tujuan awal -2

1.4K 112 17
                                    

" siapa kau sebenarnya, aku tidak pernah mengira akan ada kepala keluarga sekuat ini," pekiknya tertahan. dia melawan dengan sekuat tenaga, namum upaya besarnya itu tidak memberi perubahan besar, yang kini nyawanya sedang terancam maut.

lascrea sekarang hanya bisa diam menyaksikan pertarungan sepihak itu. dia terlihat sangat kesal karena raizel menggangu pertarungannya dengan mutan itu. seketika dia teringat kembali tentang perkataan raizel yang membuatnya tersanjung, sekali lagi pipinya putihnya merah merona. jantungnya bergdegup kencang, dan membuatnya salah tingkah sendiri.

"lascrea," lirihnya melirik gadis yang tengah gundah itu, tindakan itu membuat konsesntrasinya teralihkan, dan pusaran darah itu sedikit melemah, hal itu dimanfaatkan oleh musuh untuk melarikan diri dan menyerang balik ketika lawannya yang sedang lengah. nyaris saja sebuah pukulan telak mengenai pelipis raizel. seketika itu pula dia menghantam kembali tubuh mutan itu dengan kekuatannya, tanpa menyentuh sedikitpun bahkan hingga mengotori tangannya.

"kautidak berhak untuk menganggap remeh diriku," ujarnya menekan orang yang kembali terjerat dalam kendali fikiran raizel.

"raizel, hentikan!" bentak lascrea yang kalut karenanya. dia begitu khawatir dengan daya kehidupan raizel yang akan habis, karena memakai kendali fikiran. dengan terburu-buru dia segera menghampiri raizel.

"jangan mendekat!" teriakannya membuat lascrea terdiam memandangnya dengan terkejut. matanya melirik kearah gadis itu, yang telah nampak mengeluarkan seluruh kekuatannya. hal itu dibuktikann dengan keularnya air mata darah dari mata kanannya. lascrea semakin khawatir dengan apa yang dia lihat. antara percaya dan tidak, nyawa raizel telah berada dalam bahaya.

"ckck.... kenapa para bangsawan sepertimu harus hidup di dunia yang sama dengan manusia." tuturnya memancing amarah lawan.

"karena kami bertugas melindungi mereka yang lemah," jawab raizel.

"ciih," ledeknya.

"dunia ini tidak hanya berisi manusia saja, dan dunia ini pun tidak hanya ada para bangsawan saja, kita diciptakan untuk saling menghargai dan menjaga satu sama lain."

"raizel," lirihnya dengan tatapan sendu memandang pria yang berdiri dihadapannya.

"kau terlalu banyak bicara," pekiknya dengan kesal dan mencari cara untuk membuyarkan konsentrasi raizel yang semakin menekannya. terlintas di fikirannya untuk menggunakan lascrea sebagai sandra agar mau melepaskannya. dengan langkah secepat kilat dia menarik tangan lascrea dan menariknya. dia nyaris jatuh dalam pelukan mutan itu. namun...

"kau tidak kuizinkan untuk menyentuhnya, bahkan seujung jaripun," katanya dengan menekan kekuatan lawannya. kini emosinya benar benar memuncak. lascrea hanya bisa diam mematung. namun dia juga memikirkan cara untuk mengakhiri mutan itu dengan caranya sendiri.

"srrraaat.... bcccraaaat...." darah segar yang kemerahan bersimbah dimana-mana. Lascrea membuatnya mutan itu jatuh tertunduk, namun dia masih dapat bergerak, meski hanya gerakan jari yang terlihat.

"aku sudah mengakhirinya, kau tak perlu untuk mengerahkan kekuatanmu lagi," ujarnya dengan ragu.

"lascrea," secara tiba-tiba mutan itu kembali berdiri dan mulai menyerang lascrea kembali. kali ini dia begitu berambisi dibanding dengan yang sebelumnya. ketika itu, ada perubahan yan terjadi dari dalam dirinya. aura gelap dan energi mistis menyergap area hutan yang semakin gelap itu, dengan penerangan cahaya bulan purnama yang semakin meninggi dan tepat berada di puncaknya.

Pertarungan itu menjadi semakin sengit. Manusia itu benar-benar menggila, dia bergumam singkat pada kedua bangsawan itu.
"aku benar-benar tidak percaya pada kekuatan ini, padahal aku mendapatkannya dari menghisap darah para central knight."

Dia menyeringai penuh kebanggaan pada dirinya dengan apa yang dicapainya. Lascrea menatap tajam pria mutan itu, tangannya mengepal keras, ingin menghajar mutan tersebut.

"eksperimennya berhasil, haha.. Wahaha.. Kini kami tidak akan menjadi lemah lagi," teriaknya dengan angkuh. Membuat kedua bangsawan dihadapannya mulai geram.

"jadi! Kaulah yang kami cari. Beraninya kau, melakukan hal sekeji itu pada kaum bangsawan, " pekik lascrea dengan serangan cepat dan bertubi tubi dan melukai mutan itu. Dengan anggun nya dia menggunakan kendali fikiran dan kendali darah yang dia kuasai untuk menghukum makhluk itu.

"kau tak pantas untuk hidup lagi, " gumamnya dengan tertahan. "ini adalah akhir dari riwayatmu, " dengan serangan telak dia membuat makhluk itu berada digerbang maut. Namun, secara tiba-tiba raizel menahannya.

"cukup!! Biar aku yang menyelesaikan sisanya, "

"raizel,, biar aku saja."

"tidak, kau hanya akan membunuhnya. Biarkan aku yang melenyapkannya tanpa jejak, " raizel mulai memusatkan konsentrasinya terlihat makhluk itu terhuyung huyung kembali.

Matanya yang indah seperti ruby itu seolah sedang membidik sasaran didepannya, dengan satu kali serangan blood twist makhluk itu lenyap seketika tanpa ada jejak sedikit pun.





NoblesseWhere stories live. Discover now