Ingin Terus Bersamanya

108 12 0
                                    

Desyca bangun dari tidurnya. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 07.10. Dengan sigap ia beranjak dari kasurnya lalu menuruni tangga dengan sempoyongan. Ia menuju kamar mandi. Selepas itu ia kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap.

"Yosh" Desyca selesai menyisir rambutnya.

"Ica sarapan udah siap" Ujar Idha dengan nada tinggi.

"Oke" Desyca menuruni tangga.

"Selamat pagi Bu, Yah"

"Selamat pagi" Jawab Dino.

Desyca duduk di kursi itu. Ia mulai menyendok makanannya.

"Ica bagaimana kondisimu?" Tanya Dino tiba-tiba.

"Baik kok yah"

"Syukurlah. Buat jaga-jaga, gimana kalau kamu di rawat inap?" Usul Doni yang membuat Desyca tertegun. Reaksi Idha pun sama.

"Rawat inap? Tapi kenapa? Ica baik-baik aja kok" Desyca menolak.

"Ini juga demi kamu. Ayah khawatir kamu kenapa-kenapa saat ayah atau ibu lagi gak ada"

"Gak. Ica gak mau. Ica bisa kok jaga kesehatan Ica sendiri"

"Ica.. Ayah khawatir sama kondisimu..."

Dino terus meminta Desyca agar mau di rawat inap. Namun sifat keras kepalanya Desyca menolak permintaan ayahnya itu. Desyca merasa kesal. Nafsu makannya pun hilang. Ia langsung berdiri dari duduknya.

"Pokoknya Ica gak mau. Ica berangkat" Kata Desyca dingin. Ia memasang raut wajah kesalnya. Membayangkan jarum infus saja sudah membuatnya mual apalagi ia harus di rawat inap selama beberapa hari.

Ia tak bisa membayangkan betapa menyiksanya di kurung di kamar perawatan dengan penuh jarum tepat di depan matanya. Ia sangat tak menyukai suasana itu.

Desyca sampai di sekolah. Saat ia memasuki kelas, ia tak melihat sosok Vicki hari itu. Ia menuju bangkunya lalu meletakkan tasnya di atas meja. Ia mengeluarkan smartphone dan earphone-nya. Baru ingin memakai benda itu, keberadaan Rendy membuatnya terkejut.

"Eh Rendy. Bikin kaget tau"

"Hehe maaf" Rendy duduk di sebelah Desyca. Desyca masih mencari-cari sosok Vicki. Rendy pun langsung mengerti.

"Nyari Vicki?"

"Eng... Iya. Biasanya dia udah di kelas jam segini"

"Tadi sih aku ketemu dia di bandara pas aku lagi jemput ayahku"

Desyca tersentak. "Bandara?"

"Iya. Dia sama kakaknya bawa koper" Rendy menjelaskan.

"Ohh... Jadi hari ini dia berangkat. Entah kenapa aku jadi sedikit kesal"

"Kenapa Des? Kok mukamu kaya lagi kesel gitu"

"Bu...bukan apa-apa
"Mm.. Mungkin cuma perasaanku aja"

Ting... Tong...

Jam pelajaran pertama di mulai. Rendy pun kembali ke kelasnya. Desyca menyiapkan buku bahasa Jepang di atas meja. Tak lama guru bahasa pun datang dan memberi penjelasan. Desyca tak konsen pada pelajarannya. Ia terus memandang langit dari jendela kelas. Ia tak mencatat apapun tentang materi yang di jelaskan. Hiyori menyadarinya.

"Des kamu gak nyatat?" Bisik Hiyori.

"Eh.. Iya lupa" jawab Desyca pelan.

"Kamu kenapa? Lagi sakit ya"

"Gak apa-apa kok"

"Hoho.. Apa kamu galau karena pacarmu?"

"Te..tentu bukan."

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang