Ketemu Bi Yem = Ketemu Jodoh - 2

3.4K 72 0
                                    

"Bi Yeeeemm!!!" teriakku sambil berlari menghampirinya lalu menubruknya dengan kencang.

Dengan penuh semangat lenganku memeluk tubuh tambun Bi Yem, yang baru saja menutup tong sampah.

"Non Karin!!! Kok bisa sampe ke sini? Naik apa? Aduuh non, bibi bau, bibi keringetan, jangan peluk-peluk bibi kayak gini atuh..." cerosos Bi Yem sambil berusaha melepaskan pelukanku.

"Emang bibi gak kangen sama Karin?" aku mengerucutkan bibirku sedih.

"Bukan gitu non, bibi juga kangen banget sama non, tapi jangan sekarang atuh peluknya, ntar di dalem aja, bibi mandi dulu ya"

"Hehe iya deh bi....."

"Ayo masuk, mumpung majikan bibi belum pulang" Bi Yem menggandeng lenganku memasuki sebuah rumah besar dengan gerbang kayu yang rapat dan tinggi.

"Bi Yem! Itu neng geulis saha atuh?" teriak seorang pria yang duduk di pos satpam di pinggir pagar.

"Ini teh ekhm--" bibi bingung mau menjawab.

"Saya Karin mang, ponakannya Bi Yem!!" jawabku asal sambil mengedipkan sebelah mata ke Bi Yem.

"Ekh-ehm i-iya, ini ponakan bibi, awas ya kalau mang Mail goda-godain!!"

"Aduuh, gak berani atuh..." kekeh mang Mail sambil tersenyum sopan ke arahku.

"Mari mang..." ucapku sambil membalas senyum mang Mail lalu mengikuti langkah kaki Bi Yem.

***

"Non Karin kok kurusan sih, jarang makan ya non?" tanya Bi Yem sambil meletakan potongan brownies kukus buatannya di piring kecil di hadapanku.

Ini adalah potongan brownies ke -5 yang akan kulahap.

Semakin lama aku di sini, bisa-bisa satu loyang brownies kukus pindah ke dalam perutku.

"Iya nih Bi, Karin jarang makan, habisnya gak ada makanan seenak masakan bibi..."

"Non Karin harus makan yang banyak, makan yang teratur biar gak sakit, ntar kalau maagnya kambuh gimana atuh? Siapa yang mau ngurusin? Nanti bibi jadi kepikiran..."

"Iya deh, nanti Karin makan yang teratur"

"Beneran ya non, bibi tuh selalu kepikiran sama non..." ucap bibi dengan suara serak menahan isakan.

"Makasih ya bi.... Bibi gak usah mikir yang macem-macem, Karin kan udah gede, Karin akan coba untuk jaga diri Karin sendiri...." ucapku berusaha menenangkan Bi Yem yang mulai berkaca-kaca.

Bi Yem mengangguk sambil menghapus air mata dari pipinya.

"Udah ah bi, jangan bikin Karin jadi ikut sedih. Karin ke sini kan bukan buat nangis-nangisan, Karin ke sini kan karena Karin kangen sama Bibi..."

"Iyaa..iya...maafin bibi ya, bibi terlalu seneng ketemu lagi sama non Karin"

"Karin juga seneng banget ketemu sama bibi"

***

3 jam berlalu begitu saja, rasanya waktu berjalan cepat sekali ketika kita merasa bahagia.

Melepas rindu bersama Bi Yem, sungguh membuatku bahagia, membuatku kembali merasakan kehangatan keluarga. Kembali merasakan senyum merekah di bibirku, aku bisa merasakan kembali tawa renyah dari mulutku sambil memegangi perut ketika bibi menceritakan pengalaman lucunya.

Sungguh, aku merasa seperti di rumah.

Ngomong-ngomong soal rumah...

"Non bentar lagi majikan bibi pulang, bibi harus nyiapin makan malam. Non mau pulang sekarang apa gimana?"

CERPENWhere stories live. Discover now