Mak Comblang - 4

282 13 2
                                    

"Hei, gimana kondisi lo, sudah baikan?" tiba-tiba Mbak El datang menjengukku di rumah sakit.

"Hei Mbak Eeeelll, sama siapa?"

"Sama Papanya anak-anak, mereka nungguin gue di bawah"

"Yaelah pakai repot-repot nengokin segala, gue gak papa kok Mbak El"

"Habisnya lo bikin gue panik saja kemaren, pakai acara pingsan segala dehidrasi"

"Hehehe maaf deh, habisnya gue juga gak tau kenapa kemarin tiba-tiba perut gue sakit terus muntah-muntah gak berhenti-berhenti, diisi air putih juga muntah, hadeuuh"

"Terus gimana sekarang, apa kata dokter?"

"Hhm katanya sih gue salah makan, kayaknya gara-gara kemarin pagi gue nitip bubur sumsum biji salak sama si Sari, terus jam 11an baru gue makan, padahal biasanya gak papa gue simpen di kulkas, eeh gak tau kemarin kenapa kok jadi begini. Sekarang sudah baikan kok, ini gue lagi siap-siap mau pulang, lagi nunggu suster bantuin ngurus administrasi dan ijin pulang"

"Yakin lo sudah gak papa?"

"Iyaa, cuma kayak gini doank mah, gak perlu lama-lama di sini, semaleman diinfus juga sudah sembuh, lihat kan gue sudah seger gini"

"Lo mau pulang sama siapa?"

"Naik taxi banyak, kenapa memang?"

"Iyaa sorry, gue gak bisa nganterin lo pulang gue sudah janji sama anak-anak mau main ke timezone"

"Iyaaa gak papa, tenang ajaaa"

"Ethan gak jemput lo? Lo gak ngabarin Ethan?"

Aku menggeleng.

"Oh iyaa yaa gue lupa, lo masih berantem ya sama dia hhmm, sama cowok lo itu, si Dion, lo juga masih berantem?"

Aku mengangguk sambil menghela nafas, "Udahlah biarin saja, ntar juga gue sama Ethan baik dengan sendirinya"

"Lo udah coba hubungin Dion untuk jelasin"

Aku menggeleng, "Sudah ah gak sudah dibahas, don't worry 'bout me, I am okay" kataku meyakinkan Mbak El yang tampak khawatir dengan kondisiku. Dia satu-satunya teman dekat di kantor yang sudah seperti kakakku sendiri, kakak perempuan lebih tepatnya.

"Yaudah gue balik dulu ya, ini anak-anak sudah gak sabaran, ntar kabarin ya kalau sudah sampai rumah".

"Iyaaa Mbak El, gih sana pulang, kasian anak-anak" kataku sambil membalas pelukannya.

Mbak El tampak ragu akan meninggalkanku, tapi kugerakkan tanganku seolah-olah mengusirnya hush hush.. untuk segera meninggalkan kamarku.

"Oia, jaga kesehatan!" Mbak El menghentikan langkahnya sebelum meraih gagang pintu dan kembali menatapku yang masih duduk manis di atas brankar, "Minggu depan lo sudah harus berangkat business trip, gimana, semua sudah disiapin belum?"sepertinya Mbak El masih belum selesai dengan urusannya denganku, bisa lama ini kalau begini, bisa jadi dia duduk lagi dan menceramahiku panjang kali lebar kali tinggi, gawat.

"Sippo, beres, semua sudah siap!!" kataku mantap sambil mengacungkan kedua jempolku, "Sudah Mbak El, gih sana cepetan pulang!"untung saja nada dering dari ponsel Mbak El benar-benar membuat dia pergi meninggalkanku sendiri. Kulambaikan tanganku pada Mbak El yang membuka pintu kamar sambil mengangkat telpon dari suaminya.

Sepertinya suster masih lama mengurus administrasi, kututup korden dan kembali merebahkan tubuhku ketika terdengar pintu kamar terbuka, tampak suara gaduh, sepertinya ada pasien baru yang akan menghuni brankar kosong di dekat jendela, aku bisa dengan jelas mendengar suara mereka.

CERPENWhere stories live. Discover now