Di Balik Tirai

86 15 3
                                    

"Ku mohon. Jadilah Juliet!" Pinta Vicki lalu menarik tangan Desyca keluar ruangan.

"Tunggu... Apa maksudnya aku jadi Juliet?" Desyca menyentakkan tangannya yang di genggam Vicki.

"Begini... Hiyori saat ini sedang cedera. Dan kami harus cari pengganti yang pantas memerankan ini. Ku mohon, bantulah kami" Vicki menyatukan kedua telapak tangannya memohon agar Desyca mau membantunya.

"Hah? T-tunggu dulu!!! Aku tidak bisa!! Aku tidak tau naskahnya! Bahkan tak ada persiapan sama sekali!"

"Kumohon.. Hanya kau yang bisa memerankan sebagai Juliet"

Desyca diam, ia berfikir sejenak. "Lalu bagaimana waktu malam itu?" Vicki pun mengerutkan alisnya karena bingung.

"Kau sendiri yang bilang waktu itu, kalau kau mau menjauhiku" Vicki spontan tersentak.

"Jangan-jangan.... Dia terganggu karena ucapanku yang waktu itu..." Batin Vicki.

"Apa kau jadi membenciku karena aku-"

"Tidak! Aku sama sekali tidak membencimu. Waktu itu aku sama sekali tak berniat untuk mengatakan hal itu. Maaf jadi membuatmu terganggu akan hal itu" Vicki membungkukkan badannya. Desyca menghelas nafas yang lalu di sertai senyuman termanisnya.

"Begitu ya.. Syukurlah" Ucapnya lembut. Vicki pun menegakkan tubuhnya bersamaan dengan Desyca yang berjalan ke arah bekalangnya. Desyca pun menyandarkan punggunya ke punggung Vicki.

"Baiklah... Aku bersedia, Romeo" Ujar Desyca seraya memegang dadanya. Vicki pun terlihat sangat senang mendengarnya. "Hm. Oke!" Soraknya. Mereka pun segera ke gedung olahraga.

"AKU SUDAH MENEMUKAN JULIETNYA" Teriak Vicki dari pintu belakang panggung. Teman-temannya yang lain termasuk Pak Rama pun sangat lega. Satsuki langsung mengajak Desyca untuk mengganti kostum.

"Ini cepat baca naskahnya" Ujar Satsuki menyerahkan buku naskah pada Desyca.

"Oke"

"Pastikan kau bisa menghafalnya dengan cepat ya"

"Jangan khawatir. Aku akan menghafal garis besarnya"

Vicki duduk di kursi samping Hiyori. Menunggu perempuan mengganti kostum memang membuatnya sangat bosan.

"Syukurlah" Ujar Hiyori.

"Kalian bisa akrab lagi" Lanjutnya. Vicki pun tertegun menatap Hiyori. Ia lalu tersenyum. "Iya" jawabnya. Setelah 10 menit menunggu, akhirnya Desyca keluar dari ruang ganti dengan kostum yang sangat pas dan cocok di tubuhnya.

"Fiuhh... Untung pas" Satsuki menghelas nafas.

Rambut Desyca yang di biarkan terurai serta pita merah yang melingkar di rambutnya membuatnya terlihat sangat cantik. Vicki yang memandangi Desyca pun jadi terpesona. Wajah Vicki menjadi ngeblush.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Desyca mulai salah tingkah.

"Tidak... Kau terlihat cantik" Vicki memujinya secara tidak sadar. Desyca sangat gugup, hingga pipinya memerah.

"Hmm. Sial kenapa aku jadi senang dengan pujiannya" Desyca menepuk-nepuk kedua pipinya karena tersipu. "Lho? Kenapa perasaan ini...?" Batin Desyca lagi.

"Semua, bersiap-siaplah 2 menit lagi tirai akan di buka untuk pementasan kita" Ujar Pak Rama, ia pun memerintahkan semua kru dan pemain drama berkumpul.

"Anak-anak, berikan yang terbaik untuk mereka semua. Semoga berhasil" Pak Rama mengulurkan tangannya yang di susul dengan yang lainnya hingga tangan mereka bersatu. Mereka pun mengayunkan ke atas dengan sorakan yang bersemangat.

Love StoryWhere stories live. Discover now