THE DARK INSIDE

157 13 3
                                    

Casts: Jung Eunha, Jeon Jungkook, dan Kim Taehyung


Seoul, 3017.

Autumn

Makhluk menyeramkan itu mulai menguasai Bumi. Ya, semua berawal dari musim panas. Musim panas yang berbeda dari tahun - tahun sebelumnya. Musim panas yang menjadi awal dari segalanya.

Bercak darah di mana - mana, teriakan histeris saat hendak meregang nyawa begitu menusuk telinga, bau anyir darah menyeruak memaksa masuk ke hidung. Yang begitu jelas di sini adalah bau kematian yang tercium, membangkitkan nafsu membunuh semakin nyata. Dunia penuh kedamaian ini telah berakhir, semuanya berakhir.

Orang-orang di sini hanya memiliki dua pilihan. Hidup atau mati.

"Manusia - manusia itu memang bodoh, mereka lemah. Sangat lemah."

•••

Seoul, 3000.

Summer.

Inilah awalnya. Di saat awal mula kejadian itu datang. Masih dengan kehidupan damai di Bumi.

Breaking News :

Seorang perempuan dengan inisial JYN mati dengan tragis, tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Di duga, sang pembunuh adalah pembunuh bayaran yang tampak sangat profesional. Saat ini, pihak kepolisian masih mencari - cari petunjuk, baik dari kamera pengawas, maupun orang-orang yang sempat berada di TKP. Namun, polisi sedikit kebingungan mendapati bercak darah bertuliskan '666' memenuhi ruang TKP.

"Clik!"

Seorang gadis berumur satu tahun itu memainkan remot televisinya, hingga membuat televisi itu hidup-mati. Sudah sekitar setengah jam ia melakukan kegiatan itu. Hingga pada akhirnya ia mulai bosan dengan kegiatannya.

Di langkahkannya kakinya dengan perlahan, meski belum begitu mahir dalam berjalan. Langkahnya mengarah pada kamar ayahnya, tempat ia mendapati ayahnya dipenuhi bercak darah di sana.

"Ayah, mengapa bajumu berwarna merah?" tanya gadis itu polos. Namun, tak ada jawaban dari ayahnya sehingga membuatnya mendatangi lelaki paruh baya itu.

"Ayah, mengapa kau tertidur? Bangunlah, ini sudah pagi, Ayah," ucapnya bersemangat. Ia memukul kecil tangan kekar milik Ayahnya. Namun, untuk yang kedua kalinya, sang ayah tidak menjawab gadis kecil itu.

Gadis itu mengernyit, "Ayah, Eunha ingin es krim, ayo pergi ke kedai Paman Kim." Lagi, lagi, dan lagi, ayahnya bergeming.

Eunha hanya terdiam, menatap kearah bercak darah yang mengotori baju ayahnya. Saat itu ia berpikir bahwa ayahnya sedang tertidur pulas dan tidak ingin diganggu, jadi ia kembali menonton televisi. Awalnya ia sedikit bingung menatap angka '666' berwarna merah di sana.

Breaking News :

Presdir Ahn dari Cancer Group itu mati secara mengenaskan di dalam kamarnya. Ia di dapati oleh sang istri dengan pisau yang sudah tertancap pada perutnya, saat ini polisi masih mencari sang pelaku. Didapati bercak darah bertuliskan '666' pada cermin di kamar mediang Ahn.

Dan, mulai saat itu lah, berbagai kejadian kematian mulai berdatangan. Warga dari Negara Republik Korea itu mulai resah. Mereka hanya bisa berdoa, menunggu kematian mereka sendiri. Hingga saat Korea sudah dikuasai, makhluk-makhluk kejam itu mencoba menguasai negara lainnya, hingga pada akhirnya mereka menguasai Bumi.

•••

Seoul, 3017.

Summer.

Gadis bertudung hitam itu mengendarai UFO-nya. UFO? Ya, itulah kendaraan yang dipakai pada zaman ini. Namun, hanya orang - orang tertentu saja yang bisa mengenakannya. Mengapa? Karena manusia lainnya hanyalah budak. Budak yang jika melakukan kesalahan kecil saja akan dibunuh.

Orang - orang pada zaman ini sudah tidak seperti dulu lagi. Mereka hanya akan mementingkan keselamatan mereka, sudah tidak peduli kagi pada orang lain-bahkan keluarga mereka sendiri. Menurut mereka, mereka terlalu sibuk mengurusi keselamatannya, hingga tak ada waktu untuk mengurusi orang lain.

-

"Jungkook-ah," panggil gadis itu.

Sesosok lelaki menutup kedua kelopak mata Eunha dengan tangan kekarnya, membuat Eunha tertawa kecil. "Yak! Jangan bermain - main!"

Jungkook terkekeh kecil, "Menggodamu adalah kesenangan tersendiri bagiku, Eunha-ya. Ada apa? Mengapa kau tiba - tiba menemuiku? Menemukan sesuatu tentang angka '666' itu?"

"Eoh. Tapi aku hanya menemukan fakta bahwa angka itu adalah angka iluminati, tak ada hal yang berkaitan tentang pembunuh ayahku."

Jungkook menghela napas, kemudian menatap lekat manik hazel milik gadisnya itu. "Kurasa kita akan segera menemukannya. Bersabarlah, Sayang."

Eunha hanya mengangguk kecil dengan senyumnya yang mengembang. Ia mendapatkan semangatnya kembali hanya karena Jungkook. Jungkook memang sangat berarti baginya. Beruntung ia pernah bertemu dengan Jungkook dulu. Saat Eunha hampir saja terbunuh, Jungkook menyelamatkannya. Jungkook adalah segalanya bagi Eunha, gadis itu begitu menyayangi kekasihnya.

Namun hati gadis itu sedikit kecewa.

Jungkook-ah, kau ini apa?

-

Eunha mengendap-endapkan langkah kakinya. Dilihatnya Jungkook berjalan menuju kastil megah itu. Kastil? Ya, tempat para anggota 'The Darkness' berkumpul.

Gadis itu melangkahkan kakinya perlahan memasuki kastil itu, kemudian berusaha mendengar percakapan kekasihnya dengan penguasa The Darkness-Kim Taehyung. Eunha mengintip dari depan pintu yang sedikit terbuka.

"Masuklah, tak perlu mengendap-endap," ujar Taehyung.

Eunha tersentak kaget, matanya membulat sempurna-hal yang sama dengan Jungkook.

"Tanyakan apa yang membuatmu bingung." Taehyung tersenyum. Lebih tepatnya ... menyeringai.

"Jungkook, siapa dia?" suara Eunha bergetar, ia takut. Takut jawaban atas pertanyaannya adalah jawaban yang tidak diinginkan.

"Dia pasukan khusus The Darkness. Ah, iya! Soal cheap '666' yang sering membuatmu bingung itu usulan Jungkook, dia pula yang membunuh Ayahmu." Lagi, Taehyung menyeringai.

"Tidak, Eunha-ya. Ini tidak seperti yang kau pikirkan-"

"Tak apa, Kook-ah, aku mengerti," potong Eunha, ia mencoba mengerti Jungkook, yang walaupun tersirat perasaan kecewa pada kekasihnya itu.

"Ada apa? Mengapa kau tidak memarahinya, Cantik? Mengapa kau tidak membencinya?" Taehyung berucap.

Tubuh Eunha bergetar, matanya berkaca - kaca. Bibir bawahnya ia gigit, menahan isakannya untuk keluar dari bibir tipis itu. "Karena aku mencintainya."

Raut wajah Taehyung berubah seketika itu juga. "Ha! Ya! Dialah yang membunuh ayahmu. Mengapa kau tidak membencinya?! Mengapa kau tidak berpaling darinya sedikit pun?! Tak bisa kah kau melihat ke arahku, hm?"

"Orang ini, aku mencintainya, Taehyung-ah. Kau tidak mengerti," lirih Eunha.

"Biar aku jelaskan, dia bukan manusia, dia robot yang bahkan tidak memiliki perasaan. Bagaimana mungkin kau mencintainya? Dia hanyalah robot yang hanya bisa menuruti perintah bosnya, arra?"

"AKU TIDAK PEDULI, TAEHYUNG-AH, LALU APA BEDANYA DENGANMU?! KAU BAHKAN LEBIH BURUK, KAU BRENGS*K!"

PLAK!

"Sippal!" tamparan keras mendarat di pipi mulus Eunha, membuat sang empu meringis kesakitan.

"Taehyung-ah, selamat tinggal, temanku." Eunha tersenyum.

Taehyung, lelaki itu tersentak, takut - takut gadis itu akan melakukan sesuatu yang nekat.

Benar saja, Eunha mengambil sebuah belati yang entah darimana. Kemudian dia meggoresnya pada lehernya.

"Jungkook-ah, aku sudah tahu bahwa kau itu bukan manusia sejak lama. Karena caramu memandangku.. Tampak tak tulus. Selamat tinggal. "

= THE END =

Screwriter : Mrs_Jeon29_
Editor : anditia_nurul

ROOM 3Where stories live. Discover now