#7

2.2K 146 5
                                    

Holla.. semua maafkan aku baru sempat update lagi. Hiatus kemarin karena aku pergi liburan hehehe.. Habis liburan aku sakit 😷 .. Jadi baru sempat update sekarang .. Semoga kalian suka dengan alur cerita ff ini ..

"jadi disini tempat anak anak itu belajar, " ujar seorang kakek paru baya yang berjalan diantara tiang tiang tinggi yang mengapit koridor sekolah. Kehadirannya membuat semua orang bergeming, terkecuali oleh orang orang tertentu.

Kehadiran itu dirasakan oleh seira dan regis, begitu pula dengan frankenstein serta raizel. Ketiga orang penjaga sekolah itu sedang bertugas, secara tak sengaja berpapasan dengan kakek itu.

"aura apa ini. Begitu kuat, " gumam kecilnya yang terdengar oleh kedua rekannya.

"ya, kau benar," takio dan m21 mengiyakannya.

"sedang apa kalian disini, " tukasnya dengan geram, pada ketiga penjaga yang sedang berpatroli.

"eh, maksud anda tuan?" timpal tao yang bingung, sambil menggaruk-garuk kepala. Juga kedua rekan disampingnya yang terlihat canggung.

"kalian manusia yang mengorbankan martabatnya, demi kekuatan itu kan. Hmmm, dan sedang apa kalian disini, ini tempat suci bagi anak-anak untuk menimba ilmu. Jawab? " bentaknya membuat ketiga penjaga itu tak berkutik.

"sial dia tahu dari mana, " fikir mereka kesal.
Tak lama regis dan seira datang menghadap pria yang sudah cukup berumur itu. Dan menyuruh mereka pergi dengan segera.

"Regis jadi seperti itu caramu, mengahdap seorang kepala keluarga," tukasnya tak suka dengan prilaku cucunya. Kemudian kedua anak itu memberi hormat pada pria parubaya itu.

"mohon maaf kepala keluarga, Regis K. Landegre menghadap kepala keluarga," ucapnya sopan.

"Seira J. Loyard, menghadap kepala keluarga," timpal Seira dengan penuh rasa hormat.

"Seira kau tak perlu memberiku hormat seperti itu," balas pria tua itu dengan tak enak.

"Tak apa kepala keluarga," balas Seira ringan. Kemudian mereka berdua membawa pria tua yang mereka sebut kepala keluarga itu, ke kediaman Frankenstein yang juga di huni oleh ketiga penjaga sekolah yang di temui oleh pria parubaya itu. sontak membuatnya terkejut, melihat regis dan seira yang mana adalah keturunan murni keluarga para bangsawan satu atap dengan manusia yang dia anggap hina karena telah merelakan martabatnya sebagai manusia demi kekuatan.

"apa-apaan ini, kalian tinggal bersama mereka," desaunya membuat sedikit gaduh di rumah Frankenstein. Tak lama sang pemilik rumah itu pun datang menghampiri kegaduhan yang membuatnya terperanjat, dari sudut ruangan mata birunya menatap pria tua itu dengan seksama, bibirnya mulai menyeringai jahat.

"siapa yang membuat keributan dirumahku?" tegasnya membuat pria tua itu berpaling menuju sumber suara di belakang tubuhnya.

"Lama tak jumpa Gejuthel K. Landegre," sapanya dengan sinis.

"Frankenstein," lirihnya tak percaya.

"semuanya tolong kosongkan ruangan ini, aku perlu bicara dengan pria tua yang suka pilih pilih ini,"

"Frankenstein kau tak berubah sedikitpun, sudah lama sejak kau menghilang"

"kau pun sama, keras kepalanya seperti dulu," timpalnya. Matanya saling bertatap tajam penuh dengan kecurigaan.

"kenapa kau ada disini? Kau berhenti mencarinya dan meninggalkan tuanmu begitu saja," mula gechutel yang sedikit menggebu.

"ini rumahku. Aku tak perlu mencarinya lagi," balasnya datar. Lalu dari siku tembok rumah terdengar langkah kaki yang mendekati kedua pria yang tengah berbincang itu.

