CHAPTER 11

231 3 2
                                    

Kehabisan Peluru
Genre : Action Thriller

[Restricted] [18+] for Strong Violence & Gore, Some Sexuality & Nudity

Hari ini Maria Elfina kedatangan tamu spesial, sebelum tamunya datang Maria sepertinya sudah banyak menenggak minuman keras, dua botol yang ia hidangkan pada gelas sedikit demi sedikit ia seruput secara terus menerus sudah cukup membuat diri-nya mulai teler.
Blazer merah-nya yang melekat pada tubuhnya ia lepas lalu kemeja putih lengan panjangnya ia lipat sampai sesiku, Maria pun terhenyak pada sofa hitam empuk yang menghadap ke arah kaca apartemennya, ia memandangi gedung besar di seberang apartemennya tersebut dengan mata kuyu dan layu.

Mario, temannya dari Badan Intelijen sudah datang, ia tanpa ragu dan mengetuk terlebih dahulu langsung saja membuka pintu dan masuk kedalam.

Mario datang dengan membawa sebuah tas serta kemeja putih dan jas abu-abu, berusia 38th, tinggi, dan cukup kekar, serta berkulit coklat, serta memiliki brewok tipis.

"Hello Maria." Sapa Mario "sudah mabuk duluan kau rupanya."

Maria hanya senyum tipis, sembari duduk dengan mata terus menatap ke arah Mario dengan penuh hasrat lapar dan membuncah, Mario pun menarik Maria dari tempat duduk-nya lalu memeluk-nya, memegangi perut Maria yang hangat dan kencang lalu memegangi kedua tangan Maria, serta dengan sigap dan cepat Mario pun mengeluarkan sebuah borgol dan mengikat kedua lengan Maria ke belakang dengan borgol tersebut.

"Ah apa-apaan ini Yo." Sahut Maria kesal ... "Hey tenang, kamu tahu kan yang aku suka." Balas Mario.

"Maksud-mu kita mau main Bdsm ?" Tanya Maria, "Ah tidak, aku sedang tidak bernafsu."

"Aku hanya ingin bercinta dalam keadaan diri-mu tidak berdaya, itu saja." Jawab Mario.

Mario pun mulai mencium bibir Elfina dengan perlahan dan lembut serta memegangi rambut-nya yang panjang tergerai, berwarna hitam kecoklatan, bibir-nya masih manis dan indah, kedua-nya tampak mulai menikmati satu sama lain, Mario pun mulai menekan tubuh Maria ke sofa besar dan melepaskan rok yang di kenakan oleh Maria dan melucuti celana dalam hitam pendek Maria yang masih dalam keadaan terborgol, dengan kemeja putih-nya tetap melekat di tubuh-nya serta bagian bawah-nya sudah terbuka, namun sepatu high heels nya masih melekat di kaki jenjang-nya.

Malam sepertinya masih sangat panjang, sang bulan memperhatikan dua anak manusia ini sedang memadu cinta satu sama lain.

Hari sudah mulai terang, pagi hari yang agak mendung pada weekend kali ini, namun Maria merasa nyaman dan terlindungi oleh dinding kokoh apartemen milik-nya, yang tahan akan cuaca baik panas maupun dingin, diri-nya sudah seperti tidak akan merasa kesulitan hidup lagi, setidak-nya sampai saat ini.

Maria yang hanya mengenakan kemeja putih kerjanya kemarin serta celana street pendek warna hitam menyelipkan sebuah rokok menthol di bibir-nya, Mario pun menyalakan korek api-nya pada sebatang rokok Maria.

Mereka berdua terduduk, Maria kini menunggu laporan dari Mario, baginya Mario adalah pejabat di Badan Intelijen yang memiliki kapabilitas dan loyalitas yang tidak perlu diragukan terhadap diri-nya, Maria tahu bahwa istri Mario sudah tidak bisa memberi kepuasaan lebih terhadap-nya, ia memiliki istri yang otoriter, tukang atur, tubuhnya sudah tidak seindah dulu lagi, jarang berolah raga, banyak mengendur, serta hanya mencari titik kesalahan pada diri Mario membuat Mario muak akan semua itu, Maria lah yang bisa di jadikan wanita sandaran bagi-nya setidaknya sampai saat ini. Maria & Mario juga pernah menjadi duet maut saat Kelompok Maria di bantai habis-habisan oleh Militer pada saat itu Mario lah yang mencarikan senjata untuk Maria dan tim-nya, Mario pula lah yang membocorkan rahasia rencana pemerintahan pada saat itu untuk memusnahkan Kelompok Maria, sehingga Maria bisa selamat.

KEHABISAN PELURUOù les histoires vivent. Découvrez maintenant