Pilihan - 4

57 4 0
                                    

"Sudah sampe mana? Aku baru berangkat" suara Hana di ujung sana.

"Khalid tiba-tiba agak demam, ini mau aku bawa ke dokter dulu sebentar deket kok dari rumah"

"Oh kalau emamg gak bisa ditinggal gak papa aku bisa kok sendiri. Kamu jagain Khalid aja"

"Gak papa, cuma sebentar kok, tunggu sampai aku datang ya, jangan pergi sebelum aku dateng"

"Iyaa"

*****

"Suaminya belum dateng juga mbak?" Tanya seorang ibu yang duduk di sebelahku di ruang tunggu.

"Belum, masih di jalan"

"Ditelpon aja mbak udah sampe mana" saran sang Ibu melihat aku yang tampak gelisah.

"Iya gak papa Bu saya tunggu aja sampe dateng"

"Yaudah kalau gitu saya duluan ya mbak, takut ketinggalan"

"Iya Bu, silahkan"

Hana merenung sambil menunggu Ismail datang, sekarang kan dia Ibunya Khalid juga, seharusnya dia ada di sana saat Khalid membutuhkannya, tapi... dia juga gak bisa tiba-tiba membatalkan perjalanan ini.

*****

Hana berjalan ke luar toilet sambil mengaduk isi tasnya untuk mengeluarkan ponselnya, yang sedari tadi berbunyi tapi dia sedang nanggung di toilet.

Ada 10 missed call!!!

Apa terjadi sesuatu dengan Khalid atau suaminya?

Hana hendak menelpon balik ketika tiba-tiba seseorang langsung menubruk dan memeluknya erat hingga membuatnya sesak.

"Maaf aku baru selesai dari toilet tadi susah mau angkat telpon, Khalid gak papa kan?" Lirihnya masih dalam pelukan Ismail.

"Khalid gak papa, dia cuma demam tumbuh gigi, seharusnya gak dibawa ke dokter juga gak papa, masih ada stock obatnya di rumah. Alhamdullilah kamu baik-baik aja, aku sempet khawatir dan kepikiran yang engga-engga. Kupikir kamu udah berangkat sendirian"

"Kan tadi katanya suruh nunggu sampe dateng yaudah aku tunggu, kupikir nanti beli tiket lagi aja kalau ketinggalan pesawat, tiket yang dari kantor hangus gak papa"

"Iyaaa lebih baik kehilangan tiket daripada kehilangan kamu"

"Hhmm?"

"Kamu belum lihat berita?"

Hana menggeleng lalu berusaha melihat sekitar dari balik punggug Ismail, papan informasi dan televisi yang terpasang di dinding menampilkan berita pesawat yang seharusnya mereka tumpangi jatuh beberapa menit setelah lepas landas, menyadari kenyataan itu, Hana bergidik ngeri lalu terlintas wajah sang ibu yang tadi duduk di sebelahnya. Reflect Hana melingkarkan lengannya membalas pelukan Ismail yang sejak tadi belum dilepasnya.

*****

"Ha-na? Sedang apa di sini?"

"Bukan urusan kamu"

"Hana, tunggu, aku mau minta maaf sama kamu" Reno berusaha menahan lengan Hana.

"Jang-an sentuh aku" Hana berusaha menghindar.

"Oke-oke, aku cuma mau minta maaf selama ini aku udah banyak banget salah sama kamu. Perempuan sialan itu cuma mengincar hartaku ternyata. Aku sudah gak ada hubungan apa-apa lagi sama dia, gimana kalau kita rujuk kembali, demi Arka anak kita, kamu mau kan, kita mulai lagi dari awal, aku janji aku akan--"

"Aku gak peduli dan gak ada urusan apa-apa lagi diantara kita, jadi tolong minggir, aku buru-buru, udah ditungguin" Hana bergegas meninggalkan pria itu lalu menghampiri Ismail yang duduk di salah satu sofa di sudut lobby.

CERPENWo Geschichten leben. Entdecke jetzt