THE LAKE (Oneshoot)

1.3K 102 65
                                    

Jade (hijau lumut)
.

.

.

Ada satu mitos di hutan ini. Di suatu tempat di tengah hutan, terdapat sebuah danau. Danau yang tidak pernah tersentuh. Ketika ada yang berhasil mencapai dan menemukannya, maka dia tidak akan pernah kembali. Menghilang. Lenyap.

.
.
.
.

Semua yang ada di sana menahan napas. Tiba-tiba saja hawa dingin menyerang. Menembus kulit, menusuk tulang. Membuat tengkuk meremang perlahan.

"Hanya itu saja?"

Satu suara menghancurkan suasana yang sudah dibangun. Suasana mencekam berubah perlahan. Membuat satu wajah merengut kesal. "Yak, Park Chanyeol! Komentarmu tidak diperlukan sekarang ini!"

Park Chanyeol, lelaki itu memutar bola matanya malas. Sebelah sudut bibirnya terangkat. Menampilkan seringaian yang begitu menyebalkan. Khas Park Chanyeol. "Apa yang salah dengan komentarku?" tantang lelaki itu sembari mengangkat sebelah alisnya. "Yang salah mungkin dirimu, Byun Baekhyun. Kau bercerita sesuatu yang tidak pasti. Tanpa bukti."

Baekhyun mengeratkan rahang. Merasa tidak terima dengan cemoohan yang dilayangkan Chanyeol kepadanya. "Kalau kau tidak percaya, buktikan sana sendiri!"

Chanyeol mengangguk setuju. "Boleh juga. Ayo kita bertaruh," tantangnya. "Jika aku berhasil kembali dengan selamat dengan atau tanpa menemukan danau itu, kau harus membawa semua barang-barangku ketika kita pulang dari perkemahan. Bagaimana?"

Baekhyun menelan ludahnya susah payah. Bawaannya sudah cukup banyak untuk perkemahan kali ini. Sekarang harus ditambah dengan bawaan Chanyeol? Baekhyun tidak mampu membayangkan seberapa repotnya dia nanti. Tetapi, dia tidak mau dianggap pengecut. Jadi, lebih baik setuju saja.

"Baiklah," katanya meski sedikit ragu. "Tetapi, kau harus kembali fajar nanti, deal?"

Chanyeol menjabat tangan Baekhyun. "Deal."

O0O

Suasana cukup mencekam malam ini. Jalan setapak yang dilalui Chanyeol hanya disinari senter dengan sedikit bantuan dari sang rembulan. Lelaki jangkung itu juga mendengar suara burung hantu bersahutan. Chanyeol terus menggerutu sejak tadi. Dia mulai bosan menyusuri hutan. Dia lelah. Terlebih danau yang dimaksud Baekhyun tidak kunjung dia temukan.

"Jangan-jangan itu hanya bualannya saja," gerutu Chanyeol diiringi helaan napas panjang. Lelaki itu mendesah pasrah. Biarlah dia tidak menemukan danau itu. Dengan demikian maka Chanyeol mampu membuktikan bahwa cerita Baekhyun hanya omong kosong belaka. Dan itu berarti dirinya menang dalam pertaruhan ini.

.

.

.

Naaa.... Naaa.... Naaa....

Chanyeol menghentikan langkah seketika. Sayup-sayup terdengar suara. Suara merdu yang cukup menarik perhatiannya. Tetapi, ada satu masalah. Siapa juga yang menyanyi tengah malam begini? Di tengah hutan pula.

Deg.

Detak jantung Chanyeol terasa semakin cepat. Tubuhnya seketika kaku. Tengkuknya meremang. Chanyeol bukanlah lelaki penakut, sungguh. Bahkan dia paling berani jika ada kegiatan penjelajahan di malam hari. Hanya saja sekarang, dia merasa sekelumit rasa was-was menyergap. Membuat lelaki itu menelan salivanya bulat-bulat.

"Park Chanyeol, jangan jadi pengecut," ucapnya kepada diri sendiri.

Lelaki itu menarik napas dalam. Mengumpulkan segenap keberanian dan mulai melangkah. Mengikuti suara merdu yang masih saja terdengar. Suara itu semakin jelas ketika Chanyeol berada tepat di tengah hutan, menurut perkiraannya. Menampilkan satu sosok yang tengah duduk di tepian danau di depan sana.

ROOM 3Where stories live. Discover now