Di Tahun Kedua

139 14 2
                                    

Desyca tiba di rumahnya, ia langsung menuju kamar dan menaruh tas ranselnya di kasur

"Ica makan dulu"

Ujar Doni dari lantai bawah yang sedang memakan sepotong biskuit

"Iya"

Desyca pun mengeluarkan semua barang-barang yang ada di tas ranselnya

"Aku gak membutuhkan ini lagi"

Desyca menatap obat-obatnya dan membuangnya ke tempat sampah. Desyca lalu turun menuju meja makan

***

Sesampainya Vicki di rumah, ia langsung merebahkan tubuhnya ke kasur dan menatap langit-langit di kamarnya

"Sebenarnya ada apa sih dengan perasaan ini?"

Vicki memejamkan mata dan membukanya kembali saat Tika-kakanya masuk ke kamarnya

"Makan dulu sana"

"Nanti"

"..."

"Kenapa dia masih bersikap dingin?"

Batin Tika menatap Vicki. Tika pun melangkahkan kakinya keluar kamar dan berhenti saat di tangga.

Pandangannya tertuju pada kamar kosong dan gelap. Tika memasuki kamar kosong itu. Ia menghidupkan lampunya.

Ternyata di situ ada sebuah foto almarhum Ayahnya yang di hiasi banyak bunga dan dua lilin di sisi kanan-kiri bingkai foto tersebut.

Tika menyatukan kedua telapak tanganya dan memejamkan mata.

"Ayah.. Ku mohon maafkan aku"

---3 hari kemudian---

"Pengumuman untuk pembagian kelas sudah di umumkan. Silahkan cek di mading sekolah, terima kasih"

Pengumuman dari kepala sekolah membuat semua murid berlarian ke mading. Banyak sekali murid-murid yang mengerumuni sebuah mading sekolah. Erika, Desyca, Vicki dan Hadi pun turut serta di kerumunan itu

"Waa jauh bangett"

"Mana namaku"

"Yess kita sekelas"

"Akkhh aku di sini"

"Tetap?"

"Kita beda"

Bla bla bla....

Semua sedang meributkan pembagian kelas mereka masing-masing. Erika terkejut dengan namanya yang tertera di ruang kelas 2-8

"What? Ruangan 8? Ya ampun sebodoh itukah aku😢"

Itu tergantung sama sekolahnya sih. Biasanya di ruang 8 itu yang paling rendah, biasanya😅lanjut

"Hee kita sekelas"

Hadi menyenggol lengan Erika

"Aku sekelas sama Desyca?"

Batin Vicki yang lalu melirik ke arah Desyca

"Masuk kelas eksklusif ya? Waa hebat"

Rendy menepuk pundak Desyca. Desyca terlonjak

"Eh iya, kamu ruang kelas mana?"

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang