

"Apa lihat-lihat" tanya Laras sarkastik kepada para lelaki yang berada diparkiran bersamanya. Setelah mengunci motornya, Laras kemudian berjalan kearah toilet untuk menukar celana menjadi rok sekolah. Setelah itu, ia pun berjalan kearah kelas yang ia tempati selama setahun nanti.

Sesampainya Laras di kelas, ia melirik sekilas kepada Iwan yang sedang duduk membaca sebuah buku tebal diatas mejanya. Laras kemudian meletakkan tasnya keatas meja dan mengambil ponselnya.

"Ras, ntar siang kita latihan ya, kan minggu depan pensi mau dimulai" ucap seorang siswa laki-laki menghampiri meja Laras.

"Iye ah, eh gue lupa bawa stik drum gue, gimana dong Ndre?" Laras menatap iba kepada temannya.

"Ya elah, kebiasaan lo ya nyet, di ruang klub kan masih ada stik cadangan" ucap Andre mengalihkan pandangannya dari tatapan Laras yang membuat ia semakin manis dimata Andre.

Laras terkekeh mendengar jawaban Andre.

"Haha, gue ada bawa kok, tu muke lu kenapa merah gitu, sakit ya?" tanya Laras penuh selidik.

"Gak ada. Gue kekelas dulu, bye" ucap Andre lalu pergi menuju kelasnya.

Laras terkekeh melihat Andre yang berjalan meninggalkan kelasnya. Ia terkejut melihat Iwan yang sudah berdiri di sebelah mejanya.

"Ngapain?" tanya Laras mengurut dadanya karena terkejut.

"Kirana sekolahnya dimana ya Ras?" tanya Iwan.

"Mm.. Kalau gak salah SMA Aditya, emang ngapain lo nanya sekolah Kirana dimana?"

"Oo, lusa gue sama anggota basket yang lain mau berangkat ke Bogor. Ada pertandingan persahabatan. Dan kebetulan tandingnya di SMA si Kirana".

"What? Kalau gitu gue juga mau ke Bogor deh"

"Lah, lo mau bolos?"

"Ish, sekali-sekali gak papa juga kali"

"Yadeh, terserah lo" Iwan kemudian berjalan kembali ke arah mejanya sebelum bel masuk berbunyi.

**

Hari telah berganti, siang itu, Iwan dan teman-temannya sudah sampai di Bogor. Bis yang mengantarkan mereka berhenti disalah satu rumah makan. Para anggota tim basket, Laras, guru olahraga dan sopir bis keluar dari bis dan berjalan menuju rumah makan dan mengisi perut mereka yang kosong. Setelah makan siang, rombongan kemudian menuju ke SMA Aditya.

"Wan, ngapain si Laras pake acara numpang naik bis kita?" bisik Adam sambil sesekali melirik Laras yang duduk tiga bangku dibelakangnya yang sedang memakai handset.

"Gak tau deh, tu anak sedengnya minta ampun. Kemaren dia mohon-mohon ama gue, trus gue suruh aja dia nanya sama pak Tony, dibolehin numpang apa kagak, eh ternyata pak Tony setuju aja, ya mau gimana lagi" ucap Iwan pasrah. Adam hanya manggut-manggut ia kemudian menggeleng sedikit dan kembal melirik Laras yang telah mempelototi Adam dari tadi. Adam terkejut melihat tatapan tajam dari Laras dan langsung mengalihkan pandangannya.

Iwan, Laras dan anggota basket lainnya telah sampai di SMA Aditya, Laras kemudian mencoba menghubungi Kirana, tapi panggilan dari ponsel tak kunjung diangkat Kirana. Akhirnya Laras memutuskan untuk mengikuti kemana saja Anggota basket berjalan. Mereka memasuki ruangan kepala sekolah. Setelah berbincang sangat lama dengan pihak sekolah, para anggota dan termasuk juga Laras dipersilahkan untuk mendatangi klub basket yang ada disekolah sebelum akhirnya pertandingan dimulai.

CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang