Part 6

4.7K 269 1
                                    

Cek in Mulmed cast for Keenan Imran Rahdatan.

Cocok gak sih???

Kalo ada yang mau ganti silakan comment aja.Author terbuka koq,malah butuh bangat nih

dan selalu dan tak lupa votement -nya di tunggu

Typo?maklumi aja yah

Happy Reading guys

Author POV

Revelyn turun dari ranjang,wajahnya masih terlihat mengantuk,kejadian beberapa malam yang lalu sudah terlupakan begitu saja.Dan hebatnya tak ada satupun yang menyadari jika sudah terjadi sesuatu.Ardi dan Arda telah mengurus semua dan para orang tua tidak tahu apapun.Gadis itu telah selesai membersihkan dirinya,ia menatap pantulan wajahnya di cermin besar ,tanpa senyuman tentunya.

"Hai Sayang....."sapa mamanya saat Revelyn duduk di kursi meja makan.

"Hai ma"sahut Revelyn datar.Sania menatap putrinya sambil tersenyum,sudah biasa dengan wajah datar itu selama bertahun-tahun.

"Pagi mama...."ucap Keenan lalu mengambil tempat duduk di dekat Revelyn.

"Pagi Kak....."Keenan tersenyum sambil mencium pipi Revelyn singkat.

"Pagi Keenan"sahut Revelyn datar.

"Habiskan sarapan kalian jangan sampai telat"ujar Sania.Ibrahim belum muncul juga,mereka tidak bertanya karena tahu kebiasaan papanya yang akan duduk sarapan saat jam 7 lewat.

Keenan di antar oleh supir sementara Revelyn pergi menggunakan angkot.

Revelyn tiba lebih cepat dari Keenan,ia berdiri di depan pintu gerbang memastikan Keenan menyebrang dengan selamat,ia melakukan itu dan menjadi kebiasaanya tanpa Keenan sadari.

Akhirnya Keenan tiba juga,Revelyn melihat sang adik tersenyum padanya,Keenan bergerak hendak menyebrang saat sebuah motor melaju dan menabrak Keenan di depan mata Revelyn.Gadis itu melihat si penabrak sempat menoleh bersamaan dengan sebuah batu mendarat di bahu kiri orang itu.Revelyn melemparinya meski ia tampak terkejut.

Akibatnya si pengendara kehilangan keseimbangan dan terjatuh.Revelyn berlari menghampiri orang itu dan menariknya paksa.Ia meminta Sopir membawa Keenan kerumah sakit dan ia akan mengurus si brengsek yang berani melarikan diri.

Bukk!

Satu pukulan mendarat di wajah pemuda itu,Revelyn membuka helmnya dengan paksa.

Bukkkk!!!

Revelyn kembali memukul dan mulai kehilangan kendali dan terus memukuli pemuda itu tanpa ampun.Murid-murid hanya bisa menonton tak ada yang berani melerai.Mereka takut jika menyentuh Revelyn akan mengalami nasib yang sama dengan pria itu.

"Cukup Revi!"teriak kepala sekolah sambil menarik tangan gadis itu menjauh dari pria yang sudah babak belur.Kepala sekolah adalah sahabat papanya,Pak Mulya menarik tangan gadis itu meski menatapnya tajam.

"Sudah cukup Revi,Keenan pasti tidak apa-apa dia akan baik-baik saja"kata Pak Mulya sambil melepaskan genggaman tangannya.Menatap iris coklat yang tampak marah dalam diam.

"Bapak juga bilang begitu saat Alysia di tabrak di depan mataku"kata Revelyn dengan tatapan sendu.

"Maafkan bapak Revi,bapak tidak ingin kamu malah membunuh pria itu"kata pak Mulya pelan.

"Aku akan melakukannya pak,jika terjadi sesuatu pada Keenan.Dan suatu saat aku akan menemukan orang yang telah membunuh Alysia"ucap Revelyn sambil bergegas pergi.Bukan ke kelas tapi kerumah sakit.

