CHAPTER 2

354 17 8
                                    

Kehabisan Peluru
Genre : Action Thriller
18+ [Restricted]

Moreno, nama lelaki itu tengah bersiap pulang menuju rumahnya setelah seharian lelah bekerja dikantornya, dengan mengendarai sedan hitam mewahnya, ia pun berada dibalik kemudinya sekarang dan bergegas menuju kerumahnya, menyetir di kegelapan malam kota Jakarta yang hening, karena waktu telah menunjukkan hampir pukul duabelas malam, ia pun terus menatap kedepan sembari sedikit melonggarkan dasinya, saat lampu merah ia pun menginjak remnya dan berhenti sembari melihat pemandangan kota yang sudah tidak asing lagi baginya, anak-anak jalanan itu tertidur dipinggiran kota Jakarta yang penuh dengan gedung-gedung tinggi menjulang, sebagian sampah juga terlihat dipinggir-pinggir trotoar, gerobak sampah milik kaum miskin tersebut juga nampak dalam penglihatannya, sebagian dari mereka juga masih ada yang terjaga entah hanya untuk sekadar duduk-duduk atau meratapi nasib mereka yang begitu buruk.

Namun hati lelaki tampan ini sudah beku terhadap berbagai permasalahan sosial seperti itu, baginya mereka sendiri yang tidak mau mengubah hidup mereka, hanya mengais rezeki seadanya setelah itu lebih banyak mengeluhkan nasib mereka yang seperti itu tanpa ada suatu keinginan untuk merubahnya menjadi lebih baik lagi.
Mengemudi mobil hampir lima belas menit tak terasa sudah sampai membawa dirinya ke rumahnya yang cukup mewah, bergaya minimalis.
Ia pun melepaskan jas biru tua nya dan menaruhnya disembarang tempat, Moreno pun bergerak menuju lemari es untuk mengambil minuman dingin didalamnya sesaat kemudian ia pun refleks membalikan badannya dengan menggenggam pistol jenis FN yang ia ambil dengan cekatan dari pinggangnya namun dua buah peluru dengan cepat keburu bersarang dikepalanya, membuat ia tergeletak tak berdaya, darah terus mengalir dari kepala Moreno, dalam keadaan tertelungkup, ia pun tewas seketika, si pembunuh pun langsung melarikan diri dan menghilangkan jejaknya secepat kilat.

Perusahaan tempat Moreno bekerja sontak saja kaget mendengar pemberitaan di keesokan harinya, suatu organisasi terselubung yang bergerak dibidang media, perdagangan manusia dan narkoba berkedok perusahaan jasa dan barang ini sudah lama menjalankan aktivitasnya dengan aman dan tanpa hambatan, bagaimana mereka berhasil menyuap pemerintahan yang korup, menyingkirkan para pesaingnya dengan berdarah-darah dimasa lalu, membuat kelompok ini ditakuti dan mempunyai kekuatan dana yang besar, mereka menanamkan saham-sahamnya diberbagai perusahaan dan bursa efek sebagai stabilitas neraca keuangan mereka.
Gedung itu terletak dibagian belakang dua buah gedung yang menjulang tinggi , tertutupi dari penglihatan apabila hanya melihatnya dari jalan raya, gedung ini terdiri dari sekitar empat belas lantai, terdapat berbagai perusahaan yang menyewa ditempat tersebut, dibagian lantai pertama hingga lima dijejali berbagai perusahaan mulai dari perusahaan jasa, barang, bank, media, dan banyak lagi namun dibagian lantai teratas gedung ini difungsikan sebagai suatu ruangan rapat bagi sebuah korporasi terselubung berkedok perusahaan jasa, dibidang media.

Andriano Malik, seorang bos perusahaan tengah memimpin rapat pada pagi-pagi sekali, sesuatu yang sangat jarang ia lakukan bersama para pemimpin lainnya, totalnya berjumlah lima orang.

Diujung meja berbentuk kotak itu ada Andriano Malik sendiri, dengan tubuhnnya yang gempal,memakai kacamat minus, dan menindik anting ditelinga kirinya.

Disamping meja sebelah kirinya terdapat Maria Elfina, seorang wanita berumur sekitar tiga puluh tujuh tahunan, namun wajahnya awet muda seperti terlihat sepuluh tahun lebih muda dari umurnya, memulas make-up secukupnya diwajahnya, dengan rambut panjang terurai berwarna coklat-kepirangan hasil olahan cat warna, gayanya yang selalu terlihat fashionable dan seksi dibalik kemeja putihnya memperlihatkan ukuran dadanya yang cukup dan terlihat masih kencang, dengan dipadu rok abu-abu, ia membawahi departemen amunisi dan persenjataan.

Tepat disamping Maria ada Rafi, lelaki dengan setelan jas mahal ini berusia sekitar empat puluhan, badannya masih terlihat atletis dengan sorot mata yang tajam dan berwajah bersih dengan sedikit brewok dibeberapa bagian wajahnya, ia membawahi Departemen Politik dan Diplomasi, keberhasilannya dalam menyuap para pejabat korup dipemerintahan pusat maupun daerah dan bekerjasama dengan berbagai kalangan untuk menjadi pelindung dan melancarkan arus perdagangan ilegal mereka membuat posisinya sulit ditandingi oleh siapapun sekarang,

KEHABISAN PELURUWhere stories live. Discover now