Chatting (Ficlet)

406 43 17
                                    


Benalu - Chat

***

"Sial!!"

Seorang pemuda dengan rambut cokelat berantakan mendengus kesal sembari melempar tasnya sembarang arah. Matanya menatap sangar lembaran kertas dihadapannya, lalu ia merobek kertas tersebut.

"Gagal! Gagal!! Gagal lagi!!" Ia melempar kertas tersebut entah kemana, lalu membanting dirinya ke ranjang.

Katalk!

Mata tajamnya melirik handphone yang berada di atas nakas samping ranjangnya, lalu melihat ke arah lain. Mengabaikan bunyi notifikasi tersebut.

"Paling-paling Jaehyun. Pasti ia diterima," lelaki tersebut berdecak kesal. "Harus berapa kali aku ditolak?? Lama-lama aku menganggur saja."

Katalk!

Katalk!

Ia menggaruk kepalanya gusar lalu bangkit dan meraih handphone miliknya. Dengan cepat ia membuka aplikasi 'Kakao Talk' dan menekan pesan yang datang dari sahabatnya, Jaehyun.

Jaehyun: Taeyong Hyung! Kau lulus?

Jaehyun: Aku lulus! Akhirnya aku satu sekolah dengannya.

Jaehyun: Hei, jawablah.

Taeyong mematikan handphone-nya lalu kembali merebahkan tubuhnya di ranjang. Seluruh temannya kini telah mendapat sekolah. Sedangkan ia? Masih harus merasakan pahit ditolak kesekian kalinya.

"Seharusnya aku belajar lebih giat," adalah kata-kata yang sudah ia ucapkan berulang kali. Namun, sudah terlambat. Penyesalan selalu datang terlambat, bukan?

Lama kelamaan, ia merasa pegal terlalu banyak marah-marah. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dan mampir ke minimarket terdekat. Sekalian mencari angin. Siapatahu, ia bisa menyegarkan pikirannya setelah berkeliling sekitar tempat tinggalnya.

***

"Semuanya jadi 3.000 won."

Taeyong meraba saku celananya, lalu mendesah kesal melihat uang digenggamannya dan menyerahkan ke penjaga kasir. Dengan segera ia menyambar plastik belanjaannya, lalu ia keluar dari toko tersebut.

"Sisa uangku tinggal sedikit. Huh." Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar minimarket, mencari tempat duduk. Pandangannya jatuh ke kursi kosong di bawah sebuah pohon besar.

Taeyong menghempaskan diri ke kursi tersebut, lalu memejamkan matanya. Berharap ada keajaiban datang secara tiba-tiba, yang membuatnya tak merasa kesal lagi.

"Sudahlah, tak ada gunanya aku mencari angin." Taeyong bangkit lalu berjalan kembali ke rumahnya.

Perjalanan dari minimarket ke rumah Taeyong memakan waktu sekitar 15 menit. Sepanjang perjalanan, ia terus mendengus, mengeluarkan kata-kata tidak pantas, dan hal-hal tak patut lainnya.

15 menit melakukan dosa.

Sesampainya dirumah, Taeyong mengunci pintu lalu meraih handphone-nya. Ia sibuk memikirkan, apa yang dapat dilakukan dengan handphone untuk menghilangkan kepenatannya.

Jarinya menggeser deretan aplikasi di handphone-nya. Sesekali ia menguap, lalu tak sengaja menjatuhkan handphone di hidungnya.

Tentu, ia tambah sebal.

Jarinya berhenti menggeser-geser saat sampai di aplikasi chat. Ia menekan ikon aplikasi tersebut, lalu beralih ke random chat.

Random chat berarti ia akan mengobrol bersama orang tak dikenal di sebuah chatroom. Menurutnya, mungkin hal tersebut dapat menghilangkan kekesalanya.

ROOM 3Where stories live. Discover now