Shesil - 2

98 6 0
                                    

"Sil, semalem gue udah cek nih laporan keuangan bulan ini, sales drop 37%, kenapa ya?"

"Yaiyalah turun, ada café baru tuh di blok sebelah sana, promo diskonnya gila-gilaan, menunya banyak, dan ada live musicnya tiap hari, kekinian banget, gak kayak café lo ini yang jadul, sepiii, sunyi, senyaaap dan honestly gak jarang gue malah ngantuk tau di sini, enaknya buat bobo"

"Diih biarin aja, café café gue suka-suka gue..."

"Lhaaaa, tadi nanya kenapa, giliran gue kasih analisa begitu, dia sewot, deuh serba salah gue ama Bu Bos yang satu ini"

"Lo kan tau Sil, konsep café gue ini emang kayak gini, old style, gue gak suka café yang terlalu heboh, music yang berisik, gak nyaman..."

"Itu kan menurut elo, menurut anak jaman now, lebih asik nongkrong di café yang ada live musicnya, bisa request lagu, bisa ikutan naik ke panggung, keren buat feed sosmed mereka...."

"Kalau mau dengerin musik kan bisa di rumah aja atau di mana kek, kalau mau nyanyi-nyanyi ya ke karaoke aja, ke café dengan live music yang kenceng-kenceng gitu apa enaknya, gak nyaman buat ngobrol, buat curhat, ngomongnya kudu kenceng-kenceng. Kalau di sini tuh, nyaman untuk curhat, ngobrol, baca buku, sengaja tuh gue bikin rak-rak penuh buku, siapa aja boleh pinjem, ada mainannya juga, congklak, ludo, scrabble, puzzle, nyaman buat semua usia, mau mewarnai juga ada, ya kan?"

"Baca buku kan bisa di perpus Bu, main game sekarang pada di hape..."

"Kalau di perpus tuh gak boleh sambil makan dan gak boleh ngobrol, kalau di sini kan boleh, dengerin lagunya pakai head set aja, kan gak semua orang suka dengan musik yang diputerin. Jangan keseringan main game di hape, kasian matanya"

"Ya,, ya,, yaa.... Gue paham gue paham.... Tapii di sana menunya banyak"

"Menu banyak tapi enak gak? Kalau cuma menarik buat difoto doank tapi gak enak dimakan sih namanya mubazir."

"Yaaa mana gue tau, orang gue belom nyobain ke sana."

"Gih lo cobain ke sana, trus kasih reviewnya ke gue, sekalian tuh ajak Nunu"

"Haah ngapain ajak Nunu, jatohin pasaran gue aja, ntar kalau ada yang bisa digebet gimana?"

"Ya bilang aja lo gak kenal hahahaha. Lagian Nunu chef andalan gue, dia harus ikut lah, mau kan Nu pergi sama Shesil? Istri lo gak cemburu kan sama Shesil?"

"Hahaha enggaklaah, siaaap 86" sahut Nunu yang tiba-tiba muncul dari dapur membawa roti bakar coklat untuk Shesil. "Lihat deh roti bakar ini, sederhana tapi bisa bikin perut happy, harga terjangkau, gak perlu ditinggi-tinggiin yang dibumbui diskon gede, toh endingnya tetep aja harga pasarannya segitu. Dan, buat apa kebanyakan menu, padahal yang pesen menu itu sedikit, malah ribet harus nyetok banyak variasi bahan, gak ada yang minat akhirnya kebuang, mending fokus sama menu-menu andalan yang pastinya selalu ready stock untuk pelanggan"

"Betul kata Nunu, duluu gue pernah ke sebuah resto, menunya banyaak banget, gambarnya cakep-cakep, tapi pas gue pesen ini eh kosong, itu gak ada, yang ini udah habis, lhaaa adanya apa? Akhirnya disebutin aja deh yang ready apa, kecewa kan pelanggan...."

"Yaudah jadinya kapan nih gue perginya sama Nunu?"

"Ehh bentar Sil, ada telpon", lanjutnya "Hallo"

"Hai, lagi di café gak?" suara di seberang sana.

"Iya gue di café, ada apa?"

"Gue baru selesai sidang nih, hari ini gue resmi jadi Duda"

"Lhaaa trus apa hubungannya sama gue, gue musti turut berduka cita atau bersuka cita nih buat status baru lo jadi 'duren'?!"

"Gak ada hubungannya sih, tapi kan cuma lo doank tempat curhat gue, tunggu ya bentar lagi gue nyampe"

"Oke lah"

"Siapa yang jadi 'duren'?" tanya Shesil.

"Deuuh 'duren' aja, kepo!"

"Dih siapa?"

"Si Abel"

"Ab-bel, temen lo yang KDRT itu?"

"Yoyoi"

"Tuh kan endingnya cerai juga"

"Hush, kan kita kan gak tau cerainya karena KDRT atau ada masalah yang lain."

"Ya sih...."

"Eh, jadinya kapan lo mau pergi sama Nunu, malem ini juga gak papa gih sana"

"Duh, jangan hari ini, gue dah janji mau jemput Reva pulang dari rumah sakit"

"Reva? Reva temen lo yang..."

"Iyaa"

"Kenapa lagi dia?"

"Biasalah ntar gue ceritain, gue cabut dulu ya!"

CERPENWhere stories live. Discover now