Part 14

4.1K 229 0
                                    

Author POV

Revelyn benar-benar menentang sang eyang.Ia masuk ke Universitas Harvard saat usianya 17 tahun.Seharusnya dia baru saja duduk di bangku kelas XII SMA.Tapi apa yang bisa dia katakan?ia benar-benar mempergunakan karunia yang Tuhan berikan kepadanya.

Sohalia semakin berang saat tahu jika Revelyn mulai bekerja sambil kuliah.Nyonya besar Rahdatan merasa harga dirinya di injak-injak oleh cucunya sendiri.

Perang antara Revelyn dan Sang Eyang berlangsung hingga bertahun-tahun.

Revelyn kembali ke Indonesia dengan membawa gelar sebagai lulusan terbaik dan malah bekerja di sebuah perusahaan besar dengan menduduki posisi sebagai direktur.Kenapa bisa,lagi-lagi ia menjadikan kecerdasannya,tanpa membawa nama Rahdatan.

Ibrahim tetap mendukung Revelyn.Meski telinganya harus tuli mendengar sumpah serapa sang ibu nyonya Sohalia Rahdatan.Revelyn mendapat gelar master saat usianya baru genap 22 tahun.

Dan apa kabar Shautca dan Sandra.Oh dua gadis itu kini menyandang status sebagai istri.

Tidak jangan berpikir mereka bebas dari tradisi,Sandra menikah dengan Ariel Amaltian dan Shautca di nikahkan dengan pengusaha muda bernama Bastian Abimanyu.

Arda dan Ardi mereka bebas memilih dengan siapa mereka menikah begitu pula Jiro dan Rasya.

Tinggal Revelyn yang masih membuat nyonya besar Sohalia uring-uringan.

Sohalia memakai berbagai macam cara untuk menundukkan Revelyn.Tapi selalu gagal....gadis itu tetap kokoh pada pendiriannya dan tak mau peduli meski sang eyang selalu mencari perkara dengannya.Ia mandiri dan kuat tanpa campur tangan Rahdatan.Ia hanya memakai namanya saja Revelyn Amora.

******

"Mana anak itu?mana dia?!"teriak Sohalia sambil mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru rumah Ibrahim.

"Aku disini Eyang"sahut Revelyn tenang.

Wow....lihatnya wanita anggun yang berdiri dengan stelan kantor yang rapi.Menatap wajah Sohalia tanpa rasa canggung sedikitpun.Sebenarnya Revelyn tinggal di Apartemen pribadinya yang mewah tapi ia sedang datang mengunjungi keluarga kecilnya.Ia merindukan sosok Keenan yang sudah beranjak dewasa.Hhu Keenan sangat tampan....dan tetap saja masih suka ribut dengan segala macam ocehannya.

"Ho!kau disini rupanya?!"cibir Sohalia sinis.

Ia mendekati Revelyn menarik tangan cucunya dengan kasar dan mendorongnya ke lantai.

"Kau tahu!keluarga kita dalam kesusahan!tapi kau malah enak-enakan di luar sana!"bentak Sohalia

Revelyn berdiri dengan sikap tenang dan tersenyum tipis.

"Aku bisa membantu,tidak perlu sungkan eyang"kata Revelyn santai.

"Diam kamu!kamu pikir aku ingin uangmu hha?"Sohalia melotot garang

"Lalu apa?apa eyang ingin aku menikah dengan pria pilihan eyang,begitu?"tanya Revelyn dengan tersenyum kecut.

"Pertama eyang bukan Tuhan.Kedua eyang itu diktator,ketiga eyang tidak berhak mengatur kehidupan orang lain dan ke empat aku bukan boneka eyang untuk meningkatkan pamor keluarga Rahdatan"ujar Revelyn dengan wajah kakunya.

"Apa eyang belum puas hmmm?"

"Ckckck....aku sudah bilang berkali-kali pada Eyang untuk berhenti bermain-main denganku.Aku bahkan bisa meski tanpa membawa nama Rahdatan di belakang namaku.Keluarga ini hanya sebagian kecil dari keluarga terpandang di dunia ini....ck bahkan keluarga kerajaan Inggris masih lebih manusiawi dari pada tradisi perjodohan yang sudah kuno itu!"

Sohalia membelalakan matanya tak percaya.Cucunya ini membuatnya marah.

"Nama,kedudukan,pangkat dan apalah gak bakalan di bawa mati Eyang...."

"Tutup mulut mu Revi!"bentak Sohalia emosi

"Papa...."Revelyn melihat ayahnya datang

"Aku pamit pulang dulu.Oh yah....aku sarankan papa membawa eyang untuk memeriksa sarafnya ke dokter.Siapa tahu ada saraf yang putus"ejek Revelyn sambil berlalu.

"Kurang ajar tidak tahu sopan santun!"maki Sohalia

"Dia mau pamit kemana?"

"Kerumahnya"sahut Ibrahim sambil tersenyum lebar.

"Rumahnya kan disini"kata Sohalia bingung.

"Ini rumahku ibu,Revi sudah memiliki rumah sendiri tanpa campur tangan seorang suami.Sekarang ia sudah memiliki mobil sendiri dan tabungan yang banyak.Dia perempuan yang bekerja di kantor tapi mengurusi istananya sendiri tanpa pembantu sama sekali"ujar Ibrahim membuat Sohalia melotot.

"Sekali-sekali ibu pergi bertandang ke rumahnya"kata Ibrahim sambil mengambil tempat di salah satu kursi.

"Aku percaya pada putriku dan akan mendukungnya.Ia membuktikan apa yang ia yakini dan terbukti benar.Apa yang salah dengan wanita yang bekerja ibu?"Ibrahim menatap sang ibu dengan tatapan tenang.

"Ibrahim....kita butuh banyak uang untuk pengobatan ayahmu.Dan....Ariel.....juga Bastian sudah cukup membantu"ujar Sohalia kalut.

"Ibu terlalu sombong untuk mengakui.Revi tidak akan menolak untuk membantu pengobatan eyangnya sendiri"ujar Ibrahim.

"Bukan begitu Nak,tapi ayahmu punya hutang budi pada keluarga Tritan"kata Sohalia

"Maksud ibu?"tanya Ibrahim curiga

"Ayahmu dan ibu pernah meminjam uang yang cukup banyak dari keluarga mereka dan kau tahu kita belum bisa melunasi pinjaman itu sampai sekarang.Dan keluarga Tritan tidak ingin ayahmu membayar semua itu.Mereka hanya ingin agar kita menjadi satu keluarga.Kau tahu nak....keluarga Tritan ingin mengikat persaudaraan melalui pernikahan.Masalahnya adalah mereka tidak memiliki anak perempuan jadi ayahmu memutuskan untuk menjodohkan salah satu cucunya dengan anak mereka.Tapi cucu perempuan yang tersisa hanya Revelyn.Sementara yang lain masih kecil-kecil.Ibrahim tolong bantu keluarga kita"ujar Sohalia panjang lebar.

Revelyn mematung di depan pintu masuk.Apa yang baru saja ia dengar itu benar?apa iya?

RevelynKde žijí příběhy. Začni objevovat