*********

Flash back

Dua orang gadis berjalan beriringan,yang satu memiliki iris coklat terang dan yang satu hitam pekat.Mereka adalah Revelyn dan Alysia dua sahabat kecil yang sangat akrab.Alysia satu-satunya orang yang bisa memahami Revelyn yang kaku dan dingin.

"Revi duluan saja,Ala (nama panggilan Alysia) mau beli snack dulu"kata Alysia pada Revelyn.

"Tidak,aku ikut saja"kata Revelyn menggeleng pelan

"Haha....jangan,Revi tunggu di gerbang saja.Ala tidak lama koq..."ucap Alysia ceria.

Catatan:Saat itu mereka baru kelas 7 SMP

Revelyn menurut dan bergegas menyebrang meninggalkan Alysia yang lantas berjalan ke arah warung di depan.Selesai membeli snack Alysia hendak menyebrang jalan sambil melempar senyum pada sahabatnya yang menunggu dengan tenang di depan gerbang sekolah.

Tapi,sebuah motor melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak Alysia di depan mata Revelyn.Revelyn syok!ia hanya menatap kosong pada si pengendara yang sempat menoleh.Revelyn mengingat wajahnya dengan jelas.Beberapa detik kemudian orang-orang berkumpul.

Pak Mulia memeluk tubuh Revelyn yang masih syok.

"Alysia pasti akan baik-baik saja"kata Pak Mulya pelan.

*flash back end.

Revelyn melangkah dengan setengah berlari.

"Mana Keenan?!"tanya Revelyn pada sopir keluarganya.

"Masih di ruang ICU"sahut si sopir sambil menunduk,lebih baik berbicara dengan pak Ibrahim dari pada putrinya.

"Sudah menelpon mama?"tanya Revelyn tanpa melepaskan tatapannya pada pintu ruang ICU.

"Sudah,dalam perjalanan kemari"sahut si sopir pelan.

"Brengsek!"dengus Revelyn sambil mondar-mandir.Meski tanpa ekspresi tapi tatapan matanya menyiratkan kecemasan.

Revelyn mengeluarkan handphonenya dan menghubungi Rasya.

"Kamu di mana?"tanya Revelyn tanpa embel-embel Kakak.

"ada di rumah,kenapa?"tanya Rasya dari seberang.

"Ke kantor polisi,dan bikin surat laporan untuk cowok brengsek itu!"ucap Revelyn dengan nada geram.

"cowok siapa Revi?"Rasya belum mengerti.

"Bisakah kau memakai otakmu Rasya?!Pergi ke kantor polisi di sana ada pak Mulya.Bereskan semuanya!"bentak Revelyn sambil mengacak rambutnya.

"Apa yang terjadi Revi,ada apa?"tanya Rasya kebingungan

"Kerjakan saja tugasmu"ucap Revelyn sambil menarik napas mencoba meredam emosinya sendiri.

Ia memutuskan hubungan telepon dan diam mematung.Si sopir hanya berdiri termangu di tempat tak berani berkata apapun.Nona mudanya pasti akan marah besar,dia tidak ingin menjadi korban dari amukan nona mudanya ini.

Pintu terbuka dan dokter agak terkejut melihat Revelyn yang berdiri didepan dengan wajah datar.

"Nona si......"

"Revelyn Amora Rahdatan,kakak pasien itu"

"Baiklah,apa orang tuamu sudah datang?ada yang ingin saya sampaikan mengenai kondisi pasien"

"Katakan saja Dokter,orang tuaku masih dalam perjalanan menuju kesini.Apa kau akan menunggu mereka sementara adikku seperti itu hhe!"bentak Revelyn membuat dokter itu terkesiap.

"Baik.Pasien membutuhkan donor darah"kata Dokter menatap iris coklat terang gadis itu.

"Ambil darahku,kami memiliki golongan darah yang sama"kata Revelyn datar

"Baiklah,ayo ikut ke dalam,saya akan memeriksa keadaan anda dulu"kata Dokter itu.

Revelyn masuk mengikuti langkah dokter itu meninggalkan si sopir yang lagi-lagi hanya bisa berdiam diri.

RevelynWhere stories live. Discover now