Pilihan - 2

61 3 0
                                    

"Ini buat bayar billnya" Ismail menyodorkan beberapa lembar uang ke Emma ketika berpapasan di tempat cuci tangan. 2 tahun yang lalu mereka pernah kerja di tempat yang sama.

"Sip, thank you Pak"

"Oia, sudah hampir jam 10, yuk balik, gak enak ntar Mbak Hana dicariin suaminya"

"Ada suaminya pun dia gak pernah dicariin kok Pak, orang dari dulu suaminya asik sendiri. Apalagi sekarang mereka udah pisah"

"Pisah?" Ismail kaget.

"Iya, udah hampir setahun ini. Emang Bapak gak tau?"

"Enggak. Kita kan emang gak pernah bahas yang sifatnya pribadi banget."

"Pernah, waktu itu pas kapan ya, ehm-" Emma berusaha mengingat-ingat. "Oh, pas waktu itu Pak Ken sempet mau nyomblangin Hana ke temennya, tapi Hana gak mau, waktu itu Bapak gak dateng karena dinas ke Singapore, inget gak?"

"Oh iya, waktu itu saya gak dateng. Boleh tau gak, pisahnya kenapa?"

"Hhm, duluu,mereka itu nikahnya dijodohin, orang tua mereka sahabat baik, Hana sih nurut aja, apalagi cowoknya ganteng, tajir, tapi suaminya yaa cuma sekedar nyenengin orang tuanya, gak perhatian, malah asik sendiri, trus akhirnya pergi dengan perempuan lain, padahal Hana juga cantik, mereka serasi sebenarnya... "

"Ow gitu"

"Iya, begitu ceritanya... Yaudah yuk aku ke kasir dulu ya" Emma berbelok ke kasir sementara Ismail kembali bergabung ke meja di teras.

******

Sudah lewat tengah malam tapi mata Ismail masih belum bisa terpejam.
Apa benar Hana?
Pertanyaan itu terus saja hilir mudik di pikirannya. Hingga akhirnya dia tertidur dan bermimpi bertemu dengan almarhumah istrinya, mimpi yang singkat namun penuh makna sebagai jawaban atas kegelisahannnya, di dalam mimpinya almarhumah tersenyum manis lalu mengangguk ke arahnya sambil menggandeng seorang perempuan yang jelas sekali bahwa itu Hana.

******

Sekilas Hana melirik ponselmya ketika pagi-pagi sudah ada pesan masuk :

Smile : Hari ini pulang kerja Mbak Hana ada waktu gak?"
Hana : Ada
Hana : Emang ada apa Pak?
Smile : Ada yang mau saya diskusikan, boleh?
Hana : Boleh, perlu ajak Mbak Emma dan yang lainnya gak?
Smile : Gak usah, kali ini cukup kita berdua aja, boleh kan?
Hana : Iya boleh
Simle : Oke, kalau gitu nanti jam 18.30an di tempat biasa ya
Hana : Oke sip

Kok tumben ya, mau diskusi tentang apa ya, kayaknya serius banget, pikir Hana sambil melanjutkan pekerjaannya.

Apa perlu aku tanya dulu tentang apa, ah gak usah lah.... lihat ntar aja, Hana mengurungkan niatnya untuk kembali mengirim chat ke Ismail.

*****

"Mbak Hana udah lama?" sapa Ismail begitu sampai di tempat biasa mereka berkumpul.

"Gak kok, ini juga baru nyampe, baru aja pesen minum, oia aku pesenin lemon tea kayak biasanya"

"Iya, makasih"

"Jadi, ada apa? apa yang mau didiskusikan, kayaknya penting banget?" tembak Hana langsung begitu Ismail duduk di depannya.

"Eh sebentar Zahwa telpon", ucap Ismail sambil mengangkat ponselnya yang bergetar-getar. "Assalamualaikum, ada apa kak?"

"Walaikum salam, Ayah pulang jam berapa?" suara Zahwa di ujung sana.

"Nanti agak maleman ya, ayah lagi ketemu Tante Hana dulu sebentar, emang ada apa?"

"Oh, ciee, Ayah lagi pacaran ya?" ledek Zahwa terkekeh, "Zahwa cuma mau ngingetin jangan lupa beliin donatnya ya Ayah"

CERPENWhere stories live. Discover now