Pilihan - 1

149 2 0
                                    

Jumat malam yang cerah...

"Hai semuaa, duuh maaf telat, baru bisa kabur dari kantor nih, kalian masih lama kan? Belum mau bubar kan?" Emma datang dengan nafas masih memburu lalu menghempaskan dirinya di sofa di sebelah Leon.

"Sebenernya sih udah mau bubar, tinggal bayar bill-nya aja, eh Mbak Emma dateng yaudah pas banget deh, tinggal bayarin hahahha" sorak Ken.

"Kalau urusan bayar tuh harusnya bukan saya tapi Pak Smile, eeh ngomong-ngomong mana Pak Smile? Belum datang kah?"

"Pak Smile gak bisa ikut, lagi jagain istrinya di rumah sakit" sahut Maryam yang kerja sekantor dengan Ismail.

"Oh- istrinya sakit apa?" tanya Hana.

"Pak Smile gak pernah cerita detail sih ke kita-kita, tapi kayaknya parah ya Bu Maryam, kemarin saya sempet lihat statusnya Pak Smile" timpal Rani, staff-nya Ismail.

"Yaa sih, kayaknya memang sudah parah sakitnya, sudah pengobatan berkali-kali tapi sepertinya memang sulit disembuhkan, maaf, saya gak bisa cerita banyak, kita doakan saja yang terbaik"

"Aamiin....." serempak mereka menjawab.

****

"Mas, hpnya bunyi-bunyi tuh dari tadi, kayaknya banyak wa yang masuk"

"Oh, biarin aja, paling temen-temen lagi pada ngumpul"

"Kok kamu gak bilang kalau ada acara ngumpul sama mereka, kan bisa Asna aja yang nemenin aku"

"Gak papa, lagian kapan-kapan juga bisa kumpul sama mereka. Saat ini, jagaain kamu itu lebih penting daripada ketemuan sama mereka"

"Makasih ya Mas, oia, sini deh Mas, aku pengen ngomong sesuatu"

"Sesuatu apa? Kayaknya serius banget?" sambil mengerutkan kening, Ismail menatap wajah istrinya yang terbaring lemah.

"Nanti, kalau aku sudah gak ada, kamu langsung cari pendamping lagi ya..."

"Hahaha katanya mau ngomong serius kok malah becanda sih?!"

"Iihh aku seriuuuss...."

"Udah deh gak usah becanda, udah malem mending cepetan tidur yuk"

"Mas! Aku serius aku gak becanda, dengerin dulu doonk"

"Yaudah yaudah.... aku dengerin.... apa tadi?"

"Mas dengerin yaa, aku gak tau sampai kapan bisa bertahan, dan entah kapan aku akan pergi, semakin hari aku semakin merasa waktunya semakin dekat, dan aku khawatir gak keburu nyampein ini ke Mas..."

"Kamu akan sembuh, kan kamu udah janji mau nemenin aku sampai selamanya kan? Sampai anak-anak kita besar nanti, melihat mereka wisuda, menikah, trus kita punya cucu yang banyak"

"Ma-aaf, aku gak bisa, aku udah gak sanggup lagi Mas.... Satu pesan aku buat Mas, Mas harus segera menikah setelah aku pergi, demi Mas sendiri juga demi anak-anak kita, mereka masih kecil dan butuh perhatian seorang Ibu"

"Kan kamu ibunya, yang akan selalu ada buat mereka dan juga aku"

"Mas...."

"Ya..."

"Janji ya, Mas akan menuruti permintaanku ini, segeralah menikah, ya?"

"Hahaha nikah sama siapa? Gak ada perempuan lain yang bisa gantiin kamu sayaang..."

"Ada, nanti aku tunjukin siapa yang pantas jadi pengganti aku. Dia orang yang sudah Mas kenal selama ini."

"Oh ya?! Siapa? Temen kantor? Temen kuliah? Tetangga? Siapa? Mana ada?"

CERPENWhere stories live. Discover now