"apa kau sudah meninggalkan dan menghianati tuanmu," pekik gechutel serius.

"Lama tak jumpa Gechutel," uajrnya datar menatap pria parubaya dengan rambut perak berlarik hitam di kedua sisi kepalanya. Dia sangat terkejut dihadapannya telah berdiri seseorang yang sedari dulu dihormatinya.

"benar, tuan Cadis Etrama Di Raizel, sang bangsawan sejati," lirihnya dengan penuh rasa hormat. Raizel beranjak duduk di samping Frankenstein, namun dengan sigap Frankenstein bangkit dan memberi hormat padanya.

Raizel beranjak duduk di sofa hitam, diikuti Gechutel yang duduk di sebrangnya, sementara Frankenstein berdiri disamping raizel. "Tuan Raizel anda dari mana saja, ratusan tahun kami mencari anda?" pungkas gechutel membuka perbincangan.

"aku tertidur sebentar" jawabnya datar, sesaat dia menyeruput tea hangat yang di buatkan Frankenstein.

"maaf?" sergahnya tak percaya. "jadi alasan anda menghilang selama 820 tahun lalu, adalah karena anda tertidur," lanjutnya dengan antusias.

"itu yang dikatakan Frankenstein," timpalnya dingin seolah tak peduli.

"dia tertidur selama itu," lirihnya seperti mencemaskan sesuatu.

"umm, Gechutel belum lama ini aku melihat seira memegang soul weapon sabit maut, symbol keluarga Loyard. Apa yang terjadi?" tanyanya penasaran.

"ahh, seira anak yang malang. Jika harus mengngat kejadian itu." ujarnya dengan nada sedih.

"apa maksudmu Gechutel! Apa yang kau ingin katakan!" tukasnya dengan sedikit emosi.

"seira adalah satu-satunya anggota keluarga Loyard yang tersisa," ujarnya tegas dengan sedikit nada sedih dari pembicaraannya. Frankenstein terbelalak tak percaya.

"keluarga Loyard sudah runtuh," lirihnya.

"jika begitu, lalu apa yang terjadi pada semua kepala keluarga yang lalu," tambahnya semakin penasaran dengan berbalut sedikit emosi.

"Frankenstein, para pemimpin keluarga yang kau kenal dulu telah pergi tidur,"

"apa?" Frankenstein semakin tercengang dengan penjelasan pria tua itu.

"begitu juga putraku," seketika wajahnya menjadi sendu matanya mendung seperti awan yang akan turun hujan.

"sebenarnya apa yang terjadi," ungkap raizel yang ikut dalam perbincangan.

"sejak tuan Raizel menghilang, tak ada perubahan yang berarti," tuturnya.

"tapi, banyak hal yang berubah setelah yang mulia Lord pergi tidur. Ada begitu banyak kekacauan yang terjadi. begitu juga dengan paara kepala keluarga," tamabahnya dengan prihatin. Sesaat Raizel menatap pria tua itu dengan sangat prihatin. Dia berfikir jika pria tua itu pasti telah mengalami banyak hal selama dia tertidur.

"lalu bagaimana dengan Lord saat ini?" raizel menimpali penjelasan Gechutel, sambil menebak-nebak apa yang akan diucapkannya.

"ahh soal itu," gechutel menutup matanya mengingat sesuatu apa yang harus ia katakan.

"..," raizel bergeming menatap pria itu. sementara gechutel menghela nafas panjang sebelum melanjutkan kisah masa lalu yang selalu menghantuinya.

"sebelum Lord pergi tidur beliau ingin bertemu dengan anda. Setiap hari dia selalu menunggu anda. Tidak ada hentinya dia bertanya pada setiap kepala keluarga," jelasnya dengan cahaya mata yang meredup, suaranya bergetar seakan tak sanggup menahan kesedihan itu. Frankenstein melihatnya dengan tatapan bingung dan tak mengerti.

"aku tidak mengerti apa yang terjadi antara anda dan sang putri, tapi.." ujar Gechutel meragu.

NoblesseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang