republish - MAAFKAN AKU

1.5K 130 5
                                    

setelah selesai menjalankan misi itu, mereka berencana untuk melihat keadaan kaum manusia yang sempat terganggu dengan makhluk tamak itu. mereka berjalan menjauh dari area pertau rungan tadi.

raizel tiba-tiba terhuyung akan jatuh, akan tetapi dengan sigap gadis berparas cantik itu mendekatinya dan memapahnya. ada penolakan kecil terhadap gadis itu dan membuatnya malu dan juga sedih. raizel dengan segera menjauh dari gadis itu yang terpaku sedang menanggung malu, lascrea merasa dia telah kehilangan sedikit harga dirinya dengan penolakan kecil itu. dan selama dalam perjalanan dia hanya berjalan di belakang raizel, tak berani mendekatinya.

"itu sangat memalukan. kenapa bisa aku seperti tadi. dimana harga diriku," runtuknya bergelut dengan hati dan juga fikirannya yang kacau.

"...." raizel hanya terdiam dan sesekali melirik gadis disamping belakangnya, tatapannya tak ada yang berubah tetap dingin dan beku. ada percikan kecil yang kerap kali dia rasakan ketika berada didekat gadis cantik bersurai hitam sepunggung itu. seolah mengikis tembok tinggi yang dibangunnya, mencair dan menghantam tembok itu dengan benturan keras. yah, mungkin itulah gambaran perasaannya saat ini.

Sementara di tempat lain, kekacauan terjadi lagi. Riuh teriakan seolah menggema di penjuru pemukiman. Raizel melirik lascrea dengan serius sorot matanya meyiratkan pernyataan untuk datang ketempat itu dan di balas anggukan kecil oleh gadis itu. Mereka segera berlari dengan cepat,untuk memastikan sesuatu yang mereka rasa masih belum selesai.

"makhluk itu lagi," gumam lascrea dengan kesal yang menjadi jadi.

"tahan amarahmu 💢 ,lascrea ." sergah raizel yang menatap pergulatan fikiran gadis bermanik ruby semerah darah. Gadis itu terhenyak seketika, dan menunduk malu.

"umm ,raizel kita harus melihat keadaan para kaum manusia. sepertinya letaknya tidak Jauh Dari sini ," pungkasnya canggung diikuti persetujuan raizel dengan anggukan kecil, dalam kebungkamannya.

Mereka dibuat terperangah dan rasa tak percaya dengan apa yang terjadi di pemukiman itu. Semuanya hancur lebur seperti di terjang badai, itu membuat raizel geram dan sangat marah. Begitu juga dengan lascrea yang tidak bisa tinggal diam, dia melirik kesana kemari, memungkinkan ada manusia yang selamat dan membutuhkan pertolongan.

Sementara raizel hanya diam, melihat satu desa yang terporak poranda. Dia mulai memancing musuh yang dirasanya masih ada di lingkungan itu, dengan mengerahkan sedikit energinya.

Ada aura misterius yang membuatnya tertarik ke satu tempat. Secara tidak sengaja lascrea menyingkap reruntuhan kayu dengan api yang menjalar dari sudut lainnya, karena dia merasakan sesuatu yang janggal. Sesaat kemudian dia dikejutkan oleh mutan yang menghancurkan pemukiman ini.

"grrrr ," nafas beratnya menyeruak bau darah manusia. Lascrea memcingkan matanya, seolah membidik sasaran.

Raizel pergi entah kemana, dia berlari kesana kemari, mencari sumber energi maut, dia juga mencari gadis itu. Pasalnya jika saja lascrea terluka sedikitpun, dia takkan pernah memaafkan dirinya sendiri.

"lascrea , dimana kau," lirihnya berjalan diantara malam itu di tengah riuhnya api yang membiasakan pemukiman itu.

"kenapa kau lakukan itu," makinya menekan amarah yang meluap luap dalam dirinya.

"aaawaaaaas," teriaknya mengalunkan pandangan mata ruby itu kesumber suara, rupanya disana telah berdiri seorang manusia dengan busur panah yang siap membidik sasaran dihadapannya.

"Nona, sepertinya kau berasal dari desa lain. Apa di desamu juga Mengalami ini." tutur pria itu dengan sudut bibir yang terluka dan mengalir darah segar. Juga pakaian yang compang camping, luka di sekujur tubuhnya. Namun dia memaksakan diri untuk bangkit dan memusnahkan makhluk laknat itu.

lascrea hanya bergeming. dia hanya berfikir siapa yang melindungi dan siapa yang dilindungi disini. dia hanya terpaku pada makhluk itu dengan menatapnya dengan tajam, mengeluarkan aura menyeramkan untuk menekan makhluk sial itu.

"Nona sebaiknya kau menjauh dari sana, kau harus selamat dari makhluk itu. Aku akan membidiknya dengan panahku ini." tandasnya panjang lebar. Dia menyerang makhluk itu dari sisi kiri kanan depan, dengan anak panahnya secara membabi buta. Namun tidak ada yang berhasil. Lascrea hanya terdiam di sisi lain mencari perlindungan. Karena dia tidak ingin memperlihatkan kekuatannya, di hadapan manusia itu.

Anak panah yang di tembakkan pemuda itu terus meleset, dan membuatnya geram. Hingga satu anak panah yang tersisa. Dia bergumam singkat.
"ckck ..ini adalah panAh terakhir, dengan berlapis perak yang akan melukai mutan itu." dia menggenggam erat dengan penuh pengharapan, dengan merapalkan do'a yang dipercaya dapat membantunya untuk memusnahkan mutan itu.

Saat manusia itu tengah berdo'a , gadis itu mengambil alih medan pertarungan. dengan kecepatan kilat lascrea menyerang mutan itu dan tentu kena telak. Dia tersenyum puas saat mutan itu tersungkur. Tapi, mutan itu kembali bangkit dan mengejar lascrea yang menjauh.

Craashh ..
Sebuah benda tajam menghantam keras hingga menembus tubuh bagian lainnya.

"lascrea ," netra ruby milik raizel membelalak nyalang. Kemarahan nyaris mengambil alih dirinya ketika lascrea di lukai oleh anak panah yang menusuknya dari belakang. lascrea melirik kearah lain, menatap pemuda itu.

"raizel,," katanya lirih dengan tatapannya yang mulai kabur karena efek yang di timbulkan oleh anak panah yang teerbuat dari perak. tentu vampir, sangat takut dengan benda-benda yang terbuat dari perak, karena itu dapat melumpuhkan kekuatannya.

Saat pertarungan tadi lascrea telah menghindari serangan balasan mutan itu. Pemuda itu melepaskan anak Panah itu melesat jauh membidik sasarannya. Namun mutan itu justru menarik lengan lascrea dan menjadikannya tameng.

"ya ampun. Nona, " pemuda itu berlari menghambur kearah gadis yang terluka itu.

Raizel berjalan menghampiri lascrea yang jatuh dengan panah yang masih menancap dan bersarang di dada kanan nya. Raizel mulai bergerak menggunakan kendali fikiran nya untuk mengelabui manusia itu.
Kemudian beralih pada mutan, pandangan nya meyiratkan kemurkaan. Selain berbuat kejam pada manusia yang tak bersalah dia juga telah menyerang lascrea gadis yang dilindunginya.

Dengan sekejap mata mutan itu musnah oleh darahnya sendiri. Kekuatan raizel semakin melemah, Melihat Lascrea yang terluka begitu dia tak bisa berdiam diri.

"lascrea, izinkan aku untuk membawaMu kembali ke lukedonia." ujarnya dibalas anggukan lirih oleh gadis itu. Dia tak mampu mengatakan apapun selain dengan gerakan kecil.
Butuh tenaga lebih untuk sekedar menggerakkan jari tangannya.
Kemudian raizel meraih tubuhnya dan mendekap kedalam pelukannya.

"raizel maafkan aku."

"beristirahatlah lascrea." iris ruby itu menutup perlahan membenamkan diri dalam pelukan hangat yang menggrtarkan hati dan rasa nyaman tiada tara.

"lascrea maafkan aku," ucapnya lirih sambil melihat gadis yang tertidur dalam pangukuannya.

"aku akan melindungimu." dengan menghimpun tenaga yang tersisa raizel mengerahkan kekuatannya untuk berteleportasi ke tempat yang dituju dalam kendali fikirannya.

Hai hai 👋 ....
Aku harap kalian masih menikmati alur cerita ini. Jujur aja aku takut ga nyambung .. Buat kecewa deh ..

Mudah mudahan kalian suka ya... Maklum aku amatiran..

NoblesseWhere stories live. Discover now