Kesembilan

19.6K 917 18
                                    

"Kamu mau kesekolah ya?" tanya papa dan langsung dianggukkan oleh Kirana.

"Kapan papa datang?" tanya Kirana sambil melepaskan pelukannya.

"Pagi-pagi buta papa udah datang di Jakarta sayang, denger kamu disini dari nenek, papa langsung nyusul" ucap papa.

"Pa, Kirana kangen banget sama papa" ucap Kirana. Papa tersenyum dan mengecup kening Kirana lama.

"Mama didalam ya?" tanya papa kepada Kirana. Kirana mengangguk dan tersenyum.

"Pa, aku berangkat dulu ya, takut telat, Assalamualaykum" ucap Kirana berpamitan dengan papanya.

"Waalaykumussalam. Hati-hati ya" ucap papa tersenyum. Kirana mengangguk dan menyalami tangan papanya. Ia langsung masuk kedalam mobil yang akan mengantarkannya kesekolah.

**

Papa menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya pelan. Perasaan gugup tengah ia rasakan saat ini, bertemu dengan mantan istri yang telah lama tidak bertemu.

"Assalamualaykum" ucap papa memasuki rumah nenek.

Mama kirana yang sedang mengolesi roti dengan selai coklat langsung kaku mendengar suara bariton yang sangat ia kenali. Betapa saat ini merindukan suara lelaki tersebut. Apakah ini mimpi? Batin mama.

Saat menoleh kebelakang, betapa terkejutnya ia mendapati seorang pria yang memakai baju kemeja dongker dan sebuah koper disampingnya tengah menatap mama lembut.

Pria tersebut tersenyum memperlihatkan lesung pipit yang berada dikedua pipinya menambahkan ketampanan diwajahnya.

"Lyra" ucap papa lirih. Masih dengan keterkejutannya ia menatap lekat wajah mantan suaminya tersebut. Walaupun sudah tak bersama lagi, namun perasaan itu masih sama. Ia masih sayang dan cinta dengan mantan suaminya tersebut. Namun kelakuan suaminya yang membuat mereka berpisah langsung menggerogoti pikirannya. Berusaha menetralkan detak jantungnya ia kemudian tersenyum.

"Waalaykumussalam kak" ucap Mama lembut.

"Siapa itu Ra?" ucap nenek dari arah dapur. Nenek terkejut ketika melihat seseorang yang berdiri di ruang makan dengan kopernya yang terletak disampingnya. Ia bergerak cepat dan langsung memeluk erat tubuh papa.

"Khalid, kamu pulang nak" ucap nenek lirih. Mama tersenyum melihat ibu dan anak tersebut berpelukan. Senyumnya berhenti ketika papa menoleh kepadanya dan tersenyum hangat. Mama segera membuang muka. Namun jantungnya masih berdetak kencang saat ini. Ia tersenyum dan kembali menyantap roti yang berada ditangannya.

**

"Jadi ntar Ki?" ucap Adel sambil memperhatikan penjelasan pak guru didepan kelas.

"Jadi dong" ucap Kirana tersenyum lebar. Adel menoleh menatap Kirana heran, tak biasanya Kirana sangat ceria hari ini.

"Lo kenapa Ki? Senyum mulu dari tadi?" Kirana terkekeh pelan.

"Orangtua gue pulang Del" ucap Kirana berbinar. Adel tersenyum menatap Kirana.

"Hmm, enak banget yang orangtuanya udah dateng, gue juga mau deh kayak gitu" ucap Adel sambil menghela nafasnya.

"Yah.. Mau gimana lagi Del.. Mama gue juga bentar doang di sini, bentar lagi pergi lagi" ucap Kirana pasrah. Adel dan Kirana terkekeh pelan karena menceritakan kisah sendu yang mereka alami dikala ditinggal pergi orangtua mereka masing-masing.

"Ya elah, malah curcol.. Perhatiin lagi tuh pelajaran pak Tony, ntar dipanggil kedepan lagi" ucap Adel tersenyum kecut.

"Adel.. Kirana.. Ngomong aja dari tadi, kerjain tugas didepan sekarang!" ucap pak Tony kearah mereka berdua.

CantikWhere stories live. Discover now