Kebenaran

65 13 0
                                    

Upacara pelantikan sekaligus pembukaan liburan musim panas masih beberapa jam lagi. Setelah kejadian kacau di toilet tadi, Desyca, Hadi, Erika serta para geng senior itu harus di panggil ke ruang kepala sekolah.

Kepala sekolah sangat marah dengan perilaku muridnya ini. Yang seharusnya jadi panutan untuk para junior malah membuat kekacauan. Dan akhirnya kepala sekolah memberi hukuman pada mereka untuk melaksanakan belajar tambahan nonstop selama liburan musim panas. Dan sisanya, Desyca dan Erika hanya di beri nasehat oleh guru penasehat. Dan Hadi, ia harus berhadapan kepada wali kelasnya karena sudah lancang memasuki toilet perempuan.

"Hhhhh akhirnya aku bisa keluar" Hadi pun keluar dari ruang guru dengan ekspresi lega.

Di depannya, sudah ada Desyca, Erika dan Vicki yang menunggu. Tatapan Hadi mengarah ke manik mata Desyca. Ada perasaan yang mengganjal di hatinya. Tapi, ia harus mengatakannya. Merasa ia sangat bersalah.

"Desyca... Maaf, aku... Waktu itu seharusnya, aku tidak menyalahkanmu" ucap Hadi berbelit-belit. Desyca hanya menggeleng.

"Iya tidak apa-apa."

"Desyca aku juga minta maaf, aku terlalu cepat menyimpulkan perkataanmu sebelumnya. Aku terlalu egois, dan... Dan..."

Erika sudah tak bisa melanjutkan perkataannya lagi. Pertahanannya hancur seketika air mata mengalir ke pipinya. Desyca pun memeluk sahabatnya itu.

"Mmm, aku mengerti. Kau tidak salah kok, seharusnya aku mengatakannya lebih cepat agar tidak salah paham."

"Hiks... Maafkan aku... Desyca aku menyayangimu"

"Iya-iya. Aku juga menyayangimu, saaaaaangat menyayangimu. Tak hanya dirimu.." Desyca melepaskan pelukannya.

"Tapi kalian semua, aku menyayangi kalian."

Senyum manis pun mengambang. Terukir rasa sayang yang lebih pada mereka di hati Desyca. Baginya, merekalah yang di cari-cari selama ini. Teman yang sangat berharga dan tak ternilai. Tapi, berbeda halnya dengan Vicki. Ia anggap seperti apa Vicki? Dimanakah posisi yang tepat untuk Vicki? Apa ungkapan yang cocok untuknya?

Seketika dada Desyca terasa seperti di tusuk tombak yang super tajam. Sangat menyakitkan. Hingga ia kesulitan untuk bernafas. Tapi untungnya mereka bertiga tak menyadarinya.

"Yahh karena masalah sudah selesai, kita makan ramen untuk merayakannya!!" Sorak Hadi penuh semangat. Hingga salah seorang guru yang berada di ruangan nampak terganggu.

"HOI KALIAN! BISA TENANG TIDAK?!"

"M-maaf pak"

"Kalau mau teriak-teriak jangan di sini, di tengah jalan saja sana!"

"Kenapa harus di tengah jalan?"

"Supaya orang lain bisa tau bahwa kau adalah orang gila dari SMA-Seiryo"

Desyca, Erika dan Vicki tertawa dengan candaan guru itu yang menurut mereka lucu. Sedangkan Hadi hanya bergumam seperti mengutuk mereka bertiga yang menertawakannya. Akhirnya mereka berempat memutuskan pergi ke kantin untuk makan ramen.

Setelah selesai bercanda tawa dengan ramen yang mereka santap, akhirnya selesai juga. Erika dan Hadi memutuskan untuk kembali ke kelasnya. Sedangkan Vicki, ia harus menemui wali kelasnya di gedung ketiga. Karena tak ada tujuan, Desyca pun memutuskan untuk menuju taman belakang.

Saat di lorong gedung kedua, Desyca bertemu sosok Irina yang kiranya sudah menunggu Desyca. Mata Irina pun menangkap sosok Desyca yang berjalan ke arahnya. Dan langkah Desyca terhenti.

"Kenapa..." Gumam Irina. Ia mengepal kuat tangannya sedangkan Desyca hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa... Vicki terus mendekatimu..."

